a. Setiap orang
Terdapat adanya orang yang bernama Pelaku sebagai NotarisPPAT yang diduga telah melakukan tindak pidana korupsi
dengan cara memalsukan bukti setor dan validasi bank persepsi pembayaran pajak BPHTB SSB dan PPh Final SSP pada proses
peralihan hak atas tanah dan bangunan SHM 295 Kalibanteng Kulon, Kota Semarang tahun 2010 yang menyebabkan tidak terbayarnya
pajak PPh Final SSP dan BPHTB SSB ke Kas Negara sementara Negara telah berprestasi menyelesaikan proses peralihan proses balik
nama Sertifkan Hak Milik telah selesai menjadi atas nama pembeli sehingga mengakibatkan kerugian Negara ± Rp 823.536.000,00
delapan ratus dua puluh tiga juta lima ratus tiga puluh enam ribu rupiah.
b. Unsur melawan hukum :
Unsur melawan hukum dalam hukum pidana terdapat ajaran tentang “sifat melawan hukum” SMH terdiri dari SMH formil dan
SMH materil. SMH formil, hukum adalah hukum tertulis yaitu peraturan perundang-undangan wet. Terpenuhinya sifat melawan
hukum apabila pelaku melanggar atu bertentangan dengan peraturan perundang-undangan onwetmatigedaad. SMH materil, hukum tidak
hanya hukum tertulis tetapi juga hukum yang tidak tertulis unwritten
law hukum adalah recht. Terpenuhinya sifat melawan hukum apabila pelaku
melanggar atau
bertentangan dengan
hukum onrechtmatigedaad.
SMH materil terdiri dari SMH materil dalam fungsinya yang positif dan SMH materil dalam fungsinya yang negatif. SMH materil
dalam fungsinya yang negatif sebagaimana tercantum dalam Penjelasan Pasal 2 ayat 1 UU 311999 jo UU No. 202001 tentang
Pemberantasan tindak pidana korupsi UUTPK “Yang dimaksud dengan secara melawan hukum
dalam pasal ini mencakup perbuatan melawan hukum dalam arti formil maupun dalam arti materil, yakni meskipun
perbuatan tersebut tidak diatur dalam peraturan perundang- undangan, namun apabila perbuatan tersebut dianggap
tercela karena tidak sesuai dengan rasa keadilan atau norma- norma kehidupan sosial dalam masyarakat, maka perbuatan
tersebut dapat dipidana”. Penjelasan Pasal 2 ayat 1 UUTPK ini telah dicabut dengan
putusan Mahkamah Konstitusi No. 3 Tahun 2006, sehingga UUTPK tidak menganut ajaran sifat melawan hukum materil dalam fungsinya
yang positif. Oleh karena itu, terpenuhinya unsur melawan hukum apabila perbuatan pelaku melanggar atau bertentangan dengan
peraturan perundang-undangan. Sifat melawan hukum materil dalam fungsinya yang negatif
terdapat dalam yurisprudensi, yaitu putusan MA No. 42KR1965 yang pada intinya menyatakan bahwa suatu perbuatan yang memenuhi
unsur-unsur tindak pidana korupsi, dapat hilang sifat melawan hukumnya, sehingga pelaku tidak dapat dipidana apabila:
1. Negara tidak dirugikan;
2. Terdakwa tidak dapat untung;
3. Kepentingan umum dilayani.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa unsur melawan hukum terpenuhi apabila perbuatan pelaku bertentangan atau
melanggar peraturan perundang-undangan onwetmatigedaad. Unsur melawan hukum tidak terpenuhi apabila:
1. Negara tidak dirugikan;
2. Terdakwa tidak dapat untung;
3. Kepentingan umum dilayani.
Berdasarkan kasus tindak pidana korupsi yang didakwakan dalam penggelapan pajak yang ada, bahwa perbuatan Pelaku tersebut telah
melawan hukum formil, sebagai berikut : 1
Undang-undang No. 20 Tahun 2000 tentang BPHTB a
Pasal 24 1 : PPATNotaris hanya dapat menandatangani Akta Pemindahan Hak atas tanah dan atau Bangunan setelah
wajib pajak menyerahkan Bukti Pembayaran Pajak;
Penjelasan Pasal 24 1 tersebut menyebutkan bahwa penyerahan bukti pembayaran pajak dilakukan dengan
menyerahkan fotokopi pembayaran pajak dan menunjukkan aslinya.
b Pasal 24 3 : Kepala Kantor Pertanahan Kab. Kota hanya
dapat melakukan pendaftaran hak atas tanah atau pendaftaran peralihan hak atas tanah setelah wajib pajak menyerahkan
bukti pembayaran pajak.
Pasal 25 1 : PPAT Notaris dan Kepala Kantor Lelang Negara melaporkan pembuatan akta atau risalah lelang perolehan hak atas
tanah dan bangunan kepada Dirjen Pajak selambat-lambatnya tanggal 10 bulan berikutnya;
1 PP No. 37 tahun 1998 tentang PPAT, Pasal 26 3 : PPAT Wajib
mengirim laporan bulanan mengenai akta yang dibuatnya, yang diambil dari buku daftar akta PPAT kepada Kepala Kantor
Pertanahan dan kantor-kantor lain sesuai ketentuan Undang –
undang atau PP yang berlaku selambat-lambatnya tanggal 10 bulan berikutnya.
2 Bahwa dalam penjelasan pasal 2 Undang-undang No. 31 tahun
1999 tentang pemberantasan tindak pidana korupsi, yang dimaksud dengan unsur melawan hukum adalah mencakup
perbuatan melawan hukum dalam arti formil, maka perbuatan Pelaku . Pelaku yang menggunakan bukti setor termasuk
validasi bank persepsinya palsu untuk dipergunakan sebagai syarat dalam pendaftaran proses peralihan hak SHM 295 di
kantor pertanahan kota Semarang, sementara Pelaku mengetahui dan sadar bahwa bukti setor BPHTB dan validasinya tersebut
palsu adalah telah memenuhi unsur delik formil.
c. Melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang