Perkembangan Perekonomian DINAMIKA PEMBANGUNAN SDM DI PROVINSI BANTEN

tinggi rata-rata lama sekolahnya pada tahun 2009 adalah Kota Tangerang yang mencapai 9,95 tahun. Sedangkan KabupatenKota terendah adalah Kabupaten Lebak yang mencapai 6,22 tahun. Berdasarkan kedua indikator pendidikan diatas, maka indeks pendidikan pada tahun 2009 Provinsi Banten mencapai 82,08, angka ini meningkat dibandingkan tahun 2008 yang mencapai 81,73. Unsur dasar pembangunan manusia lainnya yang diakui secara luas adalah daya beli masyarakat. Komponen ini mempunyai hubungan langsung maupun tidak langsung dengan beberapa variabel seperti keterampilan, kesempatan kerja dan pendapatan. Pengukuran komponen daya beli didekati dengan besarnya konsumsi perkapita yang telah disesuaikan. Pemakaian variabel konsumsi riil dimaksudkan untuk mengeliminir perbedaan dan perubahan harga inflasi yang terjadi, sehingga angka yang dihasilkan dapat dibandingkan antar daerah dan antar waktu. 59 60 61 62 63 64 65 66 Kab Pandeglang Kab Lebak Kab Tangerang Kab Serang Kota Tangerang Kota Cilegon Banten 2008 2009 Sumber: BPS, 2009 Gambar 16. Indeks Daya Beli menurut KabupatenKota di Banten, Tahun 2008-2009 Daya beli masyarakat dapat menggambarkan tingkat kemampuan masyarakat untuk membeli barang-barang yang dibutuhkan baik makanan maupun non makanan. Tapi angka ini bukan merupakan bukan angka riil pada tahun berjalan, melainkan pada tahun dasar penghitungan awal angka IPM yaitu pada tahun 1996. Tahun 2009 daya beli masyarakat meningkat 0,34 persen yaitu dari 625,52 ribu pada tahun 2008 menjadi 627,63 ribu pada tahun 2009. Ini berarti ada peningkatan daya beli masyarakat Banten namun masih cukup rendah. Sehingga diperlukan upaya-upaya pemerintah untuk meningkatkan daya beli masyarakat sehingga akan berdampak pada kesejahteraan masyarakat itu sendiri. KabupatenKota paling tinggi daya beli masyarakatnya pada tahun 2009 adalah Kota Cilegon. Sedangkan KabupatenKota paling rendah adalah Kabupaten Lebak. Nilai indeks daya beli Provinsi Banten pada tahun 2009 mencapai 61,85 meningkat dari tahun 2008 yang mencapai 61,36 Tabel 12. Tabel 12. Daya Beli dan Indeksnya Menurut KabupatenKota di Banten, Tahun 2008-2009 KabupatenKota Daya Beli Indeks 2008 2009 2008 2009 Kab. Pandeglang 624,33 625,06 61,09 61,25 Kab. Lebak 625,08 627,49 61,26 61,82 Kab. Tangerang 631,19 632,77 62,67 63,04 Kab. Serang 628,50 630,08 62,05 62,42 Kota Tangerang 639,44 640,27 64,58 64,77 Kota Cilegon 641,75 641,88 65,11 65,14 Banten 625,52 627,63 61,36 61,85 Sumber: BPS, 2009 Angka IPM suatu daerah memperlihatkan jarak yang harus ditempuh untuk mencapai nilai ideal 100. Angka ini dapat diperbandingkan antar daerah di Indonesia. Tantangan bagi semua daerah adalah bagaimana menemukan cara yang tepat, dalam hal ini program pembangunan yang diterapkan masing-masing daerah. Tabel 13. IPM dan Rangking IPM Menurut KabupatenKota di Banten, Tahun 2008-2009 KabupatenKota IPM Peringkat 2008 2009 2008 2009 Kab. Pandeglang 67,75 67,99 5 5 Kab. Lebak 67,11 67,45 6 6 Kab. Tangerang 71,14 71,45 3 3 Kab. Serang 67,80 68,27 