dan  menggunakan  bukti  setoran  pajak  palsu  untuk  pendaftaran  proses peralihan  hak  atas  tanah  SHM  No.  295  Kalibanteng  Kulon,  Kota
Semarang  di  Kantor  Pertanahan  Kota  Semarang  adalah    merupakan perbuatan  menguntungkan  diri  sendiri,  karena  dengan  tidak
disetorkannya  uang  tersebut  untuk  pembayaran  pajak,  maka  Pelaku diuntungkan  sebesar  Rp  823.536.000,00  yang  kemudian  sebagian
diserahkan  kepada  Pemalsu  sebesar  Rp.  30.000.00  dan  Karyawan Pelaku  I  sebagai  fee  atas  jasa  mereka  membuatkan  bukti  setor  pajak
dan validasi palsu, adalah merupakan perbuatan menguntungkan orang lain,  karena pada akhirnya kekayaan Pemalsu dan Karyawan Pelaku I
bertambah diuntungkan dengan fee yang mereka terima;
c. Menyalahgunakan Kewenangan, Kesempatan   atau Sarana Yang
ada Padanya Karena Jabatan atau Kedudukan.
Bahwa  perbuatan  Pelaku  tersebut  telah  melawan  hukum  formil, sebagai berikut :
‐  Undang-Undang  No. 20 Tahun 2000 Ttg BPHTB 1.
Pasal  24  1  :  PPATNotaris  hanya  dapat  menandatangani akta  pemindahan  hak  atas  tanah  dan  atau  bangunan  setelah
wajib pajak menyerahkan bukti pembayaran pajak; 2.
Penjelasan  Pasal  24  1  tersebut  menyebutkan  bahwa penyerahan  bukti    pembayaran    pajak  dilakukan  dengan
menyerahkan  fotokopi  pembayaran  pajak  dan  menunjukkan aslinya.
3. Pasal  24  3  :  kepala  kantor  pertanahan  kab.  kota  hanya
dapat melakukan pendaftaran hak atas tanah atau pendaftaran peralihan  hak  atas  tanah  setelah  wajib  pajak  menyerahkan
bukti pembayaran pajak. 4.
Pasal  25  1  :  PPAT  Notaris  dan  Kepala  Kantor  Lelang Negara  melaporkan  pembuatan  akta  atau  risalah  lelang
perolehan  hak  atas  tanah  dan  bangunan  kepada  dirjen  pajak selambat-lambatnya tgl. 10 bulan berikutnya;
‐  PP No. 37 Tahun 1998 tentang PPAT , Pasal 26 3 : PPAT wajib mengirim  laporan  bulanan  mengenai  akta  yang  dibuatnya,  yang
diambil  dari  buku  daftar  akta  PPAT  kepada  kepala  kantor pertanahan  dan  kantor-kantor  lain  sesuai  ketentuan  Undang-
undang    atau  PP  yang  berlaku  selambat-lambatnya  tanggal  10 bulan berikutnya.
Bahwa  melakukan  perbuatan  melawan  hukum  atau  perbuatan melanggar  kewajiban  hukum  sama  artinya  dengan  perbuatan,
menyalahgunakan  kewenangan  jabatan.  Dimana  Pelaku  telah menyalahgunakan  kewenangan  yang  ada  padanya  dalam  jabatannya
selaku Notaris PPAT dalam memproses pendaftaran peralihan hak atas
para  pihak  selaku  wajib  pajak  di  Kantor  Pertanahan  Kota  Semarang dengan cara menawarkan diri kepada para pihak penjual dan pembeli
selain mengurus proses pendaftaran peralihan hak di Kantor Pertanahan Kota Semarang, juga bersedia menerima titipan uang pembayaran PPh
Final  dan  BPHTB  atas  peralihan  hak  tersebut  untuk  dibayarkan  ke Bank  Persepsi,  namun  oleh  Pelaku  uang  titipan  pembayaran  PPh
Final dan BPHTB tersebut tidak dibayarkan dan pada saat melakukan pendaftaran peralihan hak di Kantor Pertanahan, Pelaku selaku Notaris
PPAT  menggunakan  bukti  setor  BPHTB  dan  PPh  final  palsu  yang didapatkannya dari sdr. Pemalsu atas permintaan Pelaku   Padahal yang
bersangkutan tahu dan paham mengenai aturan, larangan dalam proses peralihan  hak.  Sehingga  menurut  penyidik  unsur  menyalahgunakan
Kewenangan,    Kesempatan  atau  Sarana  Yang  ada  Padanya  Karena Jabatan atau Kedudukan TELAH TERPENUHI.
d. Yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian