BAB IV
DESKRIPSI PENYAJIAN KITAB ENDE-ENDEN PADA KEBAKTIAN GEREJA BATAK KARO PROTESTAN JALAN JAMIN GINTING KM.7
PADANG BULAN MEDAN
4.1 Deskripsi Kebaktian
Kebaktian ibadah menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah perbuatan untuk menyatakan bakti kepada Allah, yang didasari ketaatan
mengerjakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Dengan kata lain, kebaktian adalah sarana atau perkumpulan yang dilakukan agama Kristen
khususnya agama Kristen Protestan untuk memuji dan memuliakan Tuhan yang
diadakan setiap hari minggu.
Kebaktian merupakan sesuatu yang penting dan wajib dilakukan setiap hari minggu di gereja. Ibadah di GBKP Jalan Jamin Ginting Km.7 dipimpin oleh
seorang Pendeta atau pelayan gereja Pertua yang bertugas sebagai: 1.
Pembaca Liturgi atau biasa disebut MC Master Ceremonial. Pembaca Liturgi bertugas membacakan seluruh tata tertib ibadah mulai dari awal
sampai pada khotbah. Setelah itu, Pengkhotbah yang akan memimpin ibadah dan yang akan menutup ibadah.
2. Pembaca Warta gereja. Pembacaan berita gereja biasanya dibacakan oleh
Sekretaris Jemaat atau bendahara jemaat. Dalam hal ini, berita gereja di bagi menjadi 3 bagian, yaitu:
Universitas Sumatera Utara
a Berita Umum, yaitu berita tentang statistic kebaktian minggu sebelumnya, tempat kebaktian malam sektor, berita sukacita dan berita dukacita. Dan
hal- hal lain tentang perkembangan di gereja. b Surat masuk, yaitu membacakan surat-surat atau undangan yang masuk ke
gereja. Dan pengeluaran gereja selama satu minggu, memberitakan surat yang masuk dari atau setiap undangan ke gereja.
c Berita keuangan, yaitu membacakan uang masuk dan uang keluar gereja. Jalannya ibadah juga dibantu oleh tiga orang songleader singer yang
menyanyikan lagu-lagu pujian dan penyembahan, serta pemusik yang mengiringi lagu-lagu pujian dan penyembahan.
4.2 Unsur-Unsur Liturgi
Melalui Konven GBKP telah disusun beberapa model Liturgi Kebaktian Hari Minggu dan perayan hri besar gereja, dalam bahasa karo telah disahkan
pemakaiannya melalui Sidang BPL Sinode tahun 1999 dan dalam bahasa Indonsia pada setelah disempurnakan oleh Team Penyempurnaan Liturgi GBKP telah
disyahkan pemakaiannya pada tahun 2003. Walaupun sangat beragam atau variatif model Liturgi yang dibuat, namun semuanya tetap mengacu kepada
Liturgi yang sudah ada sebelumnya Kitab Liturgi tahun 1986 dan 1993. Kitab Liturgi GBKP dibuat tidak terlepas dengan warisan theologia yang
dianut yakni sebagai aliran Calvinis. Itulah sebabnya, kalau kita perhatikan gereja- gereja aliran Calvinis seperti GMIM, GPIB, GKI, dll, memiliki sangat banyak
kesamaan khususnya juga dalam hal Liturgi. Untuk lebih memahami Liturgi
Universitas Sumatera Utara
GBKP, kita akan melihat satu per satu unsur-unsur Liturgi yang dipakai dan makna setiap unsur itu serta mengapa urut-urutannya demikian.
1 Votum
Banyak tata kebaktian dari gereja-gereja Indonesia memulai dengan Votum dan salam. Kebiasaan ini diambil alih dari gereja-gereja
Netherland. Votum bukanlah doa, melainkan suatu keterangan hikmat. Dalam rapat-rapat, ketua sidang biasanya memberikan keterangan
semacam itu “saya membuka rapat”. Memang keduanya tidak sama derajatnya, tetapi fungsinya tidak berbeda.
2 Salam
Salam bukan berkat. Karena itu salam diucapkan tanpa mengangkat tangan. Bentuk salam yng paling sederhana yang pipakai oleh gereja lama
“Tuhan menyertai kamu” dijawab oleh jemaat dengan “Dan menyertai rohmu”. Bentuk ini biasa juga diganti dengan salam rasuli seperti yang
dipakai oleh GBKP “Damai sejahtera dari Allah Bapa dan dari Tuhan Yesus Kristus dan dari Roh Kudus adalah kiranya beserta saudara-saudara
sekalian” bd. Rom. 1:7; 2 Tim.1:2, 2 Kor.13:13. Melalui Salam Allah menyatakan bahwa Ia tetap menyertai jemaatNya. Jemaat menyambut
“Amin 3x. Artinya jemaat pun menyakini, membenarkan atau mengiakan bahwa Allah sungguh hadir di tengah-tengah jemaatNya.
3 Introitus
Kata Introitus juga berasal dari bahasa Latin yang berti masuk ke dalam. Di dalam liturgi-liturgi lama sampai pada perkembangan gereja-gereja
Universitas Sumatera Utara
reformsi, introitus dinyanyikan paduan suara dengan bersahut-sahutan atau tidak. Introitus yang dinyanyikan umumnya diambil dari Mazmur.
Introitus dinyanyikan ketika yang membawa kebaktian memasuki ruangan kebaktian. Dalam perkembangan selanjutnya, introitus tidak lagi
dinyanyikan. Introitus diambil dari ayat-ayt Alkitab yang disesuaikan dengan tahun gereja, khotbah dan Liturgi. Di dalam Liturgi GBKP,
Introitus diucapkan setelah “salam” dan ayat Alkitab yang diambil di sesuaikan dengan thema Khotbah yakni berdasarkan bahan bacaan untuk
khotbahrenungan. 4
Nyanyian Jemaat menyambut dengan sukacita kehadiran Allah dengan nyanyian
pujian. Nyianyian setelah introitus adalah nyanyian masuk sebagai jawaban jemaat atas kehadian Allah melalui Votum, salam dan juga
jawaban atas nas introitus yang dibacakan. Karena itu nyanyian ini berupa puji-pujian yang disesuaikan dengan tahun gerejani, khotbah dan liturgi.
5 Berita karena dosa manusia, pengakuan dosa
Diberikan waktu kepada jemaat untuk merenungkan kesalahan-kesalahan yang telah dilakukan. Setelah memahami, merenungkan dan menyesali itu
semua, melalui pemimpin liturgi jemaat menyatakan penyesalannya dengan pengakuan dosa secara pribadi maupun secara persekutuan sebagai
orang percaya.
Universitas Sumatera Utara
6 Nyanyian
Setelah pengakuan dosa secara moncolok pemimpin liturgi mewakili jemaat keseluruhan, sebagai tanda bahwa sungguh-sungguh menyesali
dosa dan bertekad membaharui hidupnya sesuai dengan Firman Tuhan, jemaat menyampaikan itu melalui nyanyian. Karena itu nyanyian yang
dipilih sehubungan dengan pengakuan dosa dan tekad hidup baru. 7
Berita Pengampunan dosa Pembawa Liturgi atas nama Allah menyampaikan berita anugrah yakni
pengampunan dosa kepada jemat yang sungguh-sungguh menyesal akan dosanya dan bertekad menjaukan diri dari dosa.
8 Nyanyian
Penekanan nyanyian ini adalah ucapan syukur karena jemaat telah menerima pengampunan dosa dari Tuhan Allah. Dan sekarang sudah siap
untuk mendengar pemberitaan Firman Allah. 9
Pemberitaan Firman Tuhan a.
