Dakwah: 1 Melalui media massa cetak dan elektronik serta media komunikasi

Sedangkan dalam Pasal 3 Anggaran Rumah Tangga disebutkan cara yang dilakukan untuk mencapai tujuan partai, dan di Pasal 4 disebutkan sarana yang digunakan antara lain dengan dakwah 24 : Pasal 3 tersebut berbunyi: Untuk mencapai tujuan Partai maka dilakukan kegiatan-kegiatan antara lain: a. Menyampaikan dakwah dan tarbiyah Islamiyah kepada masyarakat, khususnya umat Islam, secara benar, jelas, utuh, dan menyeluruh; b. Mendorong kebajikan di berbagai bidang kehidupan; c. Memberantas kebodohan, kemiskinan, dan kerusakan moral; d. Menghimpun jiwa dan menyatukan hati manusia di bawah naungan prinsip-prinsip kebenaran; e. Mendekatkan berbagai persepsi antara madzhab-madzhab di kalangan Umat Islam; f. Memberi alternatif solusi terhadap berbagai persoalan umat dan bangsa serta pembangunannya; g. Membangun peradaban manusia atas dasar keseimbangan iman dan materi; h. Meningkatkan kesejahteraan Anggota Partai dan masyarakat; i. Merealisasikan keadilan dan solidaritas sosial serta ketentraman bagi masyarakat; j. Mengembangkan dan melindungi kekayaan Bangsa dan Negara; k. Memajukan perlundungan hak-hak asasi manusia. Pasal 4 berbunyi: Dalam melaksanakan sasaran dan kegiatan tersebut Partai menggunakan sarana-sarana antara lain:

a. Dakwah: 1 Melalui media massa cetak dan elektronik serta media komunikasi

lainnya; 2 Pengiriman delegasi di dalam dan ke luar negeri; 3 Melalui lembaga legislatif, eksekutif, dan lembaga-lembaga strategis lainnya. Di antara partai politik Islam yang menonjol dalam perolehan suara saat ini adalah PKS yang merupakan partai Islam terbesar di Indonesia. PKS adalah satu- satunya partai kader yang nyata di Indonesia. Para anggotanya yang terdiri dari orang muda itu bekerja secara sistematis untuk mendidik politisi masa depan serta terlibat 24 Ibid, h.603-604. dalam langkah-langkah profesional. Rekrutmen dan pelatihan anggota PKS harus menjalani tahun pelatihan dalam grup kecil, yang tidak hanya mencakup kuliah politik dan topik seperti mengelola, kampanye Pemilu tapi juga tafakur dan latihan berdoa serta kelas membaca Al-Qur’an. Para pengritik menyebutnya agamaideologi indoktrinasi. 25 Partai ini menunjukkan kecenderungan yang meningkat dalam perolehan suara dari satu Pemilu ke Pemilu lainnya. Pemilu pertama diikuti partai ini pada tahun 1999, yang saat itu bernama Partai Keadilan PK. Perubahan nama menjadi PKS karena pada Pemilu 1999 tersebut PK hanya memperoleh 1,36 suara dan tidak electoral thershold memenuhi ambang batas suara yang ditetapkan. 26 Pemilu 2004, PKS memperoleh suara 7,34, dan Pemilu 2009 memperoleh suara 7,89. Kecenderungan secara nasional ini sama seperti yang terjadi dengan PKS Sumatera Utara. Kecenderungan peningkatan perolehan suara ini, menjadikan PKS sebagai partai Islamis paling sukses kedua di dunia setelah the ruling party di Turki, AKP Adelet ve Kalkinma Partisi atau Partai Keadilan dan Pembangunan. Kedua partai ini sama-sama bertarung melalui mekanisme demokrasi elektoral dan prosedural. 27 Baik PKS maupun AKP sama-sama partai gerakan movement party. Ciri ini membedakan PKS dengan partai-partai Islam yang ada. Ciri PKS ini tidak terlepas dari asal-usulnya yang dapat ditelusuri dari gerakan dakwah kampus. 28 Karena ia merupakan movement party maka partai ini memiliki jaringan organisasi massif dari struktur tertinggi sampai ke bawah, dan inilah yang menjadikan PKS menjadi besar. 25 Mathias Heilmann, Islamismus in Indonesien: Der Erfolg der Gerechigkeits- und Wohlfahrtspartei und seine möglichen Auswirkungen”, ASEAS – Österreichische Zeitschrit für Südostasienwissenschaten, No. 1, 2008, 21, htp:seas.ataseas1_1ASEAS_1_1_A3.pdf. 26 Electoral threshold Pemilu 1999 sebesar 2 dari total perolehan suara, sedangkan pada Pemilu 2004 electoral threshold meningkat menjadi 3 dari total perolehan suara. Selanjutnya berdasarkan Undang-undang Nomor 12 Tahun 2003 pasal 9 ayat 1 dan 2 menyebutkan bahwa partai yang idak melewai batas 3 diharuskan menggani nama dan tanda gambar. 