Pokok Permaslaahn Tujuan dan Manfaat Penelitian Metode Penelitian

masa sekarang ini sudah menggunakan alat musik Keyboard sebagai pengganti Organ. Mengingat pentingnya nyanyian dalam liturgi gereja dan banyaknya liturgi-liturgi dalam Gereja Barak karo Protestan, penulis tertarik untuk mendeskripsikan lagu-lagu dalam Kitab Ende-Enden dan jenis-jenis liturgi yang ada dalam Gereja Batak Karo Protestan. Oleh karena itu penulis ingin menguraikannya dalam bentuk karya ilmiah dengan judul DESKRIPSI PENYAJIAN KITAB ENDE-ENDEN DALAM LITURGI KEBAKTIAN GEREJA BATAK KARO PROTESTAN JALAN JAMIN GINTING KM. 7 PADANG BULAN MEDAN.

1.2 Pokok Permaslaahn

Berdasarkan latar belakang yang telah dibahas terdapat beberapa pemasalahan yang muncul. Dalam skripsi ini ada beberapa pokok permasalahan yang akan dibahas, yaitu: 1 Bagaimana proses penyajian Kitab Ende-Enden dalam liturgi kebaktian di GBKP jalan Jamin Ginting Km. 7 Medan? 2 Lagu apa saja yang dipakai dalam suatu liturgi kebaktian? 3 Bagaimana deskripsi liturgi-liturgi yang ada dalam GBKP Km.7? Universitas Sumatera Utara

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

Berikut beberapan tujuan dilakukannya penelitian ini: 1 Untuk mengetahui proses penyajian Kitab Ende-Enden dalam litugi kebaktian di GBKP jalan Jamin Ginting Km.7 Medan. 2 Untuk mengetahui lagu-lagu yang cocok untuk digunakan dalam tiap-tiap liturgi kebaktian. 3 Untuk mengetahui jenis, fungsi dan guna dari tiap-tiap jenis liturgi kebaktian GBKP Km.7. Selain memiliki tujuan, setiap penelitian pasti memiliki manfaat. Berikut beberapa manfaat yang diharapkan dari penelitian ini: 1 Menambah wawasan peneliti dan menjadi tempat pengaplikasian studi Etnomusikologi yang selama ini saya pelajari. Yang telah saya pelajari dalam kajian ilmu etnomusikologi diterapkan dalam bentuk tulisan karya ilmiah. 2 Sebagai bahan informasi untuk melihat fungsi lagu dalam suatu upacara. 3 Sebagai bahan informasi untuk melihat jenis-jenis liturgi kebaktian dalam Gereja Batak Karo Protestan. 4 Sebagai bahan infomasi penggunaan dan fungsi liturgi dalam gereja GBKP. 5 Sebagai bahan untuk menambah referensi acuan bagi peneliti-peneliti lainnya. Universitas Sumatera Utara 1.4 Konsep dan Teori 1.4.1 Konsep Menurut Melly G. Tan dalam Koenjaraningrat 1990:21, konsep merupakan defenisi dari apa yang kita amati, konsep menentukan variabel- variabel mana yang kita inginkan untuk menentukan hubungan empiris. Oleh karena itu, penulis akan menguraikan beberapa konsep yang berhubungan dengan tulisan ini. Deskripsi menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia 1985:34 adalah menggambarkan apa adanya. Asal kata deskriptif, dari bahasa inggris descriptive, yang berarti bersifat menyatakan ssesuatu dengan memberikan gambaran melalui kata-kata atau tulisan. Seeger 1958:184 menyebutkan, penyampaian objek dengan menerangkan terhadap pembaca secara tulisan maupun lisan dengan sedetail-detailnya. Dengan demikian deskripsi yang penulis maksudkan adalah menyampaikan dengan menggambarkan melalui tulisan secara jelas mengenai Kitab Ende-Enden dan liturgi-liturgi kebaktian yang ada pada Gereja Batak Karo Protestan Km.7 Padang Bulan Medan. Nyanyian jemaat adalah suatu ungkapan pengagungan, penyembahan, pengudusan, pengharapan, pengakuan, penyesalan, penyerahan diri, doa serta keyakinan kepada Tuhan. Nyanyian-nyanyian dalam tata ibadah merupakan respon atau jawaban jemaat yang berisi ucapan syukur, permohonan, pengharapan serta pengakuan, dsb. Dalam tulisan ini yang akan dibahas adalah nyanyian dalam Gereja GBKP Km.7 yakni Kitab Ende-enden. Universitas Sumatera Utara Ende-enden, berasal dari kata ende, dalam bahasa Karo artinya adalah lagu dan nyanyian. Ende-enden adalah bentuk jamak dari kata ende. Kata kerja dari ende adalah rende, yang artinya menyanyi bernyanyi. Jadi ende-ende dapat disimpulkan sebagai kumpulan lagu-lagu. Kata “liturgi” berasal dari bahasa Yunani leitourgia, terbentuk dari akar kata ergon yang berarti karya, dan leitos, yang merupakan kata sifat untuk kata benda laos yang berarti bangsa. Kata laos dan ergon Istilah Gereja berasal dari bahasa Portugis yaitu igreya yang berarti kawanan domba yang dikumpulkan oleh gembala. Igreya merupakan bentuk terjemahan dari bahasa Yunani, kyriake, sebutan untuk mereka yang percaya dalam iman yang sungguh kepada Yesus Juruselamat. Jadi kesimpulannya Gereja adalah suatu persekutuan atau perkumpulan orang-orang beriman kepada Yesus Kristus dalam Karya Roh Kudus. Gereja Batak Karo Protestan diartikan sebagi persekutuan atau perkumpulan masyarakat etnis Karo yang beriman kepada Yesus Kristus. diambil dari kehidupan masyarakat Yunani kuno sebagai kerja nyata rakyat kepada bangsa atau negara. Secara praktis hal ini berupa membayar pajak, membela Negara dari ancaman musuh atau wajib militer. Namun leitourgia juga digunakan untuk menunjuk pelayan rumah tangga dan pegawai pemerintah semisal menarik pajak. Sehingga dapat disimpulkan pengertian liturgi yang mengacu pada tulisan ini yaitu aturan yang mengatur berlangsungnya pertemuan yang luar biasa, yaitu Tuhan bertemu dengan umat dan umat bertemu dengan Tuhan dengan dimensi Tuhan berbicara kepada umat yang ditandai dengan adanya bacaan Alkitab. Universitas Sumatera Utara Penggunaan istilah jemaat umum digunakan di kalangan gereja. Jemaat adalah orang yang melaksanakan ibadah kebaktian. Kebaktian merupakan istilah dari kegiatan memuji penyembahan kepada Tuhan yang dilaksanakan oleh umat kristiani. Permata adalah singkatan dari persadaan man anak gerejanta, artinya persatuan untuk anak gereja kita. Yang dimaksud ‘anak gereja kita’ adalah kaum pemuda pemudi GBKP yamh sudah disidi. Belajar sidi adalah suatu tahap dimana anak-anak remaja yang sedang beranjak dewasa disiapkan oleh gereja sebagai anggota jemaat yang dianggap sudah dewasa dalam hal kehidupan rohaninya. Runggun adalah istilah bahasa karo dari majelis gereja. Majelis gereja adalah persekutuan anggota jemaat yang terpanggil untuk menjalankan fungsi pelayanan gereja yang berhubungan dengan kerohanian dan jemaat serta pelayanan pemberitaan injil.