Pembacaan I Ogen Bagian Alkitab yang dibaca fungsinya adalah sebagai pengantar untu
masuk kedalam khotbah renungan. Setelah membaca bagian ini disebutkan oleh pemimpin kebaktian “Berbahagialah yang mendengar
Firman Tuhan dan melakukannya dalam hidupnya”. Disambut jemaat dengan Haleluya 3X di nyanyiakan. Artinya jemaat menyambut kebaikan
Allah melalui FirmanNya yang menguatkan itu dengan haleluya puji
Universitas Sumatera Utara
Tuhan terpuji Tuhan mulialah Tuhan. Pada masa adven dan selama minggu-minggu sengsara, “haleluya” diganti dengan “Hosana”.
b. Doa untuk pembacaan Firman. Doa ini khusus untuk memohonkan Kuasa Roh Kudus bekerja ditengah-
tengah jemaat, menguasai dan memampukan jemaat memahami dan melakukan Firman yang akan didingarkan doa ini menurut van der Leeuw
hendaknya pendek, tegas dan mesra. c. Pembacaan Firman dan khotbahrenungan.
Melalui pembacaan Firman dan Khotbah Allah berbicara kepada jemaat. Di dalam Firman ada pengajaran, nasehat, pembangunan, kecaman dan
penghiburan. Dan sikap jemaat mendengar pembacaan Firman dan Khotbah haruslah seperti sikap Samuel, sikap seorang hamba 1 Sam
3:10. d. Doa setelah khotbah.
Memohon agar Roh Kudus menolong jemaat untuk dapat melakukan Firman yang sudah di dengarkan singkat.
10 Pengakuan Iman
Setelah mendengar Firman Tuhan, jemat dengan sikap berdiri yang menunjukkan kesungguh-sungguhan membaharui iman dan
pengharapannya dengan mengucapkan rumusan pengakuan iman secara bersama-sama.
Universitas Sumatera Utara
11 Koor
Diberikan kesempatan kepada jemaat untuk menyatakan puji-pujiannya sebagai respons pembaharuan yang sudah dialami.
12 Persembahan ucapan syukur
pemberian jemaat persembahan syukur diperuntukkan untuk menunjang biaya kehidupan pelayan Tuhan dalam melakukan tugas pelayanannya,
biaya-biaya administrasi gereja, dll. 13
Warta Jemaat Di dalam liturgi GBKP, warta jemaat juga bagian unsur kebaktian.
Disamping pemberitahuan mengenai kegiatan-kegiatan yang sudah dilaksanakan pada minggu sebelumnya juga pemberitahuan untuk
mengingatkan jemaat akan kegiatan-kegiatan gereja pada minggu berikutnya. Juga pemberitahuan keadaan jemaat yang sakit, berulang
tahun, kedukaan, dll agar menjadi bagian pokok-pokok doa syafaat. 14
Doa Syafaat Yang dimaksud doa syafaat ialah doa umum atau doa pastoral. Isi dari
pada doa syafaat adalah disamping isi dari warta jemaat, juga untuk gereja, pemerintah, untuk orang-orang yang hidup dalam kesusahan, untuk
pekerjaan, dll. 15
Nyanyian Nyanyian jemaat setelah doa syafaat adalah nyanyian penyerahan diri
kepada Tuhan. Karena itu jemaat diundang bangkit berdiri sebagai tanda kesungguh-sungguhan akan penyerahan dirinya.
Universitas Sumatera Utara
16 Doa Bapa Kami
Doa Bapa kami bukan dimaksud untuk kesempurnaan semua doa sebelumnya. Sesuai dengan unsur yang terkandung dalam Doa bapa kami,
semua jemaat dengan mengucapkan secara bersama mengucapkan syukur kepada Tuhan, memohon penyertaanNya dan memohon agar kuasa Tuhan
itu semakin nyata dalam kehidupan jemat supaya mampu hidup sesuai dengan kehendak Tuhan.
17 Berkat
Unsur terakhir dalam kebaktian adalah penyampaian berkat. Penyampaaian Berkat Allah bukan saja berguna untuk memberangkatakan
jemaat kembali ke dalam kehidupannya setiap hari.
4.3 Kitab Ende-Enden Gereja Batak Karo Protestan