Uji Autokorelasi Jenis dan Sumber Data

memiliki rata-rata PDRB perkapita diatas nilai tersebut, yaitu Kota Tangerang dan Kota Cilegon dengan nilai rata-rata masing-masing 15,19 juta rupiah dan 29,42 juta rupiah. Kedua kota ini merupakan daerah perindustrian, sehingga pendapatan perkapitanya besar. Sedangkan empat KabupatenKota lainnya memiliki PDRB perkapita dibawah nilai rata-rata. Terlihat bahwa terjadi ketimpangan dalam distribusi pendapatan antar KabupatenKota di Provinsi Banten Gambar 10. - 5.00 10.00 15.00 20.00 25.00 30.00 35.00 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 tahun Ju taan R u p iah pandeglang lebak kab.tangerang serang kot.tangerang cilegon Sumber: BPS Provinsi Banten data diolah Gambar 10. Perkembangan PDRB Perkapita KabupatenKota di Provinsi Banten 2002 – 2009 Perbedaan pendapatan penduduk antar kabupatenkota juga menunjukan pola konsumsi yang berbeda pula. Kota Tangerang merupakan salah satu daerah yang pola konsusmsi non makanan lebih mendominasi dibanding konsumsi makanan yaitu sebesar 60,8 persen dibanding 39,2 persen. Kabupaten Tangerang juga merupakan daerah yang hampir sama pola konsumsinya dengan Kota tangerang, dan empat kabupatenkota lainnya, pola konsumsinya masih didominasi oleh pengeluaran untuk konsumsi makanan Tabel 7. Tabel 7. Persentase Pengeluaran Perkapita Sebulan Menurut KabupatenKota dan Jenis Pengeluaran, Tahun 2009 KabupatenKota Jenis Pengeluaran Makanan Non Makanan Kab. Pandeglang 66,7 33,3 Kab. Lebak 64,4 35,6 Kab. Tangerang 47,4 52,6 Kab. Serang 59,6 40,4 Kota Tangerang 39,2 60,8 Kota Cilegon 53,4 46,6 Provinsi Banten 49,4 50,6 Sumber: BPS Provinsi Banten data diolah Ketimpangan masyarakat KabupatenKota se Provinsi Banten dapat juga dilihat dengan indikator indeks gini rasio. Daerah yang rata rata ketimpangan paling besar dari tahun 2002 sampai dengan 2009 adalah Kabupaten Tangerang dengan ketimpangan individu sebesar 0,30. Ketimpangan ini sebenarnya sudah mulai menurun dibandingkan antara tahun 2002 0,34 dan tahun 2009 0,32. Ketimpangan individu terbesar pada tahun 2009 adalah Kota Tangerang, lalu Kabupaten Tangerang dan Kota Cilegon. Nilai indeks gini rasio yang besar di ketiga daerah tersebut, menunjukkan bahwa daerah tersebut terjadi kesenjangan pendapatan yang lebih besar dibandingkan tiga kabupatenkota lainnya. Hanya Kabupaten Serang dan Kabupaten Lebak yang indeks gini rasionya mulai menurun pada tahun 2009 dibanding tahun 2008 Gambar 11. - 0.05 0.10 0.15 0.20 0.25 0.30 0.35 0.40 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 Tahun P er sen Kab Pandeglang Kab Lebak Kab Tangerang Kab Serang Kota Tangerang Kota Cilegon Sumber: BPS Provinsi Banten data diolah, 2010 Gambar 11. Perkembangan Indeks Gini Rasio KabupatenKota di Provinsi Banten 2002 – 2009

4.3. Kebijakan Pembangunan SDM

Meningkatnya perekonomian Gambar 8 masih belum dinikmati semua masyarakat Banten, dimana masih banyak penduduk yang tidak tertampung dalam kegiatan usaha ekonomi, atau masih banyak penggangguran Tabel 3. Banyaknya pengangguran berdampak pada banyaknya rumah tangga miskin. Hasil survei sosial ekonomi nasional BPS, 2009 menyatakan bahwa rumah tangga miskin sebagian besar pendapatannya digunakan untuk konsumsi makanan sedangkan pengeluaran untuk sektor bukan makanan proporsinya lebih kecil sehingga tidak semua rumah tangga di Banten mampu membiayai anaknya sekolah dan bahkan untuk medis.