1.4.2 Teori

Teori adalah serangkaian bagiaan yang saling berhubungan yang menghadirkan sebuah pandangan sistematis mengenai fenomena dengan menentukan hubungan antar variabel. Kata teori memiliki arti yang berbeda-beda pada bidang pengetahuan. Secara umum, teori dapat didefinisikan sebagai analisis hubungan antara fakta satu dengan fakta yang lain pada sekumpulan fakta-fakta. Menurut Kerlinger 1973, teori adalah sebuah set konsep atau construct yang berhubungan satu dengan yang lainnya, suatu set dari proporsi yang mengandung suatu pandangan sistematis dari fenomena Moh. Nazir 1988:21. Oleh karena itu Universitas Sumatera Utara penulis menggunakan beberapa teori untuk membahas pokok permasalahan yang ada. Untuk melihat proses pewarisan tradisi secara lisan oral tradition, penulis menggunakan teori-teori yang dikemukakan oleh Curt Sachs 1948:378 dan Bruni Nettl 1973:3. Tradisi lisan oral menyatakan bahwa suatu kebudayaan atau tradisi diwariskan secara turun temurun dengan cara lisan dari mulut ke mulut. Oral sendiri berkaitan dengan suara. Hal ini bisa dilihat dari suatu kebudayaan atau nyanyian dipelajari dengan cara mendengarkan lalu menirukan apa yang didengar. Begitu seterusnya dari satu orang ke orang lain atau sekelompok orang dari satu generasi ke generasi yang lain. Hubungan teori ini dengan permasalahan yang dibahas pada tulisan ini adalah dalam menyanyikan nyanyian jemaat, jemaat diajarkan secara lisan oral, yaitu dengan meniru apa yang didengar kemudian dinyanyikan. Penggunaan buku dalam bernyanyi digunakan hanya untuk formalitas saja untuk membaca teks nyanyian. Bruno Nettl menyatakan ada 4 empat tipe bagaimana kelangsungan dari sebuah nyanyian atau musik apabila nyanyian atau musik tersebut diwariskan. Teori yang dikemukakan Bruno Nettl tersebut yaitu Four Kinds of History. Berikut keempat tipe yang berlangsung yang dikemukakan oleh Nettl: - Menyatakan bahwa musiknyanyian yang diwariskan, tidak mengalami perubahan sama sekali. Dengan kata lain, lagu tersebut dinyanyikan sama persis, baik sebelum ataupun sesudah diwariskan. Universitas Sumatera Utara - Menyatakan bahwa musiknyanyian yang diwariskan, mengalami perubahan, tetapi hanya dalam versi yang tunggal atau satu petunjuk, sehingga hasil dari warisan itu berbeda dari aslinya tetapi tanpa proliferasi dari elemen – elemennya. - Menyatakan bahwa musik yang diwariskan menghasilkan banyak variasi atau perubahan, bahkan beberapa dari musik itu ditinggalkan dan dilupakan; dengan kata lain sebagian ide tetap stabil, sedangkan selebihnya mengalami perubahan. - Menyatakan perubahan yang benar – benar total dari musik yang asli, sebagian besar ide musiklagu itu dirubah sama sekali, bahkan ada yang cenderung menyimpang dari pengembangan ide aslinya. Teori four kinds of history digunakan karena yang mengajarkan nyanyian jemaat di GBKP Km.7 terdiri dari banyak individu, dimana antara satu individu yang diwariskan mengalami regenerasi, sehingga dihasilkan banyak ragam dan versi dari satu lagu saja.

