Strategi Pemasaran Validitas TINJAUAN PUSTAKA

terhadap merek-merek lainnya, serta membeli produk-produk lainnya pada perusahaan yang sama.

2.10 Strategi Pemasaran

Dalam merancang strategi pemasaran, harus disesuaikan bukan saja dengan konsumen sasaran tetapi juga dengan startegi-strategi para pesaing yang juga melayani konsumen sasaran yang sama. Menurut Arthur D. Little yang dikutip oleh Husein Umar, suatu perusahaan akan menempati satu dari enam posisi kompetitif di pasar sasaran yaitu : - Dominan Perusahaan ini mengontrol tindakan pesaing lain dan memiliki banyak pilihan strategi. - Kuat Perusahaan dapat melakukan tindakan sendiri tanpa membahayakan posisi jangka panjang dan dapat mempertahankan posisinya dari apapun yang dilakukan pesaingnya. - Menguntungkan Perusahaan memiliki keunggulan yang dapat digunakan untuk strategi tertentu dan peluangnya cukup baik untuk meningkatkan perusahaannya. - Lumayan Untuk kerja perusahaan cukup memuaskan untuk bertahan dalam bisnis, namun tertekan oleh perusahaan dominan dan peluangnya kurang untuk meningkatkan posisinya. - Lemah Untuk kerja perusahaan tidak memuaskan namun masih ada peluang untuk perbaikan, sehingga perusahaan harus berubahkeluar dari pasar. - Tidak Layak Untuk kerja perusahaan tidak memuaskan dan tidak ada peluang untuk perbaikan.

2.11 Populasi, Sample, Teknik Sampling, Menentukan Ukuran Sampling

Dalam penelitian ini dikenal istilah populasi, sample, teknik sampling dan cara menentukan ukuran sampling. Berikut penjelasan dari ketiga hal tersebut.

2.11.1 Populasi

Populasi adalah jumlah dari keseluruhan obyek satuan-satuanindividu- individu yang karakteristiknya hendak diduga. Satuan-satuan atau individu- individu ini disebut unit analisa, misalnya orang, rumah tangga, tanah pertanian, perusahaan dan lain-lain dalam bentuk biasa dipakai dalam survey.

2.11.2 Sample

Sample adalah sebagian dari populasi yang karakteristiknya hendak diselidiki dan dianggap bisa mewakili keseluruhan populasi jumlah lebih sedikit dari populasi.

2.11.3 Teknik Sampling

Teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel yang akan digunakan dalam penelitian. Sedangkan sampel itu sendiri adalah sebagian yang diambil dari populasi cara-cara tertentu. Macam-macam sampling antara lain : 1. Pengambilan sampel secara acak Probability sampling Adalah suatu metode pemilihan ukuran sampel dimana setiap anggota populasi mempunyai peluang yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel. Teknik ini meliputi : a. Pengambilan sampel secara acak sederhana Simple random sampling Cara pengambilan sampel dari semua anggota populasi yang dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi tersebut dan dilakukan apabila sampel tersebut homogen agar dapat diperoleh sampel yang representatif. b. Pengambilan sampel sistematis Systematic sampling Dalam metode ini setiap anggota populasi diberikan nomor dan diurut, kemudian ditarik secara random satu nomor yang merupakan nomor awal anggota sampel. Selanjutnya dilakukan penarikan sampel pada jarak interval tertentu k dari susunan populasi. c. Pengambilan sampel acak distratifikasi Stratified random sampling Dalam kenyataannya tidak selalu anggota-anggota sebuah populasi adalah homogen. Sering dijumpai bahwa terdapat anggota-anggota sebuah populasi yang bersifat heterogen, sehingga harus dibagi menjadi beberapa strata yang sifatnya homogen. Metode ini digunakan untuk penarikan simple random sampling dari masing-masing strata di dalam suatu populasi. d. Pengambilan sampel gugus sederhana Simple cluster sampling Dalam metode ini populai dibagi menjadi beberapa kelompok yang disebut dengan cluster. Pembagian ini didasarkan pada wilayah, atau batas-batas alam. Masing-masing cluster mempunyai sifat homogen sehingga cluster-cluster yang ada dipilih salah satu. Dari cluster yang telah dipilih ditarik sampel berdasarkan simple random sampling. 2. Pengambilan sampel secara tidak acak Non probability sampling Adalah teknik sampling yang tidak memberi peluang yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel karena penentuan ukuran sampel didasarkan pada pertimbangan atau penilaian yang bersifat subyektif dan tidak berdasarkan teori probabilitas. Macam-macam sampling ini adalah : a. Quota sampling Adalah teknik penarikan sampel penarikan sampel yang mempunyai ciri- ciri tertentu dalam jumlah atau kuota yang diinginkan. Tujuannya adalah memastikan bahwa berbagai sub kelompok dari suatu populasi akan terwakili pada karakteristik sampel yang relevan dalam jumlah yang diharapkan peneliti. b. Purposive sampling Adalah teknik penarikan sampel yang menyeleksi responden-responden berdasarkan ciri-ciri atau sifat khusus yang dimiliki oleh sampel sehingga diperoleh sampel yang representatif. c. Snowball sampling Adalah teknik penarikan sampling yang awalnya responden dipilih secara acak dengan metode probabilitas. Disini responden yang terpilih akan diminta memberikan informasi tentang responden lainnya sehingga diperoleh tambahan responden. Semakin banyak responden diibaratkan seperti bola salju yang jika menggelinding akan semakin besar. Ada empat parameter yang dianggap menentukan apakah sampel cukup representatif, yaitu Metodologi Penelitian, M.T. Safirin, 2002: 1. Variabilitas populasi Parameter ini memberikan tidak seperti parameter yang lain tidak dapat diatur dan dimanipulasi oleh peneliti, selain itu variabilitas populasi menunjukkan tingkat keragaman heterogenitas atau variabilitas individu yang merupakan anggota populasi. 2. Ukuran sampel Makin besar ukuran sampel makin representatif sampel itu sebagai wakil populasi dan semakin homogen suatu populasi maka sampel yang berukuran kecil pun sudah cukup representatif. 3. Teknik penentuan sampel Jika populasi tidak homogen sempurna maka semakin acak sampel dan sampel itu makin representatif sebagai wakil populasi, karena itu teknik penentuan sampel perlu dipilih sedemikian rupa sehingga memperoleh sampel dengan tingkat keacakan yang memadai. 4. Kecermatan memasukkan ciri-ciri populasi Semakin lengkap ciri-ciri populasi yang dimasukkan dalam sampel maka semakin representatif sampel tersebut.

