perbuatan melawan hukum dalam arti formil, maka perbuatan Pelaku . Pelaku yang menggunakan bukti setor termasuk
validasi bank persepsinya palsu untuk dipergunakan sebagai syarat dalam pendaftaran proses peralihan hak SHM 295 di
kantor pertanahan kota Semarang, sementara Pelaku mengetahui dan sadar bahwa bukti setor BPHTB dan validasinya tersebut
palsu adalah telah memenuhi unsur delik formil.
c. Melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang
lain atau suatu korporasi
Pelaku dengan sengaja tidak membayarkan uang setoran pajak yang
dititipkan oleh
wajib pajak
kepadanya sebesar
Rp. 823.536.000.,00 dan menggunakan bukti setoran pajak palsu untuk
pendaftaran proses peralihan hak atas tanah SHM No. 295Kalibanteng Kulon, Kota Semarang di Kantor Pertanahan Kota Semarang adalah
merupakan perbuatan memperkaya diri sendiri, karena dengan tidak disetorkannya uang tersebut untuk pembayaran pajak, maka
kekayaannnya bertambah Rp 823.536.000,00 yang kemudian sebagian diserahkan kepada Pemalsu sebesar Rp. 30.000.000 dan Karyawan
Pelaku I sebagai fee atas jasa mereka membuatkan bukti setor pajak dan validasi palsu, adalah merupakan perbuatan memperkaya orang lain,
karena pada akhirnya kekayaan Pelaku dan Karyawan Pelaku I bertambah sebesar bagian yang mereka terima;
Karena besarnya pajak yang dibayarkan tidak sesuai dengan ketentuan, dimana perbuatan ini telah “memperkaya suatu diri sendiri”
Akibat diterimanya permohonan keberatan pajak dari wajib pajak, Pelaku tersebut menerima keuntungan dalam hal ini jelas telah
merugikan Negara.
d. Yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian
Negara
Bahwa dengan terjadinya transaksi jual beli yang menimbulkan kewajiban pajak bagi para pihak selaku wajib pajak tersebut, kemudian
tidak disetorkannya uang pembayaran pajak PPh final dan BPHTB yang sudah dititipkan oleh wajib pajak kepada Notaris
ke Kas Negara tetapi digunakan untuk kepentingan pribadi NotarisPPAT Pelaku tersebut, maka dengan mengacu pada definisi
tentang kerugian negara bahwa kerugian negara terjadi karena berkurangnya aset negara baik yang diakibatkan oleh perbuatan
melawan hukum seseorang, dimana berkurangnya asset tersebut terjadi karena uang yang seharusnya tidak keluar dari kas negara tetapi
ternyata keluar dari kas negara ataupun uang yang seharusnya masuk ke kas negara ternyata tidak dimasukan ke kas Negara, maka
kejadian tersebut setidak tidaknya dapat mengakibatkan terjadinya kerugian keuangan negara.
Dengan demikian akibat perbuatan Pelaku . Pelaku bersama- sama Pemalsu dan Karyawan Pelaku I dengan melakukan pemalsuan
bukti setor Pajak dan validasinya dan tidak menyetorkan uang titipan pembayaran pajak dari wajib pajak sebesar Rp 823.536.000,00
tersebut ke kas Negara, maka berakibat Negara dirugikan sebesar Rp.823.536.000,00.
Dari hasil uraian analisa pembuktian yuridis tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa terhadap Pelaku telah cukup bukti
melakukan perbuatan pidana yang memenuhi unsur delik Pidana Korupsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat 1 Undang-undang
No. 31 Tahun 1999 jo Undang-undang No. 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
2. Pasal 3 Undang-undang No. 31 Tahun 1999 yang telah