Kronologi Kasus Kasus Posisi

87 BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Kasus Posisi

1. Kronologi Kasus

Polda Jateng melakukan Penyidikan dugaan tindak pidana korupsi atas pemalsuan bukti setor dan validasi bank persepsi pembayaran pajak BPHTB SSB dan PPh Final SSP pada proses peralihan hak atas tanah dan bangunan SHM 295 Kalibanteng Kulon, Kota Semarang tahun 2010 di Bank BTN Cab. Semarang dan Bank BPD Jateng Cab. Semarang sehingga diduga mengakibatkan kerugian Negara ± Rp 823.536.000,00 delapan ratus dua puluh tiga juta lima ratus tiga puluh enam ribu rupiah, dengan Pelaku Bahwa dalam perkara ini Notaris tersebut dapat diduga telah melakukan kesewenang-wenangan, kelalaian karena yang seharusnya Notaris tersebut selaku orang yang dipercaya oleh kliennya untuk menyetorkan pembayaran pajak-pajak yang telah dipercayakan pengurusannya terhadap Notaris tersebut akan tetapi yang terjadi Notaris tersebut dengan tidak menyetorkannya akan tetapi memfiktifkan setoran pajak tersebut. Bahwa dengan tidak menyetorkannya pembayaran pajak-pajak yang telah dipercayakan pengurusannya tersebut selanjutnya Setoran Bank Persepsi berikut validasi Bank Persepsi dan validasi Bank Persepsi pada formulir SSB BPHTB dan SSP PPh Final untuk 2 peralihan hak tersebut adalah tidak benar dipalsukan, ditemukan fakta bahwa uang pembayaran pajak BPHTB dan PPh Final atas peralihan hak atas tanah dan bangunan S.HM No. 295 Kalibanteng Kulon senilai total Rp 823.536.000,00 tidak dibayarkan ke Bank Persepsi dan tidak masuk ke Kas Negara yang diduga dilakukan oleh Pelaku dengan kronologi perkara sebagai berikut: Bahwa pada pembayaran BPHTB di Bank BPD Jateng Cab. Semarang, diduga telah terjadi peralihan hak atas tanah dan bangunan HM 295 Kalibantengkulon, Kota Semarang sebanyak 2 dua kali yaitu a Tanggal 25 Nopember 2010 dari Penjual ke Pembeli I sesuai AJB No. : 7472010, tanggal 25 Nopember 2010 dengan nilai transaksi sebesar Rp 4.000.000.000,00. b Tanggal 3 Desember 2010 dari Pembeli I ke Pembeli II sesuai dengan AJB No. : 7642010, tanggal.3 Desember 2010 dengan nilai transaksi sebesar Rp 4.000.000.000,00. Atas 2 peralihan hak AJB tersebut di atas timbul kewajiban para pihak untuk pembayaran pajak, dengan penghitungan besaran masing-masing sebagai berikut : a PPh FinalSSP = 5xNJOPPBB Yaitu 5 x 4.127.000.000,00 = Rp 206.384.000,00 b BPHTB SSB = NJOP PBB - NPOP TKP Rp 20.000.000,00 x 5 Yaitu 4.127.000.000,00 - Rp 20.000.000,00 x 5 = Rp 205.384.000,00. Kedua belah pihak penjual dan pembeli pada masing-masing AJB tersebut selaku wajib pajak telah menyerahkanmenitipkan uang pembayaran pajaknya kepada Notaris dan PPAT Pelaku selaku PPAT yang menangani proses peralihan hak; Total pembayaran pajak yang diserahkan melalui Notaris dan PPAT Pelaku sebesar Rp.823.536.000,00 yang dibayarkan oleh masing-masing pihak dalam 2 dua tahap sesuai pelaksanaan penandatanganan AJB yaitu tanggal 25 Nopember 2010 dan 3 Desember 2010, masing-masing sebesar Rp.411.768.000,00 di Kantor Notaris dan PPAT Pelaku, Jl. Kartini Raya No. 77 Semarang.; Sebagaimana diuraikan diatas dimana proses peralihan hak atas sertifikat HM No. 295 Kalibanteng Kulon, Pelaku secara sadar melakukan proses peralihan hak atas tanah dan bangunan sekaligus menawarkan diri untuk jasa pembayaran BPHTB dan PPh Final atas peralihan hak tersebut. Namun alih-alih Pelaku membayarkan pajak BPHTB dan PPh Final tersebut, justru Pelaku meminta kepada Pemalsu untuk dibuatkan bukti setor pembayaran BPHTB dan PPh Final tidak benarpalsufiktif dan menggunakan bukti setor pembayaran BPHTB dan PPh Final yang tidak benarpalsu fiktif tersebut dengan secara sadar dan diketahui oleh Pelaku . Bahwa uang setoran pajak BPHTB dan PPh Final sejumlah Rp.823.536.000,00 yang berada dalam penguasaan Pelaku selaku NotarisPPAT dari para wajib pajak tersebut adalah merupakan uang yang seharusnya milik Negara atau masuk pengertian keuangan Negara sebagaimana dimaksud dalam pasal 1 angka 1 Undang-undang No. 17 tahun 2003 Tentang Keuangan Negara. Akibat perbuatan Pelaku bersama-sama dengan Pemalsu dan Karyawan Pelaku I telah memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi yaitu diri Pelaku dan mengakibatkan kerugian keuangan Negara sebesar Rp.823.536.000,- delapan ratus dua puluh tiga juta lima ratus tiga puluh enam ribu rupiah .

2. Hasil Penyidikan