Kitab Ende-Enden Gereja Batak Karo Protestan

16 Doa Bapa Kami Doa Bapa kami bukan dimaksud untuk kesempurnaan semua doa sebelumnya. Sesuai dengan unsur yang terkandung dalam Doa bapa kami, semua jemaat dengan mengucapkan secara bersama mengucapkan syukur kepada Tuhan, memohon penyertaanNya dan memohon agar kuasa Tuhan itu semakin nyata dalam kehidupan jemat supaya mampu hidup sesuai dengan kehendak Tuhan. 17 Berkat Unsur terakhir dalam kebaktian adalah penyampaian berkat. Penyampaaian Berkat Allah bukan saja berguna untuk memberangkatakan jemaat kembali ke dalam kehidupannya setiap hari.

4.3 Kitab Ende-Enden Gereja Batak Karo Protestan

Setiap agama dalam ibadahnya pasti memiliki lagu-lagu untuk menghantarkan pujian dan penyembahannya. Salah satu kegiatan yang sering menggunakan lagu yakni dalam tata ibadah di gereja, dimana setiap gereja di seluruh dunia pasti menggunakan lagu-lagu dalam tata ibadahnya. Lagu dalam sebuah ibadah di gereja adalah hal yang sangat penting karena memiliki esensi yang khusus yakni sebagai roh dari pada tata ibadah bagi seluruh gereja-gereja di dunia. Lagu mengambil peranan penting dalam tata ibadah di Gereja Batak Karo Protestan GBKP, dimana dalam setiap ibadah yang dilaksanakan di gereja ini lagu menjadi roh dari pada ibadah. Gereja Batak Karo Protestan GBKP Universitas Sumatera Utara menggunakan lagu-lagu pujian yang disusun dalam sebuah buku yang dikenal dengan Kitab Ende-enden KEE. Kitab Ende-enden KEE ini merupakan kumpulan lagu-lagu pujian yang diadaptasi dari musik barat yaitu buku kidung pujian dengan mengubah syairnya menjadi berbahasa Karo. Penggunaan KEE ini sangat umum, maksudnya lagu- lagu yang terdapat dalam buku ini adalah lagu-lagu umum yang digunakan pada beberapa Gereja seperti Huria Kristen Batak Protestan HKBP yang didominasi jemaat bersuku Batak Toba, Banua Niha Keriso Protestan BNKP didominasi oleh suku Nias. Lagu-lagu yang digunakan adalah sama, namun perbedaannya terdapat pada bahasa yang diubah dalam bahasa daerah masing-masing. Lagu-lagu dalam KEE merupakan adaptasi dari Kidung Jemaat, sehingga style lagunya yakni style musik barat. Beberapa contoh lagu dalam KEE seperti: Kekekenlah O Kam Si Tutus no.102, Cipt. Pdt.J.H. Neumann, Berngi E Nggo Kepe no.135, Cipt. P.dt. E.J. Van Den Berg, I Betlehem Nggo Tubuh no.139, Cipt. P.dt. E.J. Van Den Berg, Haleluya Wari Enda no.152, Cipt. J.H. Neumann dan lain-lain. Dalam penyusunan KEE mula-mula memuat 162 judul lagu, namun pada Sidang Synode GBKP XXIX tanggal 5-11 November 1984 di Jakarta dan sidang BPL Sinode 1985 di Kabanjahe; berdasarkan hasil kerja Panitia Ende-Enden GBKP priode 1979-1984 ditetapkan bahwa nyanyian GBKP disatukan 162 + 50 = 212 dan dimuat dalam not angka dan notasi balok, yang hingga sampai sekarang 212 lagu inilah yang terus dipakai dalam ibadah di GBKP. Universitas Sumatera Utara

4.4 Jenis-Jenis Kebaktian Ibadah di GBKP Jalan Jamin Ginting Km.7 Padang Bulan Medan