yang tersedia di lingkungan masyarakat yang mudah dijangkau, seperti televisi, radio, koran ataupun majalah kesehatan. Sekarang ini, bahaya rokok sudah
banyak diiklankan di media maupun baliho-baliho di tempat umum, bahkan Mentri Kesehatan RI menegaskan bahwa mulai 24 Juni 2014, seluruh perusahaan
rokok wajib mencantumkan peringatan bahaya merokok berbentuk gambar dan tulisan pada kemasan produk terbaru, dengan peraturan pemerintah No.109 Tahun
2012, tentang pengamanan bahan yang mengandung zat adiktif berupa broduk tembakau bagi kesehatan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden paling banyak salah pada pertanyaan defenisi penyakit kanker paru, hal ini dapat disebabkan masih
kurangnya pengetahuan masyarakat tentang kanker paru, baik itu defenisi, gejala, maupun penatalaksanaannya. Ketua Tim Kerja Paru Rumah Sakit Kanker
Dharmais, mengungkapkan bahwa banyak pasien datang ke rumah sakit dalam kondisi stadium lanjut. Masyarakat lebih percaya pengobatan alternatif, menolak
diagnosa, hingga menolak operasi menjadi sejumlah sebab pasien kanker paru tak tertangani lebih dini, sedangkan apabila kanker paru terdeteksi lebih dini, dapat
menurunkan mortaliti pasien kanker paru sebesar 20 Jayusman, 2013.
5.2.2. Perilaku Laki-laki Dewasa Perokok
Hasil Penelitian menunjukkan bahwa 7,5 dari responden mempunyai perilaku baik, 62,2 kategori cukup dan 31,2 mempunyai perilaku tidak baik.
Ini menunjukkan bahwa masih sangat sedikit masyarakat yang memiliki perilaku yang baik. Menurut Soewondo 1993 dalam Pradana, 2008 para perokok
menganggap bahwa merokok dapat membuat mereka lebih bersemangat, lebih
Universitas Sumatera Utara
waspada, lebih terjaga, lebih konsentrasi, atau lebih dewasa, sehingga sulit untuk menghentikan kebiasaan merokok. Bahkan terkadang melakukan kebiasaan yang
memperburuk kesehatan di samping dampak rokok itu sendiri. Green 1980 dalam Notoatmodjo 2010 mengatakan bahwa perilaku
dipengaruhi oleh 3 tiga faktor utama, yakni faktor predisposisi, faktor pendukung dan faktor pendorong. Faktor predisposisi yaitu dari internal individu,
keluarga atau masyarakat. Dari hasil penelitian yang mengungkapkan bahwa 33,8 responden sering mengkonsumsi sayur dan buah, ini dikarenakan keluarga
yang menyediakan sayur untuk lauk setiap hari, juga dipengaruhi oleh kondisi strategis daerah Kelurahan Pasar Sipirok yang merupakan pegunungan sehingga
sayur dan buah dengan mudah di dapatkan di kebun masing-masing. Berolahraga di pagi hari diluar rumah untuk menghirup udara bersih
merupakan kebiasaan yang baik untuk kesehatan paru, apalagi didukung oleh kondisi strategis daerah Kelurahan Pasar Sipirok, yang merupakan pegunungan
jadi udara masih tidak banyak tercemar, dan sehat untuk pernafasan, tetapi 22,5 responden mengaku tidak pernah berolahraga karena
masyarakat menganggap
olahraga itu hanya sebagai pilihan, yang boleh saja kita lakukan atau tidak, dan melupakan manfaatnya bagi tubuh
.
Kemudian bergaul dengan dengan yang bukan perokok yang dipengaruhi oleh faktor predisposisi yang terkadang bergaul dengan
perokok dan bukan perokok, seringnya bergaul dengan perokok yang menyebabkan individu semakin sulit untuk menghentikan kebiasaan merokok
Triratnawati, 2005.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan hasil penelitian sebagian besar responden sering merokok sambil minum kopi, melakukan aktivitas sehari-hari misalnya BAB, ketika marah,
cemas dan gelisah. Responden melaporkan bahwa dengan melakukan itu mereka merasa tenang, konsentrasi dan merasa hangat, dikarenakan cuaca di daerah
Kelurahan Pasar Sipirok yang dingin. Padahal justru kebiasaan inilah yang membuat mereka tergantung dengan rokok.
Dari hasil penelitian ditemukan mayoritas responden yaitu sebanyak 38,8 memiliki niat untuk berhenti merokok. Hal ini juga ditemukan oleh LM3
Lembaga Menanggulangi Masalah Merokok, dari 375 responden yang dinyatakan 66,2 perokok pernah mencoba berhenti merokok, tetapi mereka
gagal. Kegagalan ini ada berbagai macam; 42,9 tidak tahu caranya; 25,7 sulit berkonsentrasi dan 2,9 terikat oleh sponsor rokok. Sementara itu, ada yang
berhasil berhenti merokok disebabkan kesadaran sendiri 76, sakit 16, dan tuntutan profesi 8 Triratnawati, 2005.
Berdasarkan hasil penelitian ini terungkap bahwa 90 responden adalah perokok sedang sampai berat, berdasarkan pendapat Bustan 2000 bahwa disebut
perokok ringan apabila merokok kurang dari 10 batang per hari, perokok sedang jika menghisap 10 – 20 batang per hari dan perokok berat jika menghisap lebih
dari 20 batang per hari. Hal ini dapat disebabkan semakin terjangkaunya harga rokok serta mudah didapatkan dimana saja. Selain itu, zat di dalam rokok yaitu
nikotin, atau bahan senyawa pyrrolidine yang terdapat dalam nicotiana tabacum, nicotiana rustica dan spesies lainnya atau sintetisnya yang bersifat adiktif dapat
mengakibatkan ketergantungan PPRI No 109, 2012.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan hasil penelitian juga bahwa sebagian besar responden tidak pernah mencari informasi tentang pencegahan penyakit paru, yaitu berhenti
merokok dan hidup sehat. Hal ini dapat disebabkan faktor kesediaan individu untuk berubah sangat minim sehingga malas mencari informasi tentang penyakit
paru yang disebabkan rokok, hal ini sejalan dengan pendapat WHO dalam Notoatmodjo 2007 perubahan dapat terjadi secara alamiah, rencana, dan
kesediaan untuk berubah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perilaku negatif yang paling banyak
dilakukan responden adalah responden sebanyak 30 atau sebanyak 24 orang selalu menghabiskan lebih dari 10 batang hari. Hal ini sudah dijelaskan pada
paragraf sebelumnya bahwa ini dipengaruhi beberapa faktor, yaitu semakin mudahnya rokok didapatkan dan harga yang terjangkau, serta zat adiktif dalam
rokok yang membuat ketergantungan. Dari hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa pengetahuan
yang baik tidak menjadi jaminan akan terbentuk perilaku yang baik karena berdasarkan penelitian pengetahuan responden sebanyak 60 adalah baik tetapi
masih banyak yang yang merokok 10 batang per hari yaitu sebanyak 40, kemudian sebanyak 58,8 merokok sambil minum kopi, 43,8 merokok ketika
melakukan aktivitas sehari-hari misalnya ketika BAB, 51,2 langsung menghisap rokok bila sedang marah, cemas atau gelisah, dan 41,2 membiarkan
rokok menyala ketika tidak menghisapnya.
Universitas Sumatera Utara
BAB 6 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI