2.1.3. Ideologi Media
Pada proses produksi sebuah berita, sebuah media selalu melibatkan pandangan dan ideologi wartawan, juga kepentingan media
itu sendiri. Ideologi ini menentukan aspek fakta yang dipilih dan membuang apa yang dibuang. Artinya jika seseorang wartawan menulis
berita dari salah satu sisi, menampilkan sumber dari satu pihak, dan memasukan opininya pada suatu berita. Dapat dikatakan media bukanlah
merupakan sarana yang netral dalam menampilkan kekuatan dan kelompok dalam masyarakat secara apa adanya tetapi kelornpok dan
ideologi yang dominan dalam media itulah yang akan ditampilkan dalam beritaberitanya Eriyanto, 2005: 90.
Pada kenyataannya berita di media massa tidak pernah netral dan obyektif. Jika kita lihat bahasa jurnalistik yang digunakan mediapun
selalu dapat ditemukan adanya pemilihan fakta tertentu dan membuang aspek fakta yang lain yang mencerminkan pemilihan media pada salah
satu kelompok atau ideologi tertentu. Bahasa ternyata tidak pernah lepas dari subyektifitas sang wartawan dalam mengkonstruksi realitas dengan
mengetahui bahasa yang digunakan dalam berita. pada saat itu juga kita menemukan ideologi yang dianut oleh wartawan dan media yang
bersangkutan.
2.1.4. Hierarchv of
Influence
Media pada dasarnya adalah cerminan dan refleksi dari masyarakat secara umum. Karena itu, media bukanlah saluran yang
bebas, media juga subyek yang mengkonstruksi realitas, lengkap dengan pandangan, bisa dan pemihakannya. Di dalam suatu pemberitaan,
pembaca kerap berharap media bertindak netral dan seimbang ketika memberitakan pihak-pihak yang berkonflik. Kecenderungan atau
perbedaan setiap media dalam memproduksi informasi kepada khalayak dapat diketahui dari pelapisan-pelapisan yang melingkupi institusi
media. Pamela Shoemaker dan Stephen D. Reese membuat model Hierarchy of Influence yang menjelaskan hal ini :
Tingkat Ideologis Tingkat Ekstramedia
Tingkat Organisasi Tingkat Rutinitas Media
Tingkat Individual
Gambar Hierarchy of Influence Shoemaker dan Reese.
1. Pengaruh individu-individu pekerja media. Diantaranya adalah karakteristik pekerja komunikasi, latar belakang personal dan
profesional. 2. Pengaruh rutinitas media. Apa yang dihasilkan oleh media massa
dipengaruhi oleh kegiatan seleksi-seleksi yang dilakukan oleh komunikator, termasuk tenggat waktu deadline dan rintangan waktu
yang lain, keterbatasan tempat space, kepercayaan reporter pada sumber-sumber resmi dalam berita yang dihasilkan.
3. Pengaruh organisasional. Salah satu tujuan yang penting dari media adalah mencari keuntungan materiil. Tujuan-tujuan dari media akan
berpengaruh pada isi yang dihasilkan. 4. Pengaruh dari luar organisasi media. Pengaruh ini meliputi lobi dari
kelompok kepentingan terhadap isi media. Pseudoevent dari praktisi public relations dan pemerintah yang membuat peraturan-peraturan
dibidang pers. 5. Pengaruh ideologi. Ideologi merupakan sebuah pengaruh yang paling
menyeluruh dari semua pengaruh. Ideologi disini diartikan sebagai mekanisme simbolik yang menyediakan kekuatan kohesif yang
mempersatukan di dalam masyarakat Sobur, 2004: 138-39. Konsep ideologi bisa membantu menjelaskan mengapa wartawan
memilih fakta tertentu untuk ditonjolkan dari pada fakta yang lain, walaupun hal itu merugikan pihak lain, menempatkan sumber berita
yang satu lebih menonjol dari pada sumber yang lain, ataupun secara nyata atau tidak melakukan pemihakan kepada pihak tertentu. Artinya
ideologi wartawan dan media yang bersangkutanlah yang secara strategis menghasilkan berita-berita seperti itu. Disini dapat dikatakan media
merupakan inti instrumen ideologi yang tidak dipandang sebagai zona netral dimana berbagai kelompok dan kepentingan ditampung, tetapi
media lebih sebagai subyek yang mengkonstruksi realitas atas penafsiran wartawan atau media sendiri untuk disebarkan kepada khalayak
Eriyanto, 2005: 92.
2.1.5. Pengertian Berita