Evaluasi sistem pengendalian internal pada sistem pemberian kredit koperasi Wijaya Kusuma kabupaten Sukoharjo 3362

(1)

Evaluasi sistem pengendalian internal pada sistem pemberian kredit koperasi Wijaya Kusuma kabupaten Sukoharjo

TUGAS AKHIR

Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Ahli Madya Program Studi Diploma III Akuntansi

Oleh:

Tri Kusno Widi Asmoro F.3307113

PROGRAM STUDI DIPLOMA III AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA


(2)

BAB I

PENDAHULUAN

A. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Koperasi Wijaya Kusuma Sukoharjo didirikan pada tanggal 30 Juni 2007 yang beralamatkan di Ruko Pasar Bumi Rejo nomor 11 Pabelan Sukoharjo dengan berbadan hukum nomor 518/ 143. a/ BH/ PAD/ VI/ 2007 tanggal 30 Juni 2007. Sebelumnya Koperasi Wijaya Kusuma Sukoharjo bernama Koperasi Serba Usaha Mentari yang didirikan pada tanggal 26 Mei 1999 dengan berbadan hukum nomor 179/ BH/ KWK. 11. 27/ V/ 1999 yang beralamatkan Ruko Pasar Bumi Rejo nomer 11 Pabelan Sukoharjo. Pendiri dari Koperasi Wijaya Kusuma Sukoharjo adalah Ngoe Hok Djiang yang menggagas untuk mengganti nama Koperasi Serba Usaha Mentari menjadi Koperasi Wijaya Kusuma Sukoharjo.

Menurut Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Koperasi Wijaya Kusuma Sukoharjo, koperasi merupakan organisasi ekonomi rakyat yang berwatak sosial, beranggotakan orang-orang/ badan hukum yang merupakan tata susunan ekonomi sebagi usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan.

1. Tujuan Koperasi Wijaya Kusuma Sukoharjo

Setiap perusahaan pasti memiliki tujuan yang hendak dicapai. Demikian juga dengan Koperasi Wijaya Kusuma Sukoharjo. Koperasi tersebut mempunyai tujuan-tujuan yang ingin dicapai, antara lain:


(3)

a. Untuk membantu pemerintah dalam mewujudkan pembangunan ekonomi dengan meningkatkan kesejahteraan anggotanya khususnya dan kemajuan daerah pada umumnya.

b. Salah satu urat nadi perekonomian nasional. Sesuai dengan tujuannya, koperasi berkeinginan untuk melayani dengan sebaik- baiknya kepada anggotanya dan bertekad kuat untuk menyukseskan program pemerintah di bidang perkoperasian dengan cara menunjukkan citra yang baik bahwa dengan berkoperasi masyarakat akan dapat maju. 2. Produk dan layanan

Adapun produk dan layanan yang diberikan oleh Koperasi Wijaya Kusuma Sukoharjo antara lain

a. Simpanan sukarela. b. Deposito.

c. Simpanan wajib.

d. Kredit jangka panjang (maksimal 2 tahun) dan jangka pendek (maksimal 3 bulan).

3. Permodalan Koperasi Wijaya Kusuma Sukoharjo

Setiap perusahaan pasti memiliki unsur permodalan di dalam menjalankan usahanya. Permodalan Koperasi Wijaya Kusuma Sukoharjo terdiri dari:

a. Koperasi mempunyai modal sendiri. Modal sendiri terdiri dari kekayaan bersih yang berasal dari simpanan pokok, simpanan wajib, dan simpanan sukarela.


(4)

b. Koperasi dapat melakukan pemupukan modal yang berasal dari modal penyertaan yang diatur dengan Peraturan Pemerintah,

c. Simpanan berjangka (deposito). 4. Sisa Hasil Usaha (SHU)

Sisa hasil usaha merupakan sumber pendapatan koperasi yang diperoleh dalam satu tahun buku dikurangi dengan penyusutan dan kewajiban lainnya termasuk pajak dalam tahun buku yang bersangkutan. Besarnya pembagian SHU adalah sebagai berikut :

a. Dana Cadangan 20% b. Dana Jasa Anggota 55% c. Dana Pengurus 5% d. Dana Pendidikan 2,5%

e. Dana Pembangunan Perkoperasian 2,5% f. Dana Manager/ Pengelola 8%

g. Dana Sosial 2% h. Dana Audit 5% 5. Dana Cadangan

Dana cadangan adalah kekayaan koperasi yang diperoleh dari penyisihan sisa hasil usaha yang dimaksudkan untuk memupuk modal sendiri dan untuk menutup kerugian Koperasi bila diperlukan sehingga tidak boleh dibagikan kepada anggota. Rapat anggota memutuskan untuk untuk mempergunakan paling tinggi 75% dari jumlah seluruh cadangan


(5)

untuk pemukan modal sendiri. Sekurang-kurangnya 25% dari dana cadangan harus disimpan atau didepositokan terutama pada Bank Swasta. 6. Pembukuan

Koperasi Wijaya Kusuma Sukoharjo dalam pembukuan melakukan sebagai berikut:

a. Koperasi wajib menyelenggarakan pembukuan tentang perusahaan menurut contoh yang ditetapkan dalam Standart Khusus Akuntansi Koperasi.

b. Koperasi wajib pada setiap tutup buku membuat laporan keuangan. c. Tahun buku perusahaan koperasi berjalan dari 1 Januari sampai 31

Desember dan harus sudah disusun paling lambat 1 (satu) bulan sebelum Rapat Anggota.

7. Struktur organisasi di Koperasi Wijaya Kusuma Sukoharjo

Struktur organisasi di Koperasi Wijaya Kusuma Sukoharjo merupakan perangkat atau bagan yang menunjukkan hubungan-Shubungan atau peran serta diantara organisasi yang terkait didalamnya sehingga jelas kedudukannya. Wewenang dari masing-masing unsur disusun dalam satu kasatuan yang teratur dan organisasi yang memiliki posisi dan tanggung jawab yang jelas. Parangkat organisasi yang ada pada Koperasi Wijaya Kusuma Sukoharjo terdiri dari :

a. Rapat Anggota b. Pengurus c. Pengelola


(6)

8. Deskripsi Jabatan

Uraian jabatan dari masing-masing alat kelengkapan Koperasi Wijaya Kusuma Sukoharjo dapat dirinci sebagai berikut:

a. Rapat Anggota

Rapat anggota Koperasi Wijaya Kusuma Sukuharjo pada dasarnya adalah kekuasaan tertinggi dalam tatanan kehidupan organisasi Koperasi Wijaya Kusuma Sukoharjo.

Fungsi dari rapat anggota adalah sebagai berikut: 1) Menetapkan Anggaran Dasar Koperasi.

2) Menetapkan kebijaksanaan umum serta pelaksanaan keputusan-keputusan koperasi yang lebih baik.

3) Memilih dan mengangkat serta memberhentikan pengurus.

4) Menetapkan rencana kerja, anggaran belanja serta kebijakan pengurus dibidang organisasi dan usaha. b. Pengurus Koperasi Wijaya Kusuma Sukoharjo

Pengurus ditetapkan dalam forum rapat anggota tahunan. Masa kerja pengurus ditetapkan selama tiga tahun terhitung sejak rapat anggota pemilihan sampai rapat anggota pemilihan pengurus berikutnya. Susunan pengurus Koperasi Wijaya Kusuma Sukoharjo :

Ketua : Ngoe Hok Djiang Ketua II : Eddy Wohon , SH Bendahara : Njoo Tjauw Hwee


(7)

Sekretaris I : Fredy Sri Mulyono Sekretaris II : Dwi Herry Widiatmoko

Sumber : Koperasi Wijaya Kusuma Sukoharjo

Gambar 1. 1

Struktur pengurus Koperasi Wijaya Kusuma Sukoharjo

Pengurus Koperasi Wijaya Kusuma Sukoharjo memiliki tugas antara lain :

a. Memimpin organisasi dan perusahaan koperasi.

b. Mengajukan rancangan rencana kerja serta rancangan rencana anggaran pendapatan dan belanja koperasi.

c. Menyelenggarakan rapat anggota.

d. Menyelenggarakan administrasi organisasi dan perusahaan koperasi.

c. Pengelola Koperasi Wijaya Kusuma Sukoharjo

Berikut adalah daftar nama pengelola Koperasi Wijaya Kusuma Sukoharjo adalah sebagai berikut :

Manager : Rini Setyowati, SH

Teller dan staff akuntansi : Yulia Arifatul Chorida, SE KETUA I

KETUA II

BENDAHARA SEKRETARIS II


(8)

Bagian kredit : Yogie Tangguh Aprihantoro Staff Penagihan dan surveyor : Purwo Handoko, SE

Sumber : Koperasi Wijaya Kusuma Sukoharjo

Gambar 1. 2

Struktur pengelola Koperasi Wijaya Kusuma Sukoharjo

Pembagian tugas dimaksudkan untuk mendistribusikan pekerjaan secara merata, sehingga tidak terjadi tumpang tindih dalam pembagian tugas, dimana setiap departemen mempunyai tugas dan wewenang tersendiri.

Secara singkat pembagian tugas dan wewenang yang ada pada Koperasi Wijaya Kusuma Sukoharjo adalah sebagai berikut :

Tugas manager koperasi

Adapun yang menjadi tugas dari manager koperasi Wijaya Kusuma Sukoharjo antara lain :

1. Mengkoordinir penyusunan rencana kerja dan anggaran masing- masing bagian yang ada di bawah tanggung jawabnya kepada pengurus.

2. Menyusun perencanaan yang tepat dalam rangka pembukaan usaha-usaha baru.

Manager

Teller dan staff akuntansi Bagian Kredit

Staff penagihan dan survei


(9)

3. Melaksanakan tugas-tugas bidang usaha sesuai dengan rencana kerja dan anggaran yang disetujui rapat anggota serta pengarahan yang dilakukan oleh pengurus.

4. Menghimpun dan mengkoordinir para karyawan dalam pelaksanaan tugas-tugas bidang usaha.

5. Melaksanakan tugas-tugas pengurus yang telah dilimpahkan kewenangannya kepada manager.

Wewenang manager koperasi

Adapun yang menjadi wewenang dari manager koperasi Wijaya Kusuma Sukoharjo antara lain :

1. Atas persetujuan tertulis dari pengurus, manager menandatangani surat-surat berharga dengan bank dan mengesahkan pengeluaran-pengeluaran sejumlah uang atau barang tertentu.

2. Manager berhak mengotorisasi persetujuan kredit. Tugas bagian teller dan staff akuntansi

Adapun yang menjadi tugas dari bagian teller dan staff akuntansi koperasi Wijaya Kusuma Sukoharjo antara lain :

1. Melakukan transaksi perbankan (penyetoran dan penarikan dana tunai dan non tunai, pencairan dana kredit dan pembayaran kredit).

2. Melakukan pembukuan hasil transaksi harian pada buku kas harian.


(10)

3. Meneliti keabsahan bukti kas yang diterima.

4. Menyelenggarakan verifikasi data-data dari pihak terkait. 5. Menyusun laporan keuangan tiap periode tahun berjalan. Wewenang bagian teller dan staff akuntansi

Adapun yang menjadi wewenang dari bagian teller dan staff akuntansi koperasi Wijaya Kusuma Sukoharjo antara lain :

1. Menyerahkan dana pinjaman. 2. Menerima angsuran pinjaman. Tugas bagian kredit

Adapun yang menjadi tugas dari bagian kredit koperasi Wijaya Kusuma Sukoharjo antara lain :

1. Manerima formulir atau dokumen permohonan kredit yang telah diisi oleh calon peminjam yang diberikan oleh teller.

2. Membuat rekomendasi persetujuan pinjaman. 3. Menganalisis kredit.

4. Mengotorisasi permohonan kredit. 5. Mancatat dalam daftar peminjam. 6. Melengkapi surat pernyataan kredit.

Wewenang bagian kredit

Adapun yang menjadi wewenang dari bagian kredit koperasi Wijaya Kusuma Sukoharjo antara lain :


(11)

2. Mempunyai hak alvalis, yaitu bagian pinjaman dapat sebagai penjamin kredit jika bagian survei tidak menyetujui kredit. Tugas bagian staff penagihan dan surveyor

Adapun yang menjadi tugas dari bagian staff penagihan dan surveyor koperasi Wijaya Kusuma Sukoharjo antara lain :

1. Menyurvei calon nasabah. 2. Membuat laporan hasil survei.

3. Menagih angsuran kredit dari nasabah. Wewenang bagian staff penagihan dan surveyor

Adapun yang menjadi wewenang dari bagian staff penagihan dan surveyor koperasi Wijaya Kusuma Sukoharjo antara lain :

1. Memberikan penilaian terhadap hasil survei. 2. Menerima kas angsuran dari nasabah. 3. Melakukan penagihan kas dari nasabah.

B. LATAR BELAKANG MASALAH

Koperasi sebagai badan usaha diharapkan mampu melaksanakan setiap langkah perkoperasian yang ditujukan untuk memajukan koperasi sekaligus juga menyejahterakan para anggotanya. Dalam arti kata, koperasi diharapkan dapat memajukan dan mengembangkan usaha dalam bentuk kegiatan ekonomi yang tidak terlepas dari kepentingan anggotanya. Maju dan berhasilnya usaha koperasi tidak hanya dapat diukur dari besarnya Sisa Hasil Usaha (SHU) yang diperoleh, tetapi masih banyak lagi alat ukur yang lain yang dapat digunakan.


(12)

Salah satunya adalah dengan cara menilai mutu pelayanan kepada para anggotanya. Supaya keberhasilan koperasi dapat sesuai dengan tujuan dan cita- citanya, maka koperasi harus dikelola dengan manajemen yang baik dan benar, sehingga koperasi diharapkan dapat meningkatkan mutu pelayanan bagi para anggotanya. Oleh karena itu, perlu diperhatikan juga sistem pengendalian internal yang baik pula sesuai dengan kondisi koperasi yang diharapkan sehingga dapat menunjang kegiatan koperasi menjadi lebih baik lagi.

Sistem pengendalian internal mempunyai peranan yang sangat penting dalam pengelolaan koperasi yang dibutuhkan oleh berbagai pihak terutama manager dan pengurus untuk mengawasi dan mengontrol usahanya agar tidak terjadi penyimpangan yang dapat merugikan koperasi itu sendiri.

Dengan demikian diharapkan tecapainya sasaran yang ingin dicapai dalam penerapan sistem pengendalian internal yaitu :

1. Ketepatan data akuntansi 2. Pengamanan harta perusahaan

3. Meningkatkan efisiensi dan ketaatan terhadap kebijakan koperasi Dalam usaha menjamin kepentingan pihak koperasi, maka pihak koperasi menerapkan suatu sistem pengendalian internal mulai dari permohonan sampai tahap penarikan kredit. Koperasi Wijaya Kusuma Sukoharjo mempunyai aturan-aturan dan prosedur-prosedur yang baik dalam mengelola operasionalnya. Penerapan sistem pengendalian yang baik akan menjamin terciptanya suatu mekanisme kerja yang maksimal dan sehat. Koperasi Wijaya Kusuma Sukoharjo merupakan salah satu bentuk koperasi


(13)

fungsional yang ada di Indonesia. Koperasi Wijaya Kusuma Sukoharjo diharapkan mampu berperan serta dalam meningkatkan kesejahteraan para anggotanya.

Penerapan sistem pengendalian internal merupakan salah satu bentuk upaya untuk melindungi kekayaan pengelolaan koperasi dari tindakan ketidak efisienan karena adanya penyimpangan pengelolaan dapat timbul dari dalam lingkungan koperasi itu sendiri. Penyimpangan internal dapat terjadi karena sistem pengawasan yang sangat lemah, kemudian hal ini akan memberikan peluang bagi karyawan untuk berbuat penyimpangan wewenang misalnya terjadi tumpang tindih kewenangan. Dengan implikasi dari penerapan sistem pengendalian yang baik akan menciptakan kondisi yang efektif dan efisien.

Pada dasarnya koperasi dalam menjalankan aktivitasnya mempunyai tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan anggotanya. Hal tersebut otomatis akan mendorong pimpinan untuk menerapkan suatu kebijaksanaan dalam pengambilan keputusan untuk mencapai tujuan tersebut. Selama ini penerapan sistem pengendalian internal yang diterapkan belum sepenuhnya berjalan dengan baik. Hal tersebut dapat terlihat dari adanya perangkapan tugas oleh satu karyawan yaitu bagian teller dan staff akuntansi yang seharusnya dipisahkan antara fungsi pengelola kas fisik dengan fungsi pencatatan akuntansi.

Dilihat dari prakteknya, masih terdapat sistem pengendalian yang belum terlaksana dengan baik. Dari uraian diatas maka dapat diambil suatu judul sebagai berikut :


(14)

“EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL PADA SISTEM PEMBERIAN KREDIT KOPERASI WIJAYA KUSUMA SUKOHARJO”.

C. Perumusan Masalah

Dari latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka masalah tersebut perlu dirumuskan terlebih dahulu. Perumusan masalah ini sangat penting karena hasilnya akan menjadi pedoman bagi langkah selanjutnya. Masalah-masalah yang diajukan antara lain sebagai berikut :

1. Bagaimanakah sistem pemberian kredit yang diterapkan oleh Koperasi Wijaya Kusuma Sukoharjo?

2. Apakah penerapan unsur-unsur sistem pengendalian internal yang terdapat pada Koperasi Wijaya Kusuma Sukoharjo telah diterapkan dengan baik oleh Koperasi Wijaya Kusuma Sukoharjo?

3. Apa saja kelebihan dan kelemahan sistem pengendalian internal yang diterapkan oleh Koperasi Wijaya Kusuma Sukoharjo?

D. Tujuan

Tujuan yang ingin dicapai dalam hal ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui sistem pengendalian khususnya sistem pemberian kredit yang ada pada Kopeasi Wijaya Kusuma Sukoharjo.

2. Untuk mengevaluasi sistem pemberian kredit pada Kopersi Wijaya Kusuma Sukoharjo.


(15)

E. Manfaat

Manfaat yang penulis dapat peroleh dari tugas ini adalah:

1. Penelitian ini berguna untuk memberikan masukan guna membantu pengurus Koperasi Wijaya Kusuma Sukoharjo dalam sistem pemberian kredit supaya lebih baik lagi.

2. Bagi peneliti lainnya, berguna sebagai bahan informasi awal atau masukan untuk melakukan penelitian lebih lanjut.


(16)

BAB II

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. TINJAUAN PUSTAKA 1. Pengertian Kredit

Istilah kredit berasal dari bahasa Yunani yaitu “ credere” yang berarti kepercayaan akan kebenaran. (Suyatno dkk, 2003: 12).

Menurut Simorangkir yang dikutip Untung (2000: 1), kredit merupakan pemberian prestasi (misalnya: uang, barang) dengan balas prestasi (kontraprestasi) yang akan terjadi pada waktu yang akan datang. Dalam prakteknya, pengertian kredit berkembang secara luas, antara lain :

a. Kredit merupakan hak untuk menerima pembayaran atau kewajiban untuk melakukan pembayaran pada waktu yang diminta, atau pada waktu yang akan datang, karena penyerahan barang- barang sekarang. (Raymond P. Kent )

b.Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasar persetujuan atau kesepakatan pinjaman antara bank dan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga, imbalan, atau pembagian hasil keuntungan. (UU No. 7 tahun 1992 sebagaimana telah diubah menjadi UU No. 10 tahun 1998 tentang Perbankan).


(17)

2. Tujuan Kredit

Menurut Suyatno dkk (2003: 15). Keamanan merupakan tujuan dari pemberian kredit yang terjelma dalam bentuk bunga yang diterima. Pancasila merupakan dasar dan falsafah Negara Kesatuan Republik Indonesia, maka tujuan kredit tidak semata-mata mencari keuntungan, melainkan disesuaikan dengan tujuan negara yaitu untuk mencapai masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila. Dengan demikian, maka tujuan kredit antara lain sebagai berikut:

a. Turut menyukseskan program pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan.

b. Meningkatkan aktivitas perusahaan agar dapat menjalankan fungsinya guna menjamin terpenuhinya kebutuhan masyarakat. c. Memperolah laba agar kelangsungan hidup perusahaan terjamin dan

dapat memperluas usahanya.

3. Unsur-Unsur Kredit

Menurut Suyatno dkk (2003: 14) unsur-unsur yang terdapat dalam kredit, antara lain:

a. Kepercayaan, yaitu keyakinan dari si pemberi kredit bahwa prestasi yang diberikannya baik dalam bentuk uang, barang, atau jasa, akan benar-benar diterimanya kembali dalam jangka waktu tertentu di masa yang akan datang.


(18)

b. Waktu, yaitu suatu masa yang memisahkan antara pemberian prestasi dengan kontraprestasi yang akan yang akan diterima pada masa yang akan datang.

c. Degree of risk, yaitu suatu tingkat resiko yang akan dihadapi sebagai akibat dari adanya jangka waktu yang memisahkan antara pemberian prestasi dengan dengan kontraprestasi yang akan diterima kemudian hari.

d.Prestasi, atau obyek kredit itu tidak saja diberikan dalam bentuk uang, tetapi juga dapat bentuk barang atau jasa.

4. Prinsip Pemberian Kredit.

Dalam pemberian kredit, kreditor harus mempunyai keyakinan atas kemampuan dan kesanggupan debitur untuk melunasi hutangnya sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati, karena pemberian kredit selalu membawa resiko tak tertagih. Oleh karena itu, sebelum mencairkan atau memberikan kredit maka kreditur menyelidiki terlebih dahulu calon debiturnya apakah bisa dipercaya dan diandalkan atau tidak.

Dalam pelaksanaan kegiatan perkreditan yang sehat, diperlukan prinsip kredit yang sering disebut dengan 6C (Mulyono, 1993: 11), yaitu sebagai berikut:

a. Character

Character merupakan keyakinan dari pihak bank bahwa si peminjam mempunyai moral, watak, ataupun sifat-sifat pribadi


(19)

yang positif dan kooperatif dan juga mempunyai rasa tanggung jawab baik dalam kehidupan pribadi sebagai manusia, sebagai anggota masyarakat, ataupun dalam menjalankan kegiatan usahanya.

b. Capacity

Capacity merupakan suatu penilaian kepada nasabah mengenai kemampuan melunasi kewajiban-kewajibannya dari kegiatan usaha yang dilakukannya yang akan dibiayai dengan kredit dari bank.

c. Capital

Capital merupakan jumlah dana atau modal sendiri yang dimiliki oleh nasabah.

d. Collateral

Collateral merupakan barang jaminan yang diserahkan oleh peminjam atau debitur sebagai jaminan atas kredit yang diterimanya.

e. Condition of economy

Condition of economy merupakan situasi dan kondisi politik, sosial, ekonomi, budaya, dan lain-lain yang mempengaruhi keadaan perekonomian pada saat maupun untuk kurun waktu tertentu yang kemungkinannya akan dapat mempengaruhi kelancaran usaha dari perusahaan yang memperoleh kredit.


(20)

f. Constraint

Constraint merupakan batasan-batasan atau

hambatan-hambatan yang tidak memungkinkan seseorang melakukan bisnis di suatu tempat.

