Penyakit Paru Akibat Rokok 1. Bronkitis Pengertian Etiologi Patofisiologi

2.4. Penyakit Paru Akibat Rokok 2.4.1. Bronkitis

a. Pengertian

Bronkitis adalah suatu peradangan pada bronchus yang disebabkan oleh berbagai macam mikroorganisme baik virus, bakteri, maupun parasit. Ada 2 jenis bronchitis yaitu bronchitis akut dan kronik Muttaqin, 2008. Bronkitis adalah suatu penyakit yang mempunyai gambaran histologi berupa hipertrofi kelenjar mukosa bronkial dan peradangan peribronkial yang menyebabkan kerusakan lumen bronkus berupa metaplasia skuamosa, silia menjadi abnormal, hiperplasia otot polos saluran pernafasan, peradangan dan penebalan mukosa bronkus. Sel neutrofil banyak ditemukan pada lumen bronkus dan infiltrat neutrofil pada submukosa. Pada bronkiolus respitratorius terjadi peradangan, banyak ditemukan sel mononuklear, banyak sumbatan mukus, metaplasia sel goblet, dan hiperplasia otot polos. Seluruh kelainan ini akan menyebabkan obstruksi saluran pernafasan Djojodibroto, 2009.

b. Etiologi

Bronchitis biasanya lebih sering disebabkan oleh virus seperti rhinovirus, Respiratory Syncitial Virus RSV, virus influenza, virus parinfluenza, dan Coxsackie virus. Bronchitis adalah suatu peradangan pada bronchus yang disebabkan oleh berbagai macam mikroorganisme baik virus, bakteri, maupun parasit. Sedangkan pada bronchitis kronik dan batuk berulang penyebabnya terdiri dari penyebab spesifik dan non spesifik. Penyebab spesifik yaitu: asma, Infeksi kronik saluran napas bagian atas misalnya sinobronchitis, Infeksi, misalnya Universitas Sumatera Utara bertambahnya kontak dengan virus, infeksi mycoplasma, chlamydia, pertusis, tuberkulosis, fungijamur, penyakit paru yang telah ada misalnya bronchiectasis, Sindrom aspirasi, penekanan pada saluran napas, benda asing, kelainan jantung bawaan, kelainan sillia primer, defisiensi imunologis, kekurangan anfa-1- antitripsin, fibrosis kistik, dan psikis. Penyebab non spesifik yaitu: asap rokok dan Polusi udara Muttaqin, 2008.

c. Patofisiologi

Asap mengiritasi jalan napas, mengakibatkan hipersekresi lendir dan inflamasi. Karena iritasi yang konstan ini, kelenjar-kelenjar yang mensekresi lendir dan sel-sel globet meningkat jumlahnya, fungsi sillia menurun, dan lebih banyak lendir yang dihasilkan dan akibatnya bronchioles menjadi menyempit dan tersumbat. Alveoli yang berdekatan dengan bronchioles dapat menjadi rusak dan membentuk fibrosis, mengakibatkan perubahan fungsi makrofag alveolar, yang berperan penting dalam menghancurkan partikel asing termasuk bakteri. Pasien kemudian menjadi lebih rentan terhadap infeksi pernapasan. Penyempitan bronchial lebih lanjut terjadi sebagai akibat perubahan fibrotic yang terjadi dalam jalan napas. Pada waktunya, mungkin terjadi perubahan paru yang irreversible, kemungkinan mengakibatkan emphysema dan bronchiectasis Smeltzer Bare, 2001.

e. Manifestasi Klinis