1.5 Metode Penelitian

Metode adalah cara atau jalan menyangkut masalah kerja yang dapat memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan Koentjaraningrat :1985. Sedangkan penelitian adalah penyelidikan yang hati-hati dan kritis dalam mencari fakta dan prinsip-prinsip suatu penyelidikan yang amat cerdik untuk menetapkan sesuatu menurut kamus Webster’s New International dalam Moh. Nazir 1988:13. Menurut Soetriono 2007:163, metode penelitian adalah langkah-langkah pengumpulan dan mengolah data yang dikembangkan untuk memperoleh Universitas Sumatera Utara pengetahuan atau jawaban terhadap permasalahan melalui prosedur yang handal dan dapat dipercaya. Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia 1998:581, metode penelitian diartikan sebagai cara mencari kebenaran dan azas-azas alam, masyarakat atau kemanusiaan yang bersangkutan. Dalam melakukan penelitian, penulis menggunakan metode pendekatan kualitatif dengan banyak data yang diperoleh dari narasumber. Pendekatan kualitatif adalah metode penelitian dengan menggambarkan data-data dengan kata-kata atau kalimat secara detail dan data yang diperoleh berasal dari ungkapan, catatan dan tingkah laku yang diteliti. Penulis memilih metode ini karena topik yang dibahas berhubungan erat dengan tingkah laku jemaat GBKP dan diperlukan data-data dari narasumber. Data yang disajikan dalam bentuk kata- kata atau kalimat dan datanya adalah data sekunder seperti dokumen dan data-data yang menggunakan metode pengamatan terlibat atau participant observation M. Sitorus, 2003:25. Metode kualitatif dapat membantu kita untuk memahami orang atau masyarakat yang kita teliti. Metode yang saya gunakan mencakup observasi participan dan wawancara. dengan kedua metode ini penulis sangat terbantu dalam memahami proses pewarisan nyanyian kepada jemaat yang diteliti. Langkah pertama yang dilakukan penulis adalah dengan melakukan studi pustaka. Studi pustaka ini bertujuan untuk memperolah pengetahuan dasar tentang objek yang diteliti dan mencari tulisan-tulisan yang berhubungan dengan objek bahasan. Penulis mengumpulkan data sekunder dengan membaca buku-buku, Universitas Sumatera Utara makalah, literatur dan tulisan ilmiah atau melalui internet yang berhubungan dengan penelitian ini. Kemudian dalam mencari data-data penulis melakukan wawancara. Wawancara yang dilakukan adalah wawancara yang bersifat terfokus yaitu wawancara dengan menggunakan pertanyaan-pertanyaan yang sudah dipersiapkan sebelumnya. Wawancara ini juga bisa disebut wawancara berencana. Setelah data yang diperoleh cukup, maka dilakukan pengamatan. Pengamatan yang dilakukan penulis adalah jenis observasi partisipan. Pengamatan dan wawancara sifatnya mendukung satu sama lain. Hasil dari pengamatan yang diperoleh penulis kemudian didiskusikan melalui wawancara dengan informan dengan membuat poin-poin pertanyaan terlebih dahulu. Kelebihan dari observasi partisipan, selain sebagai peneliti, penulis juga berperan sebagai jemaat dalam gereja tersebut sehingga memudahkan saya dalam mengamati fenomena yang terjadi dalam gereja tersebut.

1.6 Lokasi Penelitian