79
terdapat perbedaan antara penggunaan mesin high speed dan mesin manual pada pencapaian kompetensi pembuatan kerah kemeja pada
pembelajaran busana industri di SMK N 1 sewon.
B. Implikasi
Kesimpulan yang telah dikemukakan diatas berimplikasi pada kompetensi menjahit kerah kemeja dengan mesin high speed dan mesin
manual. Adanya perbedaan pencapaian kompetensi pembuatan kerah kemeja menggunakan mesin high speed dan mesin manual pada mata
pelajaran pembuatan busana industri siswa akan memberikan informasi kepada guru, kepala sekolah, orangtua dan khususnya pada siswa itu
sendiri.
C. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini hanya bertujuan untuk mengetahui adanya pencapaian kompetensi menjahit kerah kemeja terhadap penggunaan mesin high speed
dan mesin manual pada pembelajaran busana industri di SMK Negeri 1 Sewon, Membuktikan perbedaan pencapaian kompetensi menjahit kerah
kemeja terhadap penggunaan mesin high speed dan mesin manual pada pembelajaran busana industri di SMK Negeri 1 Sewon. Penelitian ini dibatasi
hanya menggunakan aspek psikomotor saja, karena berhubungan dengan ketrampilan membuat kerah kemeja.
80
D. Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat diberikan saran-saran sebagai berikut:
1. Siswa yang memiliki pencapaian kompetensi pembuatan kerah kemeja yang tinggi sebaiknya membantu teman lainnya yang memiliki pencapaian
kompetensi rendah. 2. Siswa sebaiknya meningkatkan lagi dalam pencapaian kompetensi menjahit
kerah kemeja, dengan banyak berlatih dan belajar menggunakan mesin high speed maka hasil yang dicapai juga akan lebih baik, karena menggunakan
mesin high speed maka kecepatan mesin juga berpengaruh terhadap penggunaan waktu saat menjahit sehingga lebih cepat.
3. Penggunaan mesin high speed dan mesin manual berpengaruh terhadap pencapaian kompetensi pembuatan kerah kemeja maka sekolah sebaiknya
berusaha memperbaiki fasilitas terutama mesin high speed dikelas, agar lulusan SMK mempunyai pengetahuan dan keterampilan lebih terhadap
penggunaan mesin high speed pada saat pembelajaran praktik terutama pembelajaran pembuatan busana industri.
81
DAFTAR PUSTAKA
Arifatul dkk. 2011. Perbedaan Kuantitas dan Kualitas Hasil jahitan Mesin Jahit Manual dan High Speed. Unnes.
Benny Criya Permana. 2014. Perbedaan Nilai-Nilai Sosial pada Peserta Didik Yang Mengikuti Ekstrakulikuler Olahraga dengan Peserta Didik yang
Mengikuti Ekstrakulikuler Non Olahraga di SMA Negeri 3 Yogyakarta. Skripsi FIK UNY.
Depdiknas. 2006. Sistem Penyelenggaraan Sekolah Bertaraf Internasional SBI untuk Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Pendidikan
Nasional. Djemari Mardapi. 2008. Teknik Penyusunan Instrumen Tes dan Non tes.
Yogyakarta: Mitra Cendekia. Doctorandus Sutomo. 2013. Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan. Diakses
dari http:academia.edu
, pada tanggal 22 Juni 2015 jam 10. 26 WIB. Ernawati, Izweni Weni N. 2008. Tata Busana Jilid 1. Jakarta: Direktorat
Jendral Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah. Ernawati, Izweni Weni N. 2008. Tata Busana Jilid 3. Jakarta: Direktorat
Jendral Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah. Hamzah B. Uno. 2011. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Jerry R. Thomas JK Nelson. 1996. Research Methods in Physical activity. Champaign: Human Kinetics Publisher.
Mimin Hayati. 2007. Sistem Penilaian Berbasis Kompetensi Teori dan Praktik. Jakarta: Gaung Persada Press.
Mulyasa E. 2006. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Nana Sudjana. 2001. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru.
Nana Syaodih Sukmadinata. 2013. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Nanang Hanafiah Cucu Suhana. 2012. Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: PT Refika aditama.
Oemar Hamalik. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Peraturan
Menteri Pendidikan
Nasional RI.
Diakses pada
http:aidsindonesia.or.id , pada tanggal 15 agustus 2015 jam 19.00 WIB.