Pengujian Persyaratan Analisis HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

73

2. Pencapaian Kompetensi Pembuatan Kerah Kemeja Menggunakan

Mesin High Speed Dan Mesin Manual Nilai pada pembuatan kerah kemeja sesuai dengan KKM dibagi menjadi 3 jenis kegiatan, yaitu persiapan, proses dan hasil. Persiapan meliputi menyiapkan peralatan menjahit dan menyiapkan bahan dan pola. Proses pembuatan kerah dapat ditinjau dari meletakkan pola diatas bahan, memotong bahan, menyetrika kain keras, menyetrika kain vislin, melakukan pengepresan, menjahit kelepak kerah, menyambung kelepak kerah dengan kaki kerah, menyambung kerah pada leher, mengoperasikan mesin jahit dan waktu pembuatan. Hasil kerja dalam pembuatan kerah ditinjau dari ketepatan jahitan, ketepatan ukuran, kebersihan kain, dan bentuk kerah. Berdasarkan rata-rata nilai unjuk kerja praktik menjahit kerah kemeja pada Tabel 17 didapatkan bahwa aspek menjahit kelepak kerah mempunyai nilai rata-rata yang sama antara penggunaan mesin high speed dan mesin manual dengan nilai rata-rata 3,187, aspek menyambung kelepak kerah dengan kaki kerah menggunakan mesin manual dengan nilai 3,000 mempunyai nilai rata-rata lebih tinggi dibandingkan dengan mesin high speed dengan nilai 2,937, aspek menyambung kerah pada leher menggunakan mesin high speed dengan nilai 3,000 lebih tinggi dibandingkan mesin manual dengan nilai 2,937, aspek mengoperasikan mesin jahit mempunyai nilai rata-rata sama antara mesin high speed dan mesin manual dengan nilai rata-rata 3,312, nilai rata-rata aspek ketepatan jahitan menggunakan mesin high speed dengan nilai 3,375 lebih tinggi dibandingkan dengan mesin manual dengan nilai rata-rata 2,812, aspek ketepatan ukuran menggunakan mesin high speed dengan nilai 3,250 lebih 74 tinggi dibandingkan mesin manual dengan nilai 3,062, nilai rata-rata aspek kebersihan kain menggunakan mesin high speed dengan nilai 3,312 lebih tinggi dibandingkan dengan mesin manual dengan nilai 3,187, nilai rata-rata aspek bentuk kerah menggunakan mesin high speed dengan nilai 3,250 lebih tinggi dibandingkan dengan mesin manual dengan nilai 2. Berdasarkan hasil penelitian diketahui beberapa aspek yang belum mencapai KKM, antara lain: penilaian menyambung kelepak kerah dengan kaki kerah menggunakan mesin high speed ada 2 siswa 12,5 dan mesin manual ada 1 siswa 6,25 masih belum kompeten, penilaian menyambung kerah pada leher menggunakan mesin high speed ada 1 siswa 6,25 dan mesin manual ada 3 siswa 18,75 yang tidak kompeten, pada penilaian ketepatan jahitan menggunakan mesin high speed tidak terdapat siswa yang tidak kompeten dan pada mesin manual terdapat 3 siswa 18,75 yang tidak kompeten, pada aspek bentuk kerah yang menggunakan mesin high speed ada 1 siswa 6,25 dan yang menggunakan mesin manual ada 3 siswa 18,75 yang tidak kompeten. Hasil nilai unjuk kerja praktik membuat kerah kemeja kemudian dibuat presentase pada tiap aspek proses, yaitu sebagai berikut: aspek menjahit kelepak kerah menggunakan mesin high speed 100 kompeten sedangkan menggunakan mesin manual 100 kompeten, aspek menyambung kelepak kerah dengan kaki kerah menggunakan mesin high speed 87,5 kompeten dan 12,5 tidak kompeten, aspek menyambung kerah pada leher menggunakan mesin high speed 93,75 kompeten dan 6,25 tidak kompeten, aspek menyambung kerah pada leher menggunakan mesin high speed 93,75 kompeten dan 6,25 tidak kompeten dan