27 Greg Fealy, dalam Burhanuddin Muhtadi, Dilema PKS, Suara dan Syariah Jakarta: Gramedia, 2012, h.xiii Untuk itu perlu diketahui bagaimana implementasi setting tujuan dan sasaran PKS Sumatera Utara dalam melaksanakan tahapan sasarannya? Apa yang dilakukan PKS Sumatera Utara dalam perencanaan kampanye politiknya. Sejauh mana PKS Sumut melakukan implementasi secara spesifik sasaran-sasaran politiknya, dan ketika sasaran telah dilaksanakan, apakah yang dilakukan PKS dalam mencapai tujuannya. Akan halnya Partai Persatuan Pembangunan PPP berbeda secara historis dengan PKS. PPP adalah partai Islam yang telah lebih dahulu lahir, tepatnya dilahirkan oleh suatu sistem otoritarianisme negara yang begitu kuat terhadap organisasi partai politik. PPP dilahirkan melalui fusi penggabungan empat partai politik Islam peserta Pemilu 1971, yaitu Partai Nahdlatul Ulama NU, Partai Syarikat Islam Indonesia PSII, Partai Islam Persatuan Tarbiyah Islamiyah Perti, dan Partai Muslimin Indonesia Parmusi. Dalam naskah deklarasi pembentukan PPP yang ditandatangani oleh KH. Idham Khalid NU, H.M.S. Mintaredja Parmusi, H. Anwar Tjokroaminoto PSII, Rusli Halil Perti, dan K.H. Masykur NU, dikatakan bahwa kelahiran PPP merupakan wadah penyelamat aspirasi umat Islam dan cermin kesadaran serta tanggung jawab tokoh-tokoh umat dan pemimpin partai untuk bersatu, bahu membahu, serta membina masyarakat agar dapat lebih meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT, melalui perjuangan partai politik. 29 Selama masa Orde Baru sampai dengan sebelum masuknya Orde Reformasi, keberadaan PPP bersama Partai Demokrasi Indonesia PDI hanya sebagai partai politik pelengkap demokrasi Pancasila saat itu. Kedua partai ini selalu menjadi partai yang kalah selama lima kali Pemilu yakni Pemilu tahun 1977 sampai 1997. Dalam kondisi seperti ini aspirasi umat Islam mengalami ketersumbatan politik oleh kuatnya 28 Lihat lagi Burhanudin Muhtadi, Dilema PKS, Suara dan Syariah Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia, 2012 h.31. Dalam penjelasan tentang PKS dan gerakan dakwah kampus, Burhanuddin menjelaskan bahwa secara eimologis dakwah berari “menyeru” kepada Islam atau seruan agama untuk membangkitkan iman untuk menjaga masyarakat Islam dari kebejatan. Dalam pengerian terminologis dakwah berari mengajak masuk agama, atau seruan kepada al-din agama. Para akivis dakwah disebut du’ah bentuk jamak dari da’i yang berari orang yang melakukan seruan agama, ceramah, artau penyebaran pemahaman mengenai ajaran Islam. 29 Tim Litbang Kompas, Partai-Partai Poliik Indonesia; Ideologi dan Program 2004 –2009 Jakarta: Kompas, 2004, h.88. intervensi negara yang menguasai militer dan kekuatan politik Golkar pada masa itu. Azas politik PPP di masa Orde Baru mengalami pasang surut di mana selama dua Pemilu menggunakan azas Islam yakni Pemilu tahun 1977 dan 1982, sedangkan pada Pemilu tahun 1987, 1992 ,1997 PPP menggunakan azas Pancasila. Pemilih partai ini sebagian besar masih didominasi oleh anggota Nahdlatul Ulama NU dan anggota dari masyarakat kelas menengah. PPP masih mencoba untuk membedakan dirinya dari partai Islam lainnya melalui program Islam diucapkan. Segera setelah awal era reformasi yang membuka demokrasi pada tahun 1999, misalnya, pengenalan hukum syariat menjadi salah satu tujuan program PPP. 30 Sebagai satu-satunya partai Islam selama kepemimpinan Presiden Soeharto di masa Orde Baru setelah 1971 PPP adalah partai yang paling canggih sebagai organisasi partai politik Islam. PPP juga mendapat keuntungan dari ketuanya yakni Hamzah Haz yang menjabat sebagai Wakil Presiden bagi Megawati Sukarnoputri. PPP memiliki beragam profil ideologi, berubah dari pendukung jihad ultra-koservatif menjadi moderat-konservatif dengan latar belakang NU. PPP juga adalah partai yang memiliki komitmen mengubah konstitusi dan memberlakukan hukum Islam bagi umat Muslim. Proposal PPP dibuat bersama dengan partai yang lebih konservatif yakni PBB Partai Bulan Bintang, telah membuat sedikit kemajuan di parlemen. Tetapi kampanye bekerja untuk memperkuat citra