Diagnosis Kanker Paru Penatalaksanaan Kanker Paru Pencegahan Kanker Paru

T4 : Tumor ukuran berapa saja dan meluas ke mediastinum, jantung, pembuluh darah besar, trakea, esofagus, korpus vertebra, rongga pleuraperikardium yang disertai efusi pleuraperikardium, satelit nodul ipsilateral pada lobus yang sama pada tumor primer. Keterlibatan Kelenjar Getah Bening Regional N N0 : Tidak dapat terlihat metastasis pada kelenjar getah bening regional. N1 : Metastasis pada peribronkial danatau kelenjar hilus ipsilateral . N2 : Metastasis pada mediastinal ipsilateral atau kelenjar getah bening subkarina. N3 : Metastasis pada mediastinal atau kelenjar getah bening hilus kontralateral; kelenjar getah bening skalenus atau supraklavikular ipsilateral atau kontralateral. Metastasis Jauh M M0 : Tidak diketahui adanya metastasis jauh. M1 : Metastasis jauh terdapat pada tempat tertentu misalnya otak

g. Diagnosis Kanker Paru

Langkah pertama adalah secara radiologis dengan menentukan apakah lesi intratorakal tersebut sebagai jinak atau ganas. Bila fasilitas tersedia dengan teknik PET Positron Emission Tomography, maka dapat dibedakan antara tumor jinak dan ganas serta untuk menentukan staging penyakit. Kemudian ditentukan apakah letak lesi sentral atau perifer, yang bertujuan untuk menentukan bagaimana cara pengambilan jaringan tumor. Untuk lesi yang letaknya perifer, kombinasi bronkoskopi dengan biospi, sikatan, bilasan, transtorakal biopsiaspirasi dan tuntunan USG atau CT scan akan memberikan hasil lebih baik. Sedangkan untuk lesi letak sentral, langkah pertama sebaiknya dengan pemeriksaan sitologi sputum diikuti Universitas Sumatera Utara bronkoskopi fleksibel. Secara radiologis dapat ditentukan ukuran tumor, kelenjar getah bening torakal, dan metastasis ke organ lain Amin, 2009.

h. Penatalaksanaan Kanker Paru

Pengobatan kanker paru adalah combined modality therapy multi-modaliti terapi Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, 2003. Ada beberapa pilihan untuk pengobatan kanker paru yang dapat ditawarkan jika diagnosis pasti yaitu, jenis histologis dan tingkat penyakit telah dapat ditentukan. Terapi yang biasanya ditawarkan adalah, pembedahan, radioterapi, dan kemoterapi .

i. Pencegahan Kanker Paru

Pencegahan yang paling penting adalah tidak merokok sejak usia muda. Berhenti merokok dapat mengurangi resiko terkena kanker paru. Penelitian dari kelompok perokok yang berusaha berhenti merokok, hanya 30 yang berhasil. Akhir-akhir ini pencegahan dengan chemoprevention banyak dilakukan, yakni dengan memakai derivat asam retinoid, carotenoid, vitamin C, selenium, dan lain- lain. Jika seseorang beresiko terkena kanker paru maka penggunaan betakaroten, retinol, isotretinoin ataupun N-acetyl-cystein dapat meningkatkan resiko kanker paru pada perokok. Untuk itu, penggunaan kemopreventif ini masih memerlukan penelitian lebih lanjut sebelum akhirnya direkomendasikan untuk digunakan. Hingga saat ini belum ada konsensus yang diterima oleh semua pihak Amin, 2009. Pencegahan juga dilakukan dengan membuat lingkungan kerja dan rumah aman dari gas radon. Menurut EPA Environmental Protection Agency , setiap rumah disarankan untuk dites apakah ada gas radon atau tidak. Kemudian, mengkonsumsi buah dan sayuran yang banyak, sebab dengan mengkonsumsi buah dan sayuran yang banyak akan membantu melindungi dari kanker paru . Universitas Sumatera Utara

2.4. Perilaku Perokok dalam Mencegah Penyakit Paru