2.11.4 Menentukan Ukuran Sampling

Jumlah anggota sampel sering dinyatakan dengan ukuran sampel, dengan menggunakan perhitungan untuk populasi yang belum diketahui jumlah populasinya digunakan rumus : S = 15 + 50 - 15 Surakhmad, 1994 : 100 Dimana : S = Jumlah sampel yang diambil N = Jumlah anggota populasi n = Z α 2 2 .p.q e 2 Wibisono, 2003, 58-59 Dimana : n = jumlah sampel minimum α = tingkat ketelitian Z = nilai tabel distribusi normal e = tingkat kesalahan p = proporsi jumlah kuisioner yang dianggap benar q = proporsi jumlah kuisioner yang dianggap salah

2.12 Validitas

Validitas menunjukkan sejauh mana alat ukur itu mengukur apa yang ingin diukur tersebut valid atau tidak. Suatu instrumen yang valid mempunyai validitas tinggi, sebaliknya instrumen yang kurang valid mempunyai validitas rendah. Dalam penelitian ini digunakan kuisioner untuk pengumpulan data, maka kuisioner yang disusun diharapkan dapat mengukur apa yang ingin diukurnya. Setelah kuisioner tersusun dan teruji validitasnya dalam praktek belum tentu data yang dikumpulkan adalah data yang valid. Banyak hal yang mengurangi validitas data, misalnya apakah pewawancara mengikuti petunjuk yang telah ditetapkan pada saat pengumpulan data, selain itu kondisi responden sewaktu diwawancara apakah juga merasa bebas tanpa malu dalam menjawab pertanyaan sehingga diperoleh data yang valid, sebaliknya apabila responden dalam menjawab pertanyaan dalam kondisi malu atau tertekan maka data yang didapat besar kemungkinan tidak benar. Rumus korelasi yang dapat digunakan adalah yang dikembangkan oleh Pearson yang dikenal dengan rumus korelasi product moment Pengantar Statistika, Walpole, 1995 : { }{ } 2 2 2 2 Y Y N X X N Y X XY N r xy Σ − Σ Σ − Σ Σ Σ − Σ = Dengan pengertian : r = koefisien korelasi X = skor total pertanyaan no. 1 Y = skor total Untuk menyimpulkan apakah instrumen yang digunakan valid atau tidak nilai koefisien korelasi r hitung masing-masing item dibandingkan dengan nilai r tabel . Apabila nilai koefisien korelasi r hitung lebih besar daripada nilai kritis r r tabel untuk masing-masing item berarti instrumen dinyatakan valid dan sebaliknya apabila nilai koefisien korelasi r hitung lebih kecil dari nilai kritis r r tabel maka suatu instrumen itu dinyatakan tidak valid.

2.13 Reliabilitas