PPP sebagai basis pertahanan pro- syariah Islam. Konstituen PPP terutama terdiri dari masyarakat sayap konservatif NU dan Muhammadiyah, dan umat Muslim menunjukkan implementasi hukum Islam sebagai prioritas. Ketika PPP berupaya meningkatkan dan mengembangkan basis pemilihnya sejak jatuhnya kekuasaan Soeharto, partai ini mengalami guncangan di akhir tahun 2001 oleh pertempuran sengit antar faksi-faksi dan pembelotan beberapa tokohnya ke PPP Reformasi. Saat itu PPP Reformasi menjadi partai politik yang kurang efektif dan masa depannya tidak menjanjikan. PPP memiliki kader militan, dan memiliki wakil presiden. 31 30 Woischnik, dan Müller, “Islamic Paries”, h.65. 31 Robert W.Hefner, Islam in Indonesias Poliical Future Alexandria, Virginia: The CNA Corporaion, 2002, h.30-31. Kehadiran PPP di pentas politik nasional pada tahun 1973 adalah berdasarkan pada kebijakan pemeritah kala itu yang melakukan penyederhanaan partai melalui fusi. Untuk merepresentasikan identitas keislamannya, PPP menggunakan lambang Ka’bah sebagai lambang partai. PPP kemudian menjadi satu-satunya partai yang berazaskan Islam dan menjadi pilihan umat Islam melabuhkan aspirasinya. Namun Pemilu yang berjalan di bawah tekanan pemerintahan Orde Baru tidak memungkinkan suara Islam sebagai aspirasi umat Islam mengungguli suara Golkar sebagai partai penguasa. Kecenderungan suara umat Islam ini kemudian dipandang sebagai gelagat yang tidak menguntungkan penguasa Orde Baru sehingga dikeluarkanlah kebijakan baru menyangkut kepartaian. Identitas keislaman PPP kembali direduksi oleh pemerintah berkuasa pada masa itu melalui larangan partai politik menggunakan azas Islam dan mengganti lambang partai menjadi Bintang. Hasilnya memang cukup efektif karena pemungutan suara pada yang diikuti 93.737.633 pemilih suara sah mencapai 85.869.81691,32 persen PPP kehilangan 33 kursi dibandingkan Pemilu 1982 sebelumnya, sehingga hanya mendapat 61 kursi. Namun setelah tumbangnya Orde Baru, PPP kembali menggunakan lambang Ka’bah sebagai lambang partai. Secara resmi penggantian lambang partai tersebut dilakukan melalui Muktamar VII Partai Persatuan Pembangunan di Bandung, 3-6 Juli 2011. Sesuai dengan Anggaran Dasar PPP yang dihasilkan Muktamar Pasal 4 PPP memuat prinsip-prinsip perjuangan partai tersebut yakni: 32 a. Prinsip ibadah; b. Prinsip amar ma’ruf nahi munkar; c. Prinsip kebenaran, kejujuran, dan keadilan; d. Prinsip musyawarah; e. Prinsip persamaan, kebersamaan, dan persatuan; f. Prinsip istiqamah. 32 Rumah Besar Umat Islam; Ketetapan Muktamar VII Partai Persatuan Pembangunan tentang Anggaran Dasar Anggaran Rumah Tangga, Dewan Pimpinan Pusat Partai Persatuan Pembangunan Masa Baki 2011-2015, h.4-6. Pada Pasal 5, tujuan PPP adalah terwujudnya masyarakat madani yang adil, makmur, sejahtera lahir-batin, dan demokratis dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila di bawah rida Allah Subhanahu Wata’ala. Pasal 6 menyebutkan; 1 Untuk mencapai tujuan, PPP berkhidmat untuk berjuang: a. mewujudkan serta membina manusia dan masyarakat yang beriman dan bertakwa kepada Allah Subhanahu Wata’ala, meningkatkan mutu kehidupan beragama, serta mengembangkan ukhuwah Islamiyah. Dengan demikian PPP mencegah berkembangnya faham-faham atheisme, komunismemarxisme leninisme, sekularisme, dan pendangkalan agama; b. menegakkan hak asasi manusia dan memenuhi kebutuhan dasar manusia sesuai harkat dan martabatnya dengan memerhatikan nilai-nilai agama terutama nilai-nilai ajaran Islam, dengan mengembangkan ukhuwah insaniyah. Dengan demikian PPP mencegah dan menentang berkembangnya neo-feodalisme, liberalisme, paham yang melecehkan martabat manusia, proses dehumanisasi, diskriminasi, dan budaya kekerasan; c. memelihara rasa aman, mempertahankan, serta memperkukuh persatuan dan kesatuan bangsa dengan mengembangkan ukhuwah wathaniyah. Dengan demikian PPP mencegah dan menentang proses disintegrasi, perpecahan, dan konflik sosial yang membahayakan keutuhan bangsa Indonesia yang berbhinneka tunggal ika;

d. melaksanakan dan mengembangkan kehidupan politik yang