4. Karsinoma sel besar Ini suatu subtipe yang gambaran histologisnya dibuat secara eksklusi.
Termasuk jenis NSCLC tapi tak ada gambaran diferensiasi skuamosa atau glandular, sel bersifat anaplasik, tak berdiferensiasi, biasanya disertai oleh
infiltrasi sel netrofil Amin, 2009.
d. Penyebab dan Faktor-Faktor Resiko Kanker Paru
Beragam faktor telah dikaitkan dengan terjadinya kanker paru menurut Smeltzer Bare 2002, yaitu: asap tembakau, perokok kedua, polusi udara,
pemajanan okupasi, radon, diet, dan faktor-faktor lain.
e. Prosedur Diagnostik Kanker Paru
Prosedur diagnostik kanker paru dilakukan dengan beberapa cara, yaitu: anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium, radiologi, sitologi,
bronkoskopi, biopsi, aspirasi jarum, Transbronchial Needle Aspiration TBNA, Transbronchial Lung Biopsy TBLB, biopsi transtorakal Transthoraxic Biopsy,
TTB, biopsi lain, dan torakoskopi medik.
f. Stadium Klinis
Pembagian stadium klinis kanker paru dibuat oleh The International System for Staging Lung Cancer, serta diterima oleh The American Joint Comitte
on Cancer AJCC dan The Union Internationale Contrele Cancer UICC, membuat klasifikasi kanker paru pada tahun 1973 dan kemudian direvisi 1986 dan
terakhir pada tahun 1997.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.1. Stadium Klinis Kanker Paru
TNM Occult Ca
Tx No Mo
Baru 1997 Stage 0
Tis Carcinoma
insitu Stage I
T1-2 N0
Mo Stage 1A
T1N0M0 Stage II
T1-2 N1
Mo Stage 1B
T2N0M0 Stage IIIA
T3 T1-3
N0-1 N2
Mo Mo
Stage IIA Stage IIB
T1N1M0 T2N1M0
Stage IIIB T4
N0-3 Mo
Stage IIIA T13N2M0
T3N1M0 T1-3
N3 Mo
Stage IIIB T4 Any
NM0, TN3M0
Stage IV M1
Stage IV Any T Any
NM1 Sumber: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, 2009
Keterangan :
Status Tumor Primer T
Tx : Kanker yang tersembunyi terlihat pada sitologi bilasan bronkus, tetapi tidak terlihat pada radiogram atau bronkoskopi.
Tis : Karsinoma in situ. T1 : Tumor berdiameter
≤ 3 cm dikelilingi paru atau pleura viseralis yang normal. T2 : Tumor berdiameter 3 cm atau ukuran berapa pun yang sudah menyerang
pleura viseralis atau mengakibatkan ateletaksis yang meluas ke hilus; harus berjarak 2 cm distal dari karina.
T3 : Tumor ukuran berapa saja yang langsung meluas ke dinding dada, diafragma, pleura mediastinalis, dan perikardium parietal atau tumor di bronkus utama yang
terletak 2 cm dari distal karina, tetapi tidak melibatkan karina, tanpa mengenai jantung, pembuluh darah besar, trakea, esofagus, atau korpus vertebra
.
Universitas Sumatera Utara
T4 : Tumor ukuran berapa saja dan meluas ke mediastinum, jantung, pembuluh darah besar, trakea, esofagus, korpus vertebra, rongga pleuraperikardium yang
disertai efusi pleuraperikardium, satelit nodul ipsilateral pada lobus yang sama pada tumor primer.
Keterlibatan Kelenjar Getah Bening Regional N
N0 : Tidak dapat terlihat metastasis pada kelenjar getah bening regional. N1 : Metastasis pada peribronkial danatau kelenjar hilus ipsilateral
.
N2 : Metastasis pada mediastinal ipsilateral atau kelenjar getah bening subkarina. N3 : Metastasis pada mediastinal atau kelenjar getah bening hilus kontralateral;
kelenjar getah bening skalenus atau supraklavikular ipsilateral atau kontralateral.
Metastasis Jauh M
M0 : Tidak diketahui adanya metastasis jauh. M1 : Metastasis jauh terdapat pada tempat tertentu misalnya otak
g. Diagnosis Kanker Paru