Misalnya tokoh kunci belum dapat kita pilih sampai kita menentukan tujuan dan sasaran-sasaran yang dibutuhkan.
3.2. Sasaran-sasaran
Jika dibandingkan dengan tujuan, sasaran lebih fokus dan spesifik. Rumusan sasaran terbaik adalah yang menggambarkan hasil terukur. Biasanya sasaran bersifat
jamak dan mendukung tujuan yang satu di mana antara satu sasaran dengan yang lainnya saling bersinergi. Sasaran-sasaran ini memiliki empat bagian, yakni;
1. Identifikasi suatu khalayak tertentu, 2. Suatu keadaan yang terukur,
3. Merancang sebuah tingkat kecakapan, 4. Merancang suatu bingkai waktu.
Dalam literatur komunikasi, delapan karakteristik berikut muncul untuk memandu perumusan sasaran yang baik.
1. Tertulis. Karakteristik ini tampaknya jelas, tapi biasanya kita memulai
merencanakan dengan berasumsi bahwa semua orang mengerti tujuan dan sasaran kita. Namun seorang anggota kelompok tertentu mungkin memiliki
persepsi berbeda tentang sasaran yang akan dicapai. Karenanya membuat sasaran kelompok secara tertulis akan menghindari perbedaan persepsi.
2. Rumusan yang spesifik dan jelas. Untuk terlepas dari ambigu, maka tugas-
tugas yang dirumuskan mesti spesifik dan jelas.
3. Terukur dan berorientasi perbaikan. Sasaran harus berorientasi perbaikan, dan
ia harus menyebutkan secara pasti tugas yang satu dengan lainnya dalam rangka mencapai tujuan. Untuk mendapatkan sasaran yang benar-benar
memandu pada program dan mencapai puncak sukses, maka ia harus terukur.
4. Kredibel. Menjadi kredibel berarti bahwa penyelesaian yang terjadi dapat
langsung dialamatkan pada upaya yang dilakukan.
5. Penerimaan. Karakteristik ini merujuk pada tingkat penerimaan sasaran untuk
organisasi dan manajemen. Untuk itu, sasaran harus sejalan dengan dukungan organisasi dan mendukung misi, tujuan, sasaran organisasi. Hal ini terkait isu-
isu, permasalahan dan perbaikan penerimaan manajemen.
6. Realistis dan tercapai. Mempertahankan sasaran untuk tetap spesifik dan jelas