4 4 Kota Tangerang 74,70 74,89 2 2 Kota Cilegon 74,94 74,99 1 1 Banten 69,70 70,06 23 23 Sumber: BPS, 2009 Nilai IPM Provinsi Banten pada tahun 2009 sebesar 70,06 meningkat dibandingkan tahun 2008 yang sebesar 69,70. KabupatenKota paling besar nilai IPM pada tahun 2009 adalah Kota Cilegon. Ini menunjukkan Kota Cilegon merupakan wilayah yang sangat potensial dari sisi pembangunan manusianya. KabupatenKota terendah adalah Kabupaten Lebak yang mencapai 67,45. Bila dilihat berdasarkan peringkat, pada dasarnya tidak terjadi perubahan posisi antar KabupatenKota. 67.45 67.99 68.27 70.06 71.45 74.89 74.99 62 64 66 68 70 72 74 76 Kab Lebak Kab Pandeglang Kab Serang Banten Kab Tangerang Kota tangerang Kota Cilegon Sumber: BPS, 2009 Gambar 17. IPM Menurut KabupatenKota di Banten, Tahun 2009 Klasifikasi tingkat pembangunan manusia yang direkomendasikann UNDP berdasar angka IPM, ada tiga yaitu: kelompok rendah, menengah atau tinggi. IPM KabupatenKota dan IPM Provinsi Banten yang berkisaran antara 67,45 – 75,01 masuk dalam kelompok menengah. Pencapaian tersebut segera mendapatkan tantangan ketika mulai tahun 2004 rangking IPM Provinsi ini mulai menurun, akibatnya pada tahun 2009 IPM Provinsi Banten menduduki rangking 23 diantara Provinsi se Indonesia Tabel 14. Tidak terjadi perubahan dibandingkan tahun 2008. Ini menunjukkan secara umum, peningkatan nilai IPM pada semua Provinsi relatif sama walaupun ada yang meningkat dan ada yang menurun Tabel 14. Tabel 14. Perkembangan IPM Regional Periode 2002, 2004 dan 2009 Provinsi 2002 2004 2009 IPM Rank IPM Rank IPM Rank NAD 66,0 15 68,7 18 71,3 17 Sumatera Utara 68,8 7 71,4 7 73,8 8 Sumatera Barat 67,5 8 70,5 9 73,4 9 Riau 69,1 5 72,2 5 75,6 3 Jambi 67,1 10 70,1 10 72,4 13 Sumatera Selatan 66,0 16 69,6 13 72,6 10 Bengkulu 66,2 14 69,9 11 72,5 12 Lampung 65,8 18 68,4 19 70,9 21 Bangka Belitung 65,4 20 69,6 12 72,5 11 Kepulauan Riau - - 70,8 8 74,5 6 DKI Jakarta 75,6 1 75,8 1 77,3 1 Jawa Barat 65,8 17 69,1 14 71,6 15 Jawa Tengah 66,3 13 68,9 17 72,1 14 Yogyakarta 70,8 3 72,9 3 75,2 4 Jawa Timur 64,1 25 66,8 23 71,0 18 Banten 66,6 11 67,9 20 70,0 23 Bali 67,5 9 69,1 15 71,5 16 NTB 57,8 30 60,6 33 64,6 32 NTT 60,3 28 62,7 31 66,6 31 Kalimantan Barat 62,9 27 65,4 27 68,7 28 Kalimantan Tengah 69,1 6 71,7 6 74,3 7 Kalimantan Selatan 64,3 23 66,7 24 69,3 26 Kalimantan Timur 70,0 4 72,2 4 75,1 5 Sulawesi Utara 71,3 2 73,4 2 75,6 2 Sulawesi Tengah 64,4 22 67,3 22 70,7 22 Sulawesi Selatan 65,3 21 67,8 21 70,9 20 Sulawesi Tenggara 64,1 26 66,7 25 69,5 25 Gorontalo 64,1 24 65,4 28 69,7 24 Sulawesi Barat - - 64,4 29 69,1 27 Maluku 66,5 12 69,0 16 70,9 19 Maluku Utara 65,8 19 66,4 26 68,6 29 Irian Jaya Barat - - 63,7 30 68,5 30 Papua 60,1 29 60,9 32 64,5 33 Sumber: BPS, UNDP, 2010 Gambar 18 juga memperlihatkan bahwa kemajuan IPM ternyata tidak didominasi oleh Provinsi-Provinsi di Pulau Jawa atau Indonesia bagian barat saja, tetapi relatif menyebar. IPM tertinggi setelah DKI adalah Provinsi Sulawesi Utara dan diikuti oleh Riau, hal ini dimungkinkan diluar Jawapun mulai sadar pentingnya pembangunan manusia.