3.2.1 Perkembangan Jemaat Pada Tahun 1970-1980
Perjalanan Jemaat pada tahun 1970 hingga 1980, merupakan pembenahan bagi umat GBKP Km.7 Padang Bulan Medan yang baru terlepas dari Majelis
GNKP Km.8 serta baru mendapat Keputusan Sidang Klasis menjadi suatu Majelis yang telah diakui. Pembenahan maksudnya adalah adanya perubahan secara
struktural yang jelas di dalam pembagian tugas, dan pengelolaan keuangan sesuai dengan Tata Gereja di dalam kebaktian, Tata Ibadah yang lebih memfokuskan
kedekatan Jemaat dengan Tuhan, sidang-sidang yang lebih sistematis menurut keperluan Gereja dan umatnya dan sebagainya. Pada tahun ini juga perpulungen-
perpulungen yang selama ini di bawah binaan Majelis GBKP Km.7 Padang Bulan Medan, dilepaskan satu demi satu agar menjadi perpulungen yang mandiri.
Keputusan dari pusat secara perlahan-lahan mulai dijalankan dan disosialisasikan kepada jemaat, untuk meningkatkan mutu pelayanan bagi Pejabat-Pejabat Gereja,
contohnya seperti mensosialisasikan mengenai Kerja Rani, Sehna Berita Simeriah man Kalak Karo, Minggu Zeding, Minggu Penjayon dan lain-lain.
Struktur Organisasi Kepemimpinan di Majelis GBKP Km.7 telah semakin nyata fungsinya pada setiap personalianya, ditambah dengan tenaga fulltimer
Pendeta GM.Tamamilang, sebagai pelayan untuk Perpulungen, sehingga memberikan peluang yang lebih luas untuk memberitakan kabar baik.
Perkembangan ditengah-tengah persekutuan juga diikuti oleh Moria, yang turut mengadaptasikan diri melihat perlunya perubahan yang dilakukan untuk
kelancaran organisasi. Setelah pengesahan Perpulungen GBKP Km.7 menjadi satu runggun dan juga telah disempurnakannya Pengurus Harian BP Majelis GBKP
Universitas Sumatera Utara
Km.7 Padang Bulan Medan, maka Organisasi Moria juga mengalami perubahan di bidang personalia, karena terbentuk Pengurus Moria Anak Cabang dan Moria
Ranting. Dalam pelayanan Kebaktian Sekolah Minggu Remaja belum ada struktur
kepengurusan yang dibentuk, karena kegiatan buat Anak Sekolah Minggu dan Remaja hanya berfokus pada kebaktian saja, jarang ada Rekreasi ataupun kegiatan
lain. Kepengurusan dalam Kebaktian Sekolah Minggu dan Remaja baru mulai terbentuk pada tahun 1977.
Mengenai kepengurusan Permata Majelis GBKP Km.7 yang dinamain Permata Bethlehem, tidak banyak yang diketahui siapa-siapa yang duduk di masa
tahun 1973 sampai 1976, mengingat data dan informasi yang tidak lengkap, akan tetapi dilihat dari personel yang ada pada saat itu ada beberapa tokoh yang
dianggap berperan dalam kepengurusan Permata Bethlehem seperti : Seribima Depari, Sahabat Surbakti, Budi Petrus Surbakti, Mardin Ginting, Stasiun Tarigan,
Krisman Depari Johani Br. Barus, Johana Br. Barus, Telah Bangun, Usman Sembiring, Sejahtera Sinulingga, Bahagia Bangun dan lain-lain. Pada tahun 1970
hingga 1976, mereka berperan dalam setiap kegiatan Permata Bethlehem yaitu dalam Perayaan Natal, Paskah, Porseni dan sebagainya.
Dalam hal Guru Sekolah Minggu yang melayani Kabaktian Anak dan Remaja diawal tahun 1977, bisa dikatakan agak memprihatinkan, karena Guru
yang melayani pada waktu itu hanya 4 empat orang saja. Untuk itu, Guru Sekolah Minggu yang ada pada waktu itu berusaha mencari jalan, bagaimana
supaya Guru Sekolah Minggu dapat bertambah jumlahnya untuk
Universitas Sumatera Utara
menyempurnakan pelayanannya. Maka diambillah mufakat, dengan berkonsultasi berama Pimpinan Majelis untuk melaksanakan pemilihan Guru Sekolah Minggu
dari Permata yang merasa terpanggil untuk melayani di lembaga ini.
3.2.2 Perkembangan Jemaat Pada Tahun 1980-1990