Kategorial yang ada di GBKP Km.7 Padang Bulan Medan yang mendukung perkembangan GBKP Km.7 dengan pesat.
3.3.1 Moria
Moria adalah sebuah perkumpulan perempuan di tengah gereja GBKP. Perempuan, tidak hanya yang sudah menikah tetapi juga yang belum menikah
namun sudah sudah berusia 25 tahun dan bersedia menjadi anggota moria. Persekutuan ini pada tahun 2010 sudah berulang tahun yang ke-53. Artinya
secara organisasi ia sudah cukup dewasa. Demikian juga dengan program yang di buat selama ini diharapkan sudah mampu menampung kebutuhan dan aspirasi
moria disetiap tingkatannya meski masih banyak kekurangan disana sini. Sebagai sebuah perkumpulan perempuan tentuna dinamika yang ada didalam organisasi ini
sangat kental dengan karakter dan prilaku perempuan, khususnya perempuan Karo.
Perempuan Karo sudah banyak mengambil bagian dalam menata kehidupan bersama, menjadi ibu bagi keluarga dan sudah mulai mampu berperan
banya diranah publik. Sudah turut mengambil bagian dalam berbagai pengambilan keputusan. Hal ini tidak terjadi begitu-begitu saja, tetapi ini melalui proses yang
cukup panjang, penuh perjuangan. Meski dulu ia pernah minder menjadi perempuan karena memang tidak ada kesempatan untuk berkembang, ia dihambat
oleh budaya yang di pahami dan di akui didalam keluarga tetap sekarang hal tersebut sudah berkurang. Hal ini disebabkan oleh perubahan sosial yang terjadi di
masyarakat, gereja dan keluarga sehingga mereka sudah mengenyam pendidikan
Universitas Sumatera Utara
yang tinggi. Melalui pengembangan pemahaman akan Firman Tuhan dan pemberdayaan yang diberikan kepada moria telah menempa mereka menjadi
perempuan yang tangguh. Dan mereka semakin berkarya didalam gereja. Perempuan Karo sudah banyak mampu bertelogi dalam konteks hidupnya,
spiritualitasnya semakin bagus, yang tampak dalam kehidupan ibadahnya.
3.3.2 Permata
Sebagai generasi penerus bangsa dan gereja ke depan, maka peran Permata sebagai pemuda gereja tidaklah kalah penting dibandikan dengan lembaga lain.
Oleh sebab itu pembibaan yang diberikan khususnya di bidang kepemimpinan hendaklah perlu ditanamkan sedini mungkin disertai dengan tanggung jawab yang
bisa diandalkan. Tanpa pembenahan yang dilakukan, maka tiang keutuhanfondasi persekutuan akan menjadi rapuh. Alih generasi yang disampaikan ke pundak
permata tidaklah ringan, apalagi tingkat persaingan yang semakin ketat dan keputusan yang dilakukan selalu didasari dengan rasio dan kritis. Memang diakui
bahwa setiap personel yang masuk ke dalam organisasi Permata, memiliki kelemahan di dalam lamamya waktu pergantian kepemimpinan. Secara umum
masuknya seseorang menjadi anggota Permata rata-rata berusia 17 tahun dan harus menjalani sidingawan. Bila terpilih sebagai pengurus, maka rata-rata
periode adalah 2 periode. Setelah itu mereka berumah tangga. Dengan demikian lamanya jenjang yang mereka lalui sebagai Permata hanya berkisar 6 tahun.
Untuk terjadi peralihan kepemimpinan, mau tidak mau permata-permata harus mau bekerja keras untuk mencapai prestasi yang baik, yaitu memajukan gereja,
Universitas Sumatera Utara
minimal mempertahankan yang telah ada. Dengan demikian gereja akan tetap utuh, misi dan visi ke depan senantiasa berjalan dengan sempurna seperti tujuan
kehadiran gereja yaitu membentuk persekutuan manusia dengan Tuhan Koinonia, menjalankan perintah Tuhan Yesus Marturia, dan melaksanakan
pelayanan tanpa pamtih Diakonia yang langsung dapat menyentuh kehidupan jemaat itu sendiri.
3.3.3 Mamre