Ruang lingkup dan Keterbatasan Penelitian
pembangunan manusia yang dilihat dari IPM. Selain itu, variabel lama pendidikan sekolah perempuan juga berpengaruh signifikan. Sedangkan indeks Gini, rasio
migas dan variabel boneka konflik tidak signifikan pengaruhnya terhadap IPM Ranis 2004, dalam penelitiannya menemukan bahwa pembangunan
manusia merupakan prasyarat untuk pembangunan ekonomi yang berkelanjutan, kebijakan pemerintah dan pendanaan publik mungkin perlu ditingkatkan. Negara
dalam ambang batas pembangunan manusia apabila suatu bangsa yang terjebak siklus perangkap kemiskinan. Rendahnya pembangunan manusia mungkin perlu
target pemerintah dalam menginvestasikan untuk memenuhi biaya perbaikan pembangunan manusia. Investasi ini meliputi biaya tetap sekolah, rumah sakit,
dan yang diperlukan perbaikan pemerintahan untuk secara efektif melaksanakan proyek investasi tersebut.
Ramires, et. al 2000, dalam kajiannya tentang hubungan pertumbuhan ekonomi dan pembangunan manusia, menggunakan dua model yaitu: 1
pertumbuhan ekonomi untuk pembangunan manusia, 2 pembangunan manusia terhadap pertumbuhan ekonomi. Berbagai hubungan di masing-masing model,
beserta tinjauan dari beberapa materi yang ada. Ramires menggunakan data lintas- negara untuk periode 1970-1992. Hasil yang diperoleh bahwa ada hubungan
positif yang kuat di kedua arah dan bahwa pengeluaran publik untuk pelayanan sosial dan pendidikan perempuan menentukan kekuatan hubungan antara
pertumbuhan ekonomi terhadap pembangunan manusia, sementara tingkat investasi dan distribusi pendapatan berhubungan signifikan dalam menentukan
kekuatan antara pembangunan manusia terhadap pertumbuhan ekonomi. Hasil-hasil studi empiris di berbagai negara termasuk juga di Indonesia,
menunjukkan adanya keterkaitan antara pembangunan SDM dan pembangunan ekonomi, adapun faktor faktor yang mempengaruhi pembangunan SDM sudah mulai
diungkap satu persatu.