Orang selain pegawai negeri yang diberi tugas menjalankan Dengan sengaja

Pelaku tersebut, maka dengan mengacu pada definisi tentang kerugian negara bahwa kerugian negara terjadi karena berkurangnya aset negara baik yang diakibatkan oleh perbuatan melawan hukum seseorang, dimana berkurangnya asset tersebut terjadi karena uang yang seharusnya tidak keluar dari kas negara tetapi ternyata keluar dari kas negara ataupun uang yang seharusnya masuk ke kas negara ternyata tidak masuk ke kas negara, maka kejadian tersebut telah mengakibatkan terjadinya kerugian negara.

3. Pasal 9 Undang-undang No. 31 tahun 1999 yang telah dirubah

dengan Undang-undang No. 20 tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Bunyi pasal: Dipidana dengan pidana penjara paling singkat 1 satu tahun dan paling lama 5 lima tahun dan pidana denda paling sedikit Rp 50.000.000,00 lima puluh juta rupiah dan paling banyak Rp 250.000.000,00 dua ratus lima puluh juta rupiah pegawai negeri atau orang selain pegawai negeri yang diberi tugas menjalankan suatu jabatan umum secara terus menerus atau untuk sementara waktu, dengan sengaja memalsu buku-buku atau daftar daftar yang khusus untuk pemeriksaan admintstrasi Pembahasan unsur - unsur pasal:

a. Orang selain pegawai negeri yang diberi tugas menjalankan

suatu jabatan umum secara terus menerus atau untuk sementara waktu Bahwa Pelaku adalah seorang Notaris dan PPAT di Kota Semarang; Sebagai seorang Pejabat Pembuat Akta Tanah PPAT, sesuai pasal 1 PP No. 37 tahun 1998 tentang Pejabat Pembuat Akta Tanah, menyebut bahwa PPAT adalah pejabat umum yang diberi kewenangan untuk membuat akta otentik mengenai perbuatan hukum tertentu mengenai hak atas tanah hak milik atas satuan rumah susun; Jabatan Umum adalah tugas yang diberikan kepada seseorang berdasarkan keputusan pejabat administratif didasarkan pada perundang-undangan untuk melaksanakan fungsi pelayanan.

b. Dengan sengaja

PPAT Pelaku mengetahui bahwa bukti setoran pajak PPh Final SSP BPHTB SSB dipalsukan dengan cara meminta bantuan Pemalsu untuk memvalidasi cap tanda lunas dan stempel pada blanko setoran SSP SSB tanpa memberikan uang pembayaran pajak kepada Pemalsu; Uang pajak senilai Rp 823.536.000,00 yang dititipkan oleh wajib pajak tidak disetorkan oleh Pelaku ke bank persepsi ke kas Negara, namun terbit bukti pembayaran SSP dan SSB; PPAT Pemalsu membubuhkan legalisir tanda tangan dan cap stempel pada FC bukti setoran SSP SSB yang menerangkan tentang penegsahan FC tersebut sesuai dengan aslinya yang digunakan untuk lampiran syarat peralihan hak ke BPN sedangkan diketahui validasi, cap, stempel,tanda tangan, tanda lunas pada SSP SSB di palsukan; Bahwa Pelaku selaku PPAT dalam pembuatan laporan bulanan untuk bulan November 2010 dan Desember 2010 yang ditujukan ke kantor Pertanahan Kota Semarang dan kantor KPP Pratama Semarang Barat tidak mencantumkan AJB 7472010 tanggal 25 Nopember 2010 dan AJB 7642010 tanggal. 3 Desember 2010, karena khawatir akan dikroscek dengan data yang ada di Modul Penerimaan Negara MPN, yang jelas tidak mencantumkan transaksi penyetoran pajak dimaksud.

c. Memalsukan buku - buku atau daftar - daftar khusus untuk