dengan 6.691 suara dan di Dapil Sumut VIII meliputi Kabupaten Nias, Nias Selatan, Nias Utara, Nias Barat, dan Gunung Sitoli dengan 5.913 suara.
B. Gambaran Umum Kampanye PPP
Sejak Presiden Republik Indonesia keempat KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur meninggal dunia pada akhir 2009 lalu, dan terpecahnya Partai Kebangkitan
Bangsa PKB yang dibesarkan Gus Dur, praktis tak ada partai Islam yang secara tradisional menjadi tempat berkumpulnya para ulama di Nusantara. Argumentasi ini
dipandang oleh parta petinggi PPP sebagai momentum untuk menjadi PPP sebagai tempat berkumpulnya para ulama. Partai ini kemudian mendeklarasikan sebagai
Rumah Besar Umat Islam.
130
Sebagai Rumah Besar Umat Islam PPP mendeklarasikan sebagai partai tempat umat Islam menyalurkan aspirasi dan
memerjuangkan kepentingannya; tempat umat Islam bernaung dalam kehidupan berbangsa dan bernegara; tempat umat Islam merapatkan barisan; wadah pengaderan
untuk melahirkan pemimpin nasional; menjadi partai pemersatu untuk semua kelompok; dan berjuang bersama membangun PPP sebagai Rumah Besar Umat
Islam. Jargon Rumah Besar Umat Islam itu sendiri mulai terdengar pasca Muktamar
PPP VII di Bandung tahun 2011 atau setelah terpilihnya kembali Suryadharma Ali memimpin PPP untuk periode 2011-2016. Dengan jargon ini tampak sekali bahwa
PPP berupaya menghimpun kembali kekuatan umat Islam dalam satu payung politik. Hal tersebut ditegaskan Wakil Ketua DPP PPP Lukman Hakim Saifuddin yang
belakangan menjabat sebagai Menteri Agama menggantikan Suryadharma Ali karena tersangkut kasus korupsi. Dalam Mukernas I dan Halaqah Nasional Alim Ulama PPP
di Pondok Pesantren Lirboyo, 21-23 Februari 2012 Lukman Hakim Saifuddin menyatakan bahwa dalam pengertian konkret, Rumah Besar Umat Islam adalah
berupa Ka’bah, masjid, mushalla, atau surau, dan tentu juga pesantren. Oleh karena itu, PPP mengajak segenap umat Islam untuk kembali ke rumah-rumah ini. Sebab di
sinilah Rasulullah SAW dan para pendahulu kita merintis perjuangan membangun masyarakat berkeadaban.
130 Penegasan ini dinyatakan dalam Buku ke-PPP-an yang diterbitkan DPP PPP, t.t.
Jargon Rumah Besar Umat Islam, sebagaimana dijelaskan dalam Rapat Pleno DPP PPP 2011-2015, pada 21-22 Oktober 2011 di Jakarta, setidak-tidaknya ada tiga
pengertian dari PPP sebagai Rumah Besar Umat Islam, yaitu: Pertama, PPP merupakan tempat kembalinya orang Islam, terutama untuk menyalurkan aspirasi
dan menindaklanjutinya. Kedua, PPP merupakan tempat bernaung atau berlindung dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Ketiga, PPP merupakan tempat untuk
menyatukan aspirasi umat Islam dan menindaklanjutinya, sehingga aspirasi umat Islam dapat terwujud dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Berbeda dengan strategi yang dijalankan oleh PKS yang mendengungkan diri sebagai partai terbuka, namun tidak begitu dengan PPP. Partai berlambang Ka’bah ini
malah terdengar lebih eksklusif dengan jargon Rumah Besar Umat Islam tersebut. Tetapi pada kenyataannya dalam Pemilu Legislatif 2014 PPP juga mencalonkan umat
non Islam sebagai calon legislatif Caleg di beberapa daerah yang minoritas umat Islam. Seperti halnya PKS, PPP juga terikat pada aturan Undang-undang No.2 Tahun
2011 Tentang Perubahan Atas Undang-undang No.2 Tahun 2008 Tentang Partai Politik Pasal 3 ayat 1 huruf c yang berbunyi: Kepengurusan pada setiap provinsi
dan paling sedikit 75 tujuh puluh lima perseratus dari jumlah kabupatenkota pada provinsi yang bersangkutan dan paling sedikit 50 lima
puluh perseratus dari jumlah kecamatan pada kabupatenkota yang bersangkutan. Tanpa melibatkan Caleg maupun pengurus dari kalangan non Islam di
daerah minoritas umat Islam, mustahil rasanya partai ini bisa tetap eksis dan mengikuti Pemilu.
Dengan jargon Rumah Besar Umat Islam inilah kemudian PPP melangkah dalam irama dinamika politik di tanah air, tak terkecuali dalam Pemilihan Umum
Kepala Daerah Pemilukada maupun dalam Pileg 2014. Jargon ini digunakan juga dalam Pemilukada Gubernur Sumatera Utara tahun 2013, juga dalam Pileg 2014.
Para juru kampanye PPP menggunakan jargon tersebut dalam setiap kampanye yang dilancarkan. Meskipun dalam orientasi politiknya, sebagai Parpol, PPP berorientasi
meraih, merebut dan memertahankan kekuasaan untuk meningkatkan kesejahteraan umat, mencerdaskan bangsa, memelihara kesatuan dan keutuhan NKRI melalui
kekuasaan PPP dapat berkhidmat sesuai dengan prinsip perjuangan partai. Orientasi
kepada kekuasaan agar memperoleh kepercayaan umat untuk memperbanyak
anggota DPR, DPRD Provinsi, DPRD Kab Kota, dan menguasai pemerintah di pusat dan daerah.
Dengan jargon Rumah Besar Umat Islam ini pula PPP melancarkan kampanye di Sumatera Utara. Dari jadwal yang ditetapkan KPUD Sumatera Utara,
PPP hanya memanfaatkan tiga kali kampanye akbar pengerahan massa, di mana satu dalam bentuk rapat akbar, dan dua lagi dalam bentuk konvoi kendaraan bermotor.
Kampanye yang diselenggarakan di Sumatera Utara tersebut selengkapnya meliputi; 1. Kampanye rapat akbar pengerahan massa yang diselenggarakan di Kebun Lada,
kota Binjai, Jumat 4 April 2014. Kampanye ini menghadirkan Ketua DPW PPP Sumatera Utara H.Fadly Nurzal yang juga merupakan calon legislatif untuk DPR
RI. 2. Kampanye konvoi di Kecamatan Tanjung Balai Kabupaten Asahan pada tanggal 5
April 2014. Kampanye ini dihadiri Caleg DPRD Sumut PPP Julianto Putra LH Caleg DPRD Kabupaten Asahan Azwim.
3. Kampanye konvoi di Lapangan Bola Atas Kota Pematang Siantar pada tanggal 16 Maret 2014. Kampanye ini dihadiri politisi setempat dan berlangsung singkat
karena kondisi ujan dan sedikitnya massa yang hadir.
Dengan mengusung jargon Rumah Besar Umat Islam, PPP Sumatera Utara menargetkan memperoleh 10-12 di provinsi ini. Target regional ini lebih sedikit
atau hampir sama dengan target secara nasional sebesar 12 .
131
Namun baik target secara nasional maupun target regional untuk Sumatera Utara sama-sama meleset,
sebab perolehan suara PPP kurang dari target yang ditetapkan. Suara PPP secara nasional hanya mencapai 6,53 persen, sedangkan suara PPP untuk DPRD Provinsi
Sumatera Utara hanya mencapai 4,75 atau sebanyak 294.974 suara yang terkumpul.
Tabel 6: Perolehan Suara PPP Di DPRD Provinsi Sumatera Utara Berdasarkan Daerah Pemilihan
131 Wawancara dengan Ketua DPP PPP Hasrul Azwar, di Medan, Senin, 24 Maret 2014.
Nomor Urut
9
PPP SUMUT I
SUMUT II SUMUT III
SUMUT IV SUMUT V
SUMUT VI
SUMUT VII
SUMUT
VIII
SUMUT IX SUMUT X
SUMUT XI
SUMUT XII
MEDAN A MEDAN B
DELI SERDANG SERDANG BEDAGAI, TEBING TINGGI
ASAHAN. TANJUNG BALAI, BATUBARA LAB.BATU, LAB.BATU UTARA, LAB.BATU
SELATAN TAPSEL, MADINA, PALAS, PALUTA,
PD.SIDIMPUAN
NIAS, NIAS SELATAN, NIAS UTARA, NIAS BARAT, GN.SITOLI
TAPTENG, TOBASA, SAMOSIR, SIBOLGA, TAPUT, HUMBAHAS,
SIMALUNGUN, PEMATANG SIANTAR,
DAIRI, PAKPAK BHARAT, KARO LANGKAT, BINJAI
40.311 17.495
42.675 24.290
49.972 28.661
43.760 2.301
7.678 15.750
1.023 21.058
294.974 4,75
Diolah dari data KPU Sumut
Dari tabel di atas menunjukkan perolehan suara terbesar di raih PPP di Dapil Sumut V sebesar 49.972 suara yang terdiri dari Kabupaten Asahan, Tanjung Balai,
Batubara. Suara terbanyak kedua diraih PPP di Dapil Sumut VII yang meliputi Kabupaten Tapanuli Selatan Tapsel, Mandailing Natal Madina, Padang Lawas
Palas, Padang Lawasn Utara Paluta, Padang Sidempuan Pd.Sidempuan dengan 43.760 suara. Suara terbanyak ketiga diraih di Dapil Sumut III Kabupaten Deli
Serdang dengan 42.675 suara. Perolehan suara PPP di Tabel di atas menunjukkan perolehan suara terbesar keempat diraih PPP di Dapil Sumut I yakni di kota Medan A
dengan raihan sebanyak 40.311 suara. Medan A sendiri terdiri dari 11 kecamatan di dalam kota Medan yakni Kecamatan Medan Amplas, Medan Kota, Medan Denai,
Medan Deli, Medan Belawan, Medan Area, Medan Marelan, Medan Labuhan, Medan Tembung, Medan Perjuangan dan Medan Timur. Perolehan suara PPP
terbesar kelima di Dapil VI meliputi Labuhan Batu, Labuhan Batu Utara, Labuhan Batu Selatan dengan 28.661 suara. Perolehan suara PKS terbesar keenam diraih di
Dapil IV meliputi Kabupaten Serdang Bedagai dan Kota Tebing Tinggi dengan 24.290 suara. Perolehan suara PPP terbesar ketujuh diraih di Dapil Sumut XII
meliputi Kabupaten Langkat, dan Binjai dengan 21.058 suara. Perolehan suara PPP di Dapil Sumut II Medan B sebesar 17.495 suara atau merupakan perolehan suara
terbanyak kedelapan. Medan B terdiri dari Medan Sunggal, Medan Helvetia, Medan Barat, Medan Tuntungan, Medan Johor, Medan Maimun, Medan Polonia, Medan
Baru, Medan Petisah, Medan Selayang. Perolehan suara PPP terbesar kesembilan di Dapil Sumut X meliputi Simalungun, dan Pematang Siantar dengan 15.750 suara.
Perolehan suara PPP terbesar kesepuluh dicapai di Dapil IX meliputi Kabupaten Tapanuli Tengah Tapteng, Toba Samosir Tobasa, Samosir, Sibolga, Tpanuli Utara
Taput, dan Humbang Hasudutan Humbahas dengan perolehan 7.678 suara. Perolehan dua terkecil terjadi di Dapil Sumut VIII meliputi Kabupaten Nias, Nias
Selatan, Nias Utara, Nias Barat, dan Gunung Sitoli dengan 2.301 suara, dan di Dapil Sumut XI meliputi Kabupaten Dairi Pak-pak Bharat, dan Tanahkaro dengan 1.023
suara.
C. Gambaran Umum Harian Waspada