Gambaran Umum Harian Analisa

yang terbit setiap hari Jumat. Selain berisi artikel agama dari penulis lepas, rubrik ini juga berisi konsultasi agama Islam, hadis-hadis Nabi serta daftar khattib Jumat yang mengisi khutbah Jumat di masjid-masjid di kota Medan maupun di daerah kabupatenkota yang ada di Sumatera Utara. Sekarang ini Harian Waspada menjadi perusahaan keluarga dan dikelola oleh generasi kedua yakni anak-anak pendirinya, yakni Hj.Rayati Syafrin menjabat sebagai Pemimpin Umum, H.Prabudi Said menjabat sebagai Pemimpin RedaksiPenanggung Jawab, H.Teruna Jasa Said menjabat sebagai Wakil Pemimpin UmumWakil Pemimpin Redaksi. Sirkulasi Harian Waspada beredar dan terkonsentrasi di Provinsi Sumatera Utara pada umumnya, kemudian di Provinsi Aceh, dan Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta. Harian Waspada terbit dari Senin sampai Minggu.

D. Gambaran Umum Harian Analisa

Harian Analisa adalah surat kabar harian lokal yang terbit di kota Medan pertama kali pada tanggal 23 Maret 1972. Awal mula terbit, Harian Analisa berbentuk tabloid dengan durasi penerbitan seminggu sekali mingguan. Setahun kemudian tepatnya tanggal 23 Maret 1973, Harian Analisa juga terbit dengan broadsheet lebar dengan 9 kolom dengan tebal delapan halaman. Pada waktu sudah ada Harian Waspada, juga Harian Mimbar Umum yang terbit empat halaman sebagai surat kabar tertua di kota Medan. Harian Analisa didirikan dan didanai oleh sekelompok pengusaha China yang bergerak di bidang percetakan dan surat kabar berbahasa Mandarin Harian Indonesia. 137 Di awal-awal masa berdirinya, jajaran redaksional Harian Analisa diisi oleh para wartawan seperti N.F.Zainuddin, Soffyan, Nasmin Sati, Manan Karim, Wan Ghozali, Amir Siregar, Ali Soekardi dan lainnya. Meskipun surat kabar ini secara khusus diberi nama Analisa, namun tidak ada makna khusus dari nama tersebut. Artinya pemberian nama tidak merujuk suatu makna lain selain dari makna harfiahnya. Setelah beberapa nama diusulkan, akhirnya pilihan jatuh pada nama Analisa karena nama tersebut dinilai gampang diucapkan 137 Sofyan, Pemimpin RedaksiPenanggungjawab Harian Analisa, wawancara di Medan, tanggal 3 September 2014. baik oleh warga pribumi maupun oleh orang asing. 138 Kehadiran Analisa berdiri lebih dilatarbelakangi oleh faktor bisnis sebagaimana dikatakan oleh H.soffyan bahwa latar belakang berdirinya surat kabar ini adalah untuk memajukan dan meningkatkan mutu dan sirkulasi surat kabar daerah, khususnya di Medan, Sumatera Utara. Meski demikian pada saat didirikan, iklim sosial politik di bawah pemerintahan Orde Baru saat itu, semua surat kabar diharuskan mempunyai tema, baik tema politik, ekonomi dan pembangunan. Pilihan Harian Analisa sebagai tema adalah “Membangkitkan Partisipasi Rakyat Dalam Pembangunan”. Di masa Orde Baru pula banyak perizinan yang harus dipenuhi untuk menerbitkan sebuah surat kabar. Untuk posisi sebagai Pemimpin Umum PU misalnya, harus ada rekomendasi dari Serikat Penerbit Suratkabar SPS 139 , Pemimpin Redaksi Pemred harus ada persetujuan dari Persatuan Wartawan Indonesia PWI 140 . Selain itu harus ada surat dari percetakan dan surat persetujuan dari Departemen Penerangan setempat yang menyebutkan bahwa surat kabar yang akan terbit memang masih dibutuhkan di daerah terkait. Sejak didirikan, perkembangan selanjutnya dari Harian Analisa berlangsung secara baik dengan mendapat respons yang baik pula dari pembacanya. Namun diakui masih banyak yang harus diperbaiki dari tampilan surat kabar ini, baik dari segi redaksional maupun dari segi tata letak. Di bidang redaksi, banyak berita yang sebenarnya terlalu panjang, kesalahan koreksian, bahkan ada berita yang kurang atau tidak layak muat. Namun begitu Harian Analisa saat ini masih dipercaya pembacanya dan berkembang dengan sirkulasi dari 200 eksemplar dalam bentuk 138 Wawancara Sofyan. 139 SPS kini bergani nama menjadi Serikat Perusahaan Pers. Pada waktu Harian Analisa didirikan, SPS memiliki peran sentral untuk mengatur distribusi kertas koran, namun seiring perkembangan masa dan perubahan situasi sosial poliik, peran SPS lebih pada organisasi tempat bernaung para penerbit surat kabar. 140 PWI pada masa Orde Baru waktu itu adalah satu-satunya organisasi profesi kewartawanan sehingga secara otomais memiliki nilai strategis dan pengaruh yang sangat kuat. Namun sekarang seiring beralihnya ke masa reformasi, banyak bermunculan organisasi kewartawanan selain PWI. tabloid, kini sirkulasinya mencapai 60.000 sampai 70.000 dalam sehari. 141 Sedangkan pembaca Harian Analisa diidentifikasi sebagai kelompok ekonomi menengah ke atas yang pada umumnya merupakan para pengusaha turunan China. Titik tekan pemberitaan Harian Analisa adalah bidang ekonomi dan keuangan, di banding pada persoalan politik dan sektor lainnya. Bahkan dalam melihat persoalan politik, misalnya, surat kabar ini akan melihatnya dari sisi ekonomi. Sedangkan policy pemberitaannya dalam persoalan politik lebih cenderung bersifat netral dalam arti memberi kesempatan yang sama dari para stakeholders politik untuk mendapatkan porsi pemberitaan si surat kabar ini sepanjang tidak menjelek-jelekkan, menghina, menghasut dan bermuatan kebencian SARA Suku Agama Ras, dan Antargolongan. Sesuai dengan temanya, misi utama Harian Analisa adalah mencoba mengajak masyarakat terutama para pembacanya untuk bersama membangun negara untuk kesejahteraan bangsa dan negara.

E. Implementasi Prinsip-prinsip Komunikasi Islam Dalam Pemilu Legislatif 2014