5. Manfaat Kredit

a. Manfaat kredit secara langsung, antara lain: 1) Bagi koperasi

a) Memperoleh keuntungan. b) Dapat mengembangkan usaha.

c) Dapat memasarkan jasa-jasa perkoperasian. 2) Bagi debitur

a) Dapat memperluas atau mengembangkan usaha. b) Mambuka kesempatan lapangan pekerjaan. b. Manfaat kredit secara tidak langsung, antara lain:

1) Bagi masyarakat

a) Lebih mudah dalam memenuhi kebutuhan. b) Membuka lapangan pekerjaan.

c) Terbayarnya barang dengan pasti. 2) Bagi pemerintah

a) Pemasukan negara bertambah.

b) Meningkatkan dan meratakan pembangunan sebagai alat pemicu pertumbuhan ekonomi.


(21)

6. Fungsi Kredit

Fungsi kredit perbankan dalam kehidupan perekonomian dan perdagangan (Suyatno dkk, 2003: 16), antara lain sebagai berikut:

a. Kredit pada hakikatnya dapat meningkatkan daya guna uang. b. Kredit dapat meningkatkan peredaran dan lalu-lintas uang. c. Kredit dapat pula meningkatkan daya guna dan peredaran

barang.

d. Kredit sebagai salah satu alat stabilitas ekonomi. e. Kredit dapat meningkatkan kegairahan berusaha.

f. Kredit sebagai alat untuk meningkatkan hubungan internasional.

7. Jaminan Kredit

Jaminan kredit adalah penyerahan kekayaan dari debitur kepada kreditur sebagai pernyataan kesanggupan seseorang untuk menanggung pembayaran kembali suatu hutang (Suyatno dkk, 2003: 81).

Berdasarkan pengertian di atas, para analisis kredit harus jeli dan teliti dalam penilaian barang-barang yang dijaminkan kepada bank, baik dari nilai ekonomis maupun nilai yuridis, sehingga dapat memperkirakan kemampuan debitur membayar pinjamannya pada bank.

Adapun fungsi jaminan kredit menurut Suyatno dkk (2003: 12), adalah sebagai berikut:


(22)

a. Memberikan hak dan kekuasaan kepada bank untuk mendapatkan pelunasan dari hasil penjualan barang-barang jaminan tersebut, apabila nasabah melakukan cidera janji, yaitu tidak membayar kembali hutangnya pada waktu yang telah ditetapkan dalam perjanjian.

b. Menjamin agar nasabah berperan serta di dalam transaksi untuk membiayai usahanya, sehingga kemungkinan untuk meninggalkan usaha atau proyeknya dengan merugikan diri sendiri atau perusahaan dapat dicegah atau sekurang-kurangnya kemungkinan untuk dapat berbuat demikian dapat diperkecil.

c. Memberi dorongan kepada debitur untuk memenuhi perjanjian kredit, khususnya mengenai pembayaran kembali sesuai dengan syarat-syarat yang telah disetujui agar ia tidak kehilangan kekayaan yang dijaminkan kepada bank.

8. Pengertian Sistem Pengendalian Internal (SPI) a. Menurut Baridwan (1985:7)

“Pengendalian internal itu meliputi struktur organisasi dan semua cara-cara serta alat-alat yang dikoordinasikan yang digunakan di dalam perusahaan dengan tujuan untuk menjaga keamanan harta perusahaan, memeriksa ketelitian dan krbrnaran data akuntansi, memajukan efisiensi di dalam operasi, dan membantu menjaga


(23)

dipatuhinya kebijaksanaan managemen yang telah ditetapkan lebih dahulu. Seberapa jauh data akuntansi dapat dipercaya, menggalakkan efisiensi usaha dan mendorong ditaatinnya kebijaksanaan pimpinan yang telah digariskan”.

b. Menurut Mulyadi ( 2001:163)

“Sistem pengendalian internal meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan dapat dipercaya tidaknya data akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen”.

Dari beberapa definisi yang telah dikemukakan oleh para ahli diatas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa tujuan pokok dari sistem pengandalian internal antara lain:

1) Menjaga keamanan harta perusahaan.

2) Memeriksa ketelitian dan kebenaran data akuntansi. 3) Meningkatkan efektivitas dan efisiansi perusahaan.

4) Menjaga supaya tidak terjadi penyimpangan kebijaksanaan manajemen yang ditetapkan.


(24)

9. Unsur- Unsur Sistem Pengendalian Internal (Mulyadi, 2001: 163) a. Struktur yang memisahkan tanggungjawab fungsional secara tegas.

Struktur organisasi merupakan rerangka pembagian tanggung jawab fungsional kepada unit-unit organisasi yang dibentuk untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan pokok perusahaan.

Pembagian tanggung jawab fungsional dalam organisasi berdasarkan pada prinsip- prinsip sebagai berikut :

1) Harus dipisahkan fungsi-fungsi operasi dan penyimpanan dari fungsi akuntansi. Fungsi operasi merupakan fungsi yang memiliki wewenang untuk melaksanakan suatu kegiatan (misalnya: pembelian). Fungsi penyimpanan merupakan fungsi yang memiliki wewenang untuk menyimpan aktiva perusahaan. Fungsi akuntansi merupakan fungsi yang memiliki wewenang untuk mencatat peristiwa keuangan perusahaan.

2) Tidak satu departemenpun yang diberi tanggung jawab rangkap untuk melaksanakan semua tahap suatu transaksi.

Adanya pemisahan fungsi tersebut mencerminkan tanggung jawab yang sesungguhnya. Jika tidak diadakan pemisahan fungsi tersebut, maka data akuntansi yang dihasilkan tidak dapat dipercaya kebenarannya, akibatnya kekayaan organisasi tidak terjamin keamanannya.


(25)

b. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan yang cukup terhadap kekayaan, hutang, pendapatan, dan biaya.

Dalam organisasi setiap transaksi hanya terjadi atas dasar otorisasi dari yang memiliki wewenang untuk menyetujui transaksi tersebut. Oleh karena itu, pembagian wewenang untuk otorisasi atas terlaksananya transaksi perlu dibuat.

c. Praktek yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit organisasi.

Pembagian tanggung jawab fungsional dengan sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang telah ditetapkan tidak akan terlaksana dengan baik jika tidak diciptakannya cara untuk menjamin praktek-praktek yang sehat dalam pelaksanaannya, cara yang dapat ditempuh yaitu:

1) Penggunaan formulir bernomor tercetak yang pemakaiannya harus dipertanggungjawabkan oleh yang berwenang.

2) Pemeriksaan mendadak dilakukan tanpa pemberitahuan terlebih dahulu kepada yang diperiksa dengan jadwal yang tidak teratur.

3) Setiap transaksi dari awal sampai akhir tidak boleh dilakukan kepada satu orang saja dan tanpa campur tangan juga dari unit organisasi lain.


(26)

4) Perputaran jabatan yang dilakukan secara rutin nantinya akan dapat menjaga independen pejabat dalam melaksanakan tugasnya sehingga dapat menjegah persekongkolan antar pejabat dalam usaha melakukan kecurangan.

5) Keharusan pengambilan cuti bagi karyawan yang berhak. 6) Secara periodik dilakukan pencocokan kekayaan fisik dengan

catatannya.

7) Pembentukan unit organisasi yang bertugas memeriksa efektivitas sistem pengendalian internal.

d. Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya.

Karyawan yang jujur dan ahli dalam bidang yang menjadi tanggung jawabnya akan dapat melaksanakan pekerjaannya dengan efektif dan efisien. Untuk mendapatkan karyawan yang berkompeten dan dapat dipercaya, maka dapat dilakukan dengan berbagai cara dalam perekrutannya diantaranya :

1) Seleksi calon karyawan berdasarkan persyaratan yang dituntut oleh pekerjaannya.

Dalam usaha untuk memperoleh karyawan yang mempunyai kecakapan yang sesuai dengan tuntutan tanggung jawab yang akan dipikulnya, manajemen harus mengadakan analisis jabatan yang ada dalam perusahaan dan menentukan syarat-syarat yang dipenuhi oleh calon karyawan yang akan menduduki posisi tersebut. Program yang baik dalam seleksi


(27)

calon karyawan akan menjamin diperolehnya karyawan yang memiliki kompetensi seperti yang dituntut oleh jabatan yang akan didudukinya.

2) Pengembangan pendidikan karