Praktek yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap Karyawan yang kualitasnya sesuai dengan tanggung jawabnya.

seharusnya dipisahkan karena dapat terjadi penyimpangan. Hal tesebut sangat menyimpang dari teori dan sangat berpotensi terjadi penyimpangan wewenang yang dapat dilakukan oleh bagian tersebut.

4. Sistem otorisasi prosedur pemberian kredit

Menurut teori, setiap transaksi hanya terjadi atas dasar otorisasi dari yang memiliki wewenang untuk menyetujui transaksi tersebut dan pembagian wewenang untuk otorisasi atas terlaksananya transaksi perlu dibuat. Pada Koperasi Wijaya Kusuma Sukoharjo, dalam pelaksanaan proses pemberian kredit dalam hal otorisasinya, tidak hanya bagian pinjaman saja yang dapat mengotorisasi terhadap transaksi pengajuan kredit, tetapi ada bagian lain yaitu manager dan pengurus koperasi. Berdasarkan data diatas, maka dapat dievaluasi bahwa dalam sistem otorisasi prosedur pemberian kredit telah berjalan dengan baik karena persetujuan kredit sendiri telah diotorisasi oleh pihak-pihak yang benar-benar berwenang sehingga sesuai dengan sistem pengendalian internal yang baik.

5. Praktek yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap

unit organisasi. Menurut teori, praktek yang sehat ditempuh dengan cara penggunaan formulir bernomor tercetak, pemeriksaan mendadak, setiap transaksi tidak boleh dilakukan oleh satu orang saja, perputaran jabatan untuk menjaga independensi, secara periodik dilaksanakan pencocokan fisik kekayaan dengan catatannya akuntansinya. Pada Koperasi Wijaya Kusuma Sukoharjo, dalam pelakasanaan proses permohonan kredit telah melibatkan pihak yang benar-benar berkepentingan, pengurus secara tidak terjadwal melakukan pemeriksaan mendadak, dan dalam sistem pemberian kredit tersebut melibatkan banyak pihak, serta secara periodik dilakukan juga perputaran jabatan guna untuk menjaga independen pejabat dalam melaksanakan tugasnya sehingga dapat menjegah persekongkolan antar pejabat dalam usaha melakukan kecurangan. Sebagai contohnya adalah pada bagian kredit pernah bertukar jabatan dengan bagian penagihan dan surveyor. Dengan perputaran jabatan tersebut maka akan dapat mencegah suatu persekongkolan antar karyawan untuk melakukan kecurangan. Dari penjelasan tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem pemberian kredit telah dapat menunjang pelaksanaan sistem pengengalian internal karena elemen-elemen pokok dalam sistem pengendalian internal telah diterapkan dengan baik yaitu praktek yang sehat.

6. Karyawan yang kualitasnya sesuai dengan tanggung jawabnya.

Karyawan merupakan bagian sekaligus pelaku dari sistem. Untuk melakukan sistem pengendalian internal yang baik, maka dibutuhkan karyawan yang jujur, dapat dipercaya dan memiliki kemampuan tinggi dalam bidangnya supaya dapat melaksanakan tugasnya dengan baik. Dalam mendapatkan karyawan yang bertanggung jawab dan sesuai tugasnya, maka langkah yang dilakukan oleh Koperasi Wijaya Kusuma Sukoharjo merupakan sebagai berikut: a. Menguji pelamar secara wawasan pengetahuan dari si pelamar tentang dunia perkoperasian. b. Penyeleksian penerimaan karyawan dengan sangat ketat. c. Menguji pelamar dengan wawancara langsung kepada pelamar. d. Karyawan diberikan kesempatan untuk mendapat pendidikan tambahan baik melalui pelatihan ataupun diijinkan meningkatkan tingkat pendidikannya. Dengan catatan, pendidikan tersebut tidak dilakukan pada jam kerja. e. Adanya imbalan jasa, tunjangan, asuransi, dan jaminan sosial terhadap para karyawan. Berdasarkan data diatas, maka Koperasi Wijaya Kusuma Sukoharjo telah mampu menjalankan unsur sistem pengendalian internal dengan baik dalam hal menerima dan mempekerjakan karyawan yang berkualitas tinggi, jujur, dan bertanggung jawab serta pemberlakuan karyawan yang sangat baik dengan diperkenankannya karyawan untuk mengembangkan pendidikannya dengan catatan tidak dilakukan pada jam kerja. BAB III TEMUAN Sejak bedirinya Koperasi Wijaya Kusuma Sukoharjo sampai sekarang ini telah banyak sekali perkembangan yang mampu dicapai. Perkembangan tersebut ditunjukkan dengan banyaknya nasabah pada koperasi Wijaya Kusuma Sukoharjo. Sektor pemberian kredit bagi masyarakat merupakan sektor yang mampunyai arti cukup besar dalam perkembangan koperasi. Unit simpan pinjam selalu berusaha mencukupi kebutuhan para anggotanya melalui pinjaman yang diberikannya. Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan, penerapan unsur-unsur sistem pengendalian internal terutama pada sistem pemberian kredit telah diterapkan dengan baik namun masih terdapat berbagai kekurangan. Berikut ini merupakan temuan penulis mengenai kelebihan dan kelemahan sistem pemberian kredit pada Koperasi Wijaya Kusuma Sukoharjo.

A. Kelebihan