9. Unsur- Unsur Sistem Pengendalian Internal Mulyadi, 2001: 163
a. Struktur yang memisahkan tanggungjawab fungsional secara tegas.
Struktur organisasi merupakan rerangka pembagian tanggung jawab fungsional kepada unit-unit organisasi yang dibentuk untuk
melaksanakan kegiatan-kegiatan pokok perusahaan. Pembagian tanggung jawab fungsional dalam organisasi
berdasarkan pada prinsip- prinsip sebagai berikut : 1
Harus dipisahkan fungsi-fungsi operasi dan penyimpanan dari fungsi akuntansi. Fungsi operasi merupakan fungsi yang
memiliki wewenang untuk melaksanakan suatu kegiatan misalnya: pembelian. Fungsi penyimpanan merupakan fungsi
yang memiliki wewenang untuk menyimpan aktiva perusahaan. Fungsi akuntansi merupakan fungsi yang memiliki wewenang
untuk mencatat peristiwa keuangan perusahaan. 2
Tidak satu departemenpun yang diberi tanggung jawab rangkap untuk melaksanakan semua tahap suatu transaksi.
Adanya pemisahan fungsi tersebut mencerminkan tanggung jawab yang sesungguhnya. Jika tidak diadakan pemisahan fungsi
tersebut, maka data akuntansi yang dihasilkan tidak dapat dipercaya kebenarannya, akibatnya kekayaan organisasi tidak
terjamin keamanannya.
b. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan
perlindungan yang cukup terhadap kekayaan, hutang, pendapatan, dan biaya.
Dalam organisasi setiap transaksi hanya terjadi atas dasar otorisasi dari yang memiliki wewenang untuk menyetujui transaksi
tersebut. Oleh karena itu, pembagian wewenang untuk otorisasi atas terlaksananya transaksi perlu dibuat.
c. Praktek yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit
organisasi. Pembagian tanggung jawab fungsional dengan sistem
wewenang dan prosedur pencatatan yang telah ditetapkan tidak akan terlaksana dengan baik jika tidak diciptakannya cara untuk menjamin
praktek-praktek yang sehat dalam pelaksanaannya, cara yang dapat ditempuh yaitu:
1 Penggunaan formulir bernomor tercetak yang pemakaiannya
harus dipertanggungjawabkan oleh yang berwenang. 2
Pemeriksaan mendadak dilakukan tanpa pemberitahuan terlebih dahulu kepada yang diperiksa dengan jadwal yang
tidak teratur. 3
Setiap transaksi dari awal sampai akhir tidak boleh dilakukan kepada satu orang saja dan tanpa campur tangan juga dari unit
organisasi lain.
4 Perputaran jabatan yang dilakukan secara rutin nantinya akan
dapat menjaga independen pejabat dalam melaksanakan tugasnya sehingga dapat menjegah persekongkolan antar
pejabat dalam usaha melakukan kecurangan. 5
Keharusan pengambilan cuti bagi karyawan yang berhak. 6
Secara periodik dilakukan pencocokan kekayaan fisik dengan catatannya.
7 Pembentukan unit organisasi yang bertugas memeriksa
efektivitas sistem pengendalian internal. d.
Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya. Karyawan yang jujur dan ahli dalam bidang yang menjadi
tanggung jawabnya akan dapat melaksanakan pekerjaannya dengan efektif dan efisien. Untuk mendapatkan karyawan yang berkompeten
dan dapat dipercaya, maka dapat dilakukan dengan berbagai cara dalam perekrutannya diantaranya :
1 Seleksi calon karyawan berdasarkan persyaratan yang dituntut
oleh pekerjaannya. Dalam usaha untuk memperoleh karyawan yang
mempunyai kecakapan yang sesuai dengan tuntutan tanggung jawab yang akan dipikulnya, manajemen harus mengadakan
analisis jabatan yang ada dalam perusahaan dan menentukan syarat-syarat yang dipenuhi oleh calon karyawan yang akan
menduduki posisi tersebut. Program yang baik dalam seleksi
calon karyawan akan menjamin diperolehnya karyawan yang memiliki kompetensi seperti yang dituntut oleh jabatan yang
akan didudukinya. 2
Pengembangan pendidikan karyawan selama menjadi karyawan perusahaan sesuai dengan tuntutan perkembangan pekerjaan.
Bagi karyawan yang masih muda dan memiliki potensi untuk dapat berkembang, koperasi Wijaya Kusuma Sukoharjo
memperbolehkan kepada karyawannya untuk meningkatkan kualitas pendidikannya. Dengan catatan, dilakukan tidak pada
jam kerja. Adanya sistem pengendalian internal diharapkan dapat
mencegah adanya penyelewengan atau penyimpangan lainnya dengan tindakan pengawasan yang dilakukan secara terus
menerus baik melalui laporan maupun pemeriksaan fisik. Sistem pengendalian internal yang lemah akan mengakibatkan kekayaan
koperasi tidak terjamin dan dapat terjadi penyimpangan- penyimpangan yang dapat dilakukan oknum-oknum dalam
koperasi itu sendiri.
10. Tujuan Pengendalian Internal