Kependudukan DINAMIKA PEMBANGUNAN SDM DI PROVINSI BANTEN

Meningkatnya fasilitas bidang pendidikan dan kesehatan Tabel 8 dan 9 diharapkan mampu meningkatkan pelayanan sosial untuk mewujudkan kebutuhan dasar sehingga menjadikan manusia yang berkualitas dari sisi pendidikan dan kesehatan, dan terwujudnya pembangunan manusia yang diharapkan. Tabel 8. Jumlah Sekolah Berdasarkan Jenjang Pendidikan Menurut Kabupaten Kota Tahun 2007 - 2009 KabupatenKota SD SMP SMU 2007 2008 2009 2007 2008 2009 2007 2008 2009 Kab. Pandeglang 880 874 868 59 95 110 17 18 18 Kab. Lebak 761 756 752 63 64 140 22 29 26 Kab. Tangerang 962 965 956 63 71 74 34 41 44 Kab. Serang 930 1030 1410 70 76 164 22 29 50 Kota Tangerang 377 378 378 21 24 24 14 15 15 Kota Cilegon 149 149 149 10 11 12 5 5 5 Provinsi Banten 4.059 4.152 4.513 286 341 524 114 137 158 Pertumbuhan 11,18 83,21 38,59 Sumber: BPS, 2009 Fasilitas jumlah SD sampai SMU yang berada di Provinsi Banten meningkat secara signifikan, pembangunan jumlah SMP untuk mencukupi kebutuhan lulusan SD yang ingin melanjutkan kejenjang yang lebih tinggi cukup besar yaitu meningkat sebesar 83,21 persen Tabel 8. Pembangunan fasilitas kesehatan yang ada juga mengalami peningkatan yang cukup besar yaitu sebesar 71,79 persen. Peningkatan kedua fasilitas tersebut merupakan upaya pemerintah dalam meningkatkan pendistribusian pendapatan secara tidak langsung. Tabel 9. Jumlah Rumah Sakit dan Puskesmas Menurut KabupatenKota Tahun 2007-2009 KabupatenKota Rumah Sakit Puskesmas 2007 2008 2009 2007 2008 2009 Kab. Pandeglang 2 2 2 34 36 36 Kab. Lebak 3 3 3 35 37 40 Kab. Tangerang 12 19 28 40 47 49 Kab. Serang 2 5 7 38 38 34 Kota Tangerang 18 21 23 25 25 30 Kota Cilegon 2 2 4 8 8 8 Provinsi Banten 39 52 67 180 191 197 Pertumbuhan 71,79 9,44 Sumber: BPS, 2009

4.4. Pencapaian Pembangunan Manusia

Sampai dengan tahun 2009 tingkat pembangunan manusia regional cukup baik, seperti tampak berkurangnya kemiskinan dan membaiknya tingkat harapan hidup dan melek huruf BPS, 2009. Pencapaian pembangunan manusia di Provinsi Banten, tidak terlepas dari peran tingkat KabupatenKota, sebagai wilayah otonomi yang melakukan sebagian proses pembangunan dan swadaya masyarakat setempat. Hasil dari seluruh upaya pembangunan manusia dapat dilihat dari beberapa indikator yang ada. Angka harapan hidup dapat menggambarkan tingkat kesehatan yang telah dicapai masyarakat. Semakin baik tingkat kesehatan masyarakat diharapkan kesempatan untuk hidupnya cenderung semakin besarlama. Sebaliknya tingkat kesehatan yang buruk akan cenderung memperpendek usia hidup. Indikator angka harapan hidup juga dapat digunakan untuk mengukur pembangunan di bidang kesehatan. Meningkatnya angka harapan hidup dapat berarti adanya perbaikan pembangunan di bidang kesehatan yang biasanya ditandai dengan membaiknya kondisi sosial ekonomi penduduk, membaiknya kesehatan, lingkungan dan lain sebagainya . Tabel 10. Angka Harapan Hidup dan Indeksnya Menurut KabupatenKota di Banten, Tahun 2008-2009 KabupatenKota Angka Harapan Hidup Indeks 2008 2009 2008 2009 Kab. Pandeglang 63,28 63,52 63,80 64,21 Kab. Lebak 63,14 63,21 63,57 63,68 Kab. Tangerang 65,44 65,61 67,40 67,69 Kab. Serang 62,65 63,08 62,75 63,46 Kota Tangerang 68,29 68,33 72,14 72,22 Kota Cilegon 68,49 68,53 72,48 72,56 Banten 64,60 64,75 66,00 66,25 Sumber: BPS, 2009 Angka harapan hidup Provinsi Banten pada tahun 2009 menunjukkan angka 64,75 meningkat dibandingkan tahun 2008 yang mencapai 64,60. Artinya, bayi yang dilahirkan pada tahun 2009 mempunyai harapan hidup sampai berusia 64,75 tahun. Sedangkan indeks harapan hidup sebesar 66,25 pada tahun 2009 meningkat dari 66,00 pada tahun 2008. Rata-rata angka harapan hidup Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang, dan Kota Cilegon memiliki harapan hidup yang lebih besar diatas rata-rata Provinsi Banten Gambar 14 63.08 63.21 63.52 64.75 65.61 68.33 68.53 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 Kab Serang Kab Lebak Kab Pandeglang Banten Kab Tangerang Kota Tangerang Kota Cilegon Sumber: BPS, 2009 Gambar 14. Angka Harapan Hidup menurut KabupatenKota di Banten, 2009 Indikator tingkat melek huruf dan rata-rata lama sekolah penduduk dewasa usia 15 tahun ke atas dapat menggambarkan tingkat keberhasilan dan perkembangan pembangunan di bidang pendidikan. Dua indikator ini dipandang dapat mengukur tingkat pengetahuan masyarakat, sehingga digunakan dalam penghitungan IPM sebagai indikator derajat pendidikan masyarakat. Tabel 11. Angka Melek Huruf dan Rata-Rata Lama Sekolah dan Indeksnya Menurut KabupatenKota di Banten, Tahun 2008-2009 KabupatenKota Angka Melek Huruf Rata- Rata Lama Sekolah Tahun Indeks Pendidikan 2008 2009 2008 2009 2008 2009 Kab. Pandeglang 96,29 96,30 6,38 6,44 78,37 78,51 Kab. Lebak 94,10 94,55 6,20 6,22 76,51 76,86 Kab. Tangerang 95,34 95,66 8,90 8,93 83,34 83,61 Kab. Serang 94,58 94,93 7,00 7,04 78,61 78,93 Kota Tangerang 98,34 98,35 9,82 9,95 87,39 87,69 Kota Cilegon 98,70 98,71 9,64 9,66 87,22 87,27 Banten 95,60 95,95 8,10 8,15 81,73 82,08 Sumber: BPS, 2009 Angka melek huruf diambil dari data kemampuan baca tulis, yang dipandang sebagai modal dasar yang perlu dimiliki setiap individu, agar mempunyai peluang yang sama untuk terlibat dan berpartisipasi dalam pembangunan. Tingkat pengetahuan dan ketrampilan lainnya secara umum dapat digambarkan melalui rata-rata lama sekolah. Diharapkan dua indikator tersebut dapat menggambarkan kualitas pendidikan secara umum. Pada tahun 2009, angka melek huruf Provinsi Banten mencapai 95,95 persen meningkat dari 95,60 persen pada tahun 2008. Ini menunjukkan bahwa penduduk Banten sudah cukup baik dalam hal baca tulis mengingat untuk mencapai 100 persen angka melek huruf suatu wilayah sangat sulit karena ada sebagian penduduk usia tua yang tingkat pendidikannya sangat rendah bahkan ada yang belum sekolah sehingga mereka tidak mempunyai kemampuan baca tulis Gambar 15. 78.37 78.51 76.51 76.86 83.34 83.61 78.61 78.93 87.38 87.69 87.22 87.27 81.73 82.08 70.00 72.00 74.00 76.00 78.00 80.00 82.00 84.00 86.00 88.00 Kab Pandeglang Kab Lebak Kab Tangerang Kab Serang Kota Tangerang Kota Cilegon Banten 2009 2008 Sumber: BPS, 2009 Gambar 15. Indeks Pendidikan Menurut KabupatenKota di Banten, Tahun 2008- 2009 KabupatenKota paling tinggi angka melek hurufnya pada tahun 2009 adalah Kota Cilegon yang mencapai 98,71 persen. Sedangkan KabupatenKota paling rendah adalah Kabupaten Lebak yang mencapai 94,55 persen. Kondisi yang sama pada tahun 2008, yaitu paling tinggi adalah Kota Cilegon dan paling rendah Kabupaten Lebak. Rata-rata lama sekolah penduduk Banten pada tahun 2009 mencapai 8,15 tahun. Ini berarti rata-rata penduduk Banten bersekolah sampai kelas 3 SMP tapi belum sampai tamat SMP. Angka ini cukup meningkat dibandingkan tahun 2008 yang mencapai 8,10 tahun. KabupatenKota paling tinggi rata-rata lama sekolahnya pada tahun 2009 adalah Kota Tangerang yang mencapai 9,95 tahun. Sedangkan KabupatenKota terendah adalah Kabupaten Lebak yang mencapai 6,22 tahun. Berdasarkan kedua indikator pendidikan diatas, maka indeks pendidikan pada tahun 2009 Provinsi Banten mencapai 82,08, angka ini meningkat dibandingkan tahun 2008 yang mencapai 81,73. Unsur dasar pembangunan manusia lainnya yang diakui secara luas adalah daya beli masyarakat. Komponen ini mempunyai hubungan langsung maupun tidak langsung dengan beberapa variabel seperti keterampilan, kesempatan kerja dan pendapatan. Pengukuran komponen daya beli didekati dengan besarnya konsumsi perkapita yang telah disesuaikan. Pemakaian variabel konsumsi riil dimaksudkan untuk mengeliminir perbedaan dan perubahan harga inflasi yang terjadi, sehingga angka yang dihasilkan dapat dibandingkan antar daerah dan antar waktu. 59 60 61 62 63 64 65 66 Kab Pandeglang Kab Lebak Kab Tangerang Kab Serang Kota Tangerang Kota Cilegon Banten 2008 2009 Sumber: BPS, 2009 Gambar 16. Indeks Daya Beli menurut KabupatenKota di Banten, Tahun 2008-2009 Daya beli masyarakat dapat menggambarkan tingkat kemampuan masyarakat untuk membeli barang-barang yang dibutuhkan baik makanan maupun non makanan. Tapi angka ini bukan merupakan bukan angka riil pada tahun berjalan, melainkan pada tahun dasar penghitungan awal angka IPM yaitu pada tahun 1996. Tahun 2009 daya beli masyarakat meningkat 0,34 persen yaitu dari 625,52 ribu pada tahun 2008 menjadi 627,63 ribu pada tahun 2009. Ini berarti ada peningkatan daya beli masyarakat Banten namun masih cukup rendah. Sehingga diperlukan upaya-upaya pemerintah untuk meningkatkan daya beli