Qaulan Karîmâ Kesesuaian dengan tata bahasa.

tenang di bawah lindungan Allah dan jaminan Rasul-Nya. 77 Dengan kata-kata yang berbekas pada jiwa, diharapkan mereka kaum munafik malu dan takut sehingga menginsyafi kesalahannya. 78 Seperti halnya alur unsur komunikasi seperti sebelumnya, terdiri dari lima unsur utama yakni komunikator, pesan, saluran, komunikan, dan efek. Dengan demikian, alur unsur-unsur komunikasi seperti yang digambarkan oleh Al-Qur’an Surah An-Nisâ4: 63 dapat digambarkan sebagai berikut: Gambar 5: Alur Prinsip Komunikasi Qaulan Balighâ

5. Qaulan Karîmâ

77 Qutbh, Tafsir Fi Zhilalil Qur’an. 78 Shihab, Tafsir Al-Mishbah, h.456. Komunikator Orang Beriman Efek Mencegah Kemunafikan Komunikan Orang Munafik Pesan Qaolan Balîghâ Berbekas di jiwa Saluran Interpersonal Comm, Face to Face Comm Patuh pada Allah, Rasul- Nya dan ulil amri Sadar, bertobat, istiqamah, merasa tenang, malu dan takut - Orang yang sembunyikan niat dan motivasi - Berargumentasi, mengemukakan alasan-alasan - Pesan yang sampai - Seluruh pesan tertampung dalam kalimat - Tidak bertele-tele, tidak singkat - Kosa kata tidak asing - Sesuai gaya bahasa dengan sikap lawan bicara - Kesesuaian tata bahasa - Deskriptif, persuasif - Nasihat dalam semua perkara Relevansi pada jenis komunikasi lain seperti komunikasi bermedia dll Artinya: Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik. Q.S. Al-Isrâ’17: 23 Komunikator; Komunikator dalam ayat ini adalah anak-anak yang telah mencapai umur dewasa yang berbicara kepada orangtuanya. Dalam tafsir Ibnu Katsir ditulis, maksudnya, dia menyuruh hamba-Nya untuk berbuat baik kepada kedua orangtua. 79 Anak yang perlu dorongan kuat terhadap kesadaran hati nuraninya agar selalu ingat akan kewajiban generasi terdahulu. 80 Komunikator dalam hal ini adalah orang yang bisa jadi orang yang memiliki status sosial yang lebih tinggi ataupun lebih rendah dari komunikan orangtua, tetapi status tersebut tidak memengaruhi jenis ucapan yang disampaikannya dan komunikator tetap merendahkan diri di hadapan komunikan. Pesan; Qaulan karîmâ atau perkataan yang mulia menurut Sayyid Qutbh adalah sikap positif yang sangat tinggi tingkatannya. Yakni hendaknya ucapan sang anak kepada orangtuanya menunjukkan sikap hormat dan cinta. Jangan sampai muncul sikap yang menunjukkan kemarahan atau membuat sedih orangtua, apalagi menghina atau bersikap tidak hormat. 81 Selain itu qaulan karîmâ juga berarti dengan lemah lembut, baik, penuh sopan santun disertai pemuliaan dan penghormatan. Komunikator juga dilarang memperdengarkan kata-kata yang buruk, bahkan sampai “ah” sekalipun yang merupakan tingkatan ucapan buruk yang paling ringan. 82 79 Alu Syaikh, Tafsir Ibnu, Jilid 5, h.296. 80 Qutbh, Tafsir Fi Zhilalil Qur’an, Jilid 7, h.248. 81 Ibid, h.249. 82 Alu Syaikh, Tafsir Ibnu, h.297. Saluran; Dalam ayat ini saluran komunikasi yang digunakan dalam menyampaikan pesan dari anak kepada orangtua juga melalui komunikasi interpersonal dengan face to face communication atau komunikasi tatap wajah secara langsung. Namun esensi dari komunikasi yang disampaikan ada pada caranya dan kepada siapa pesan itu disampaikan. Oleh karenanya komunikasi dengan menggunakan media lainnya seperti komunikasi massa menjadi relevan untuk dilakukan dengan cara yang sama. Komunikan; Komunikan adalah orangtua yang sudah berusia lanjut. Sayyid Qutbh menyebutkan orangtua yang telah berkorban apa saja, bahkan mengorbankan dirinya demi sang anak. Dalam ayat ini penyebutan usia lanjut kedua orangtua tentu menimbulkan rasa hormat, dan kondisi yang lemah di masa tua, mereka akan membawa inspirasi tersendiri. 83 Efek; Sayyid Qutbh menulis, jangan sampai muncul sikap yang menunjukkan kemarahan atau membuat sedih orangtua, apalagi menghina atau bersikap tidak hormat. 84 Hal ini menunjukkan bahwa perkataan yang buruk atau bukan perkataan yang mulia terhadap kedua orangtua dapat menimbulkan kemarahan atau membuat sedih bagi orangtua. Dengan demikian, alur unsur-unsur komunikasi seperti yang digambarkan oleh Al-Qur’an Surah Al-Isrâ’17: 23 dapat digambarkan sebagai berikut: Gambar 6: Alur Prinsip Komunikasi Qaulan Karîmâ 83 Qutbh, Tafsir Fi Zhilalil Qur’an. 84 Ibid,

6. Qaulan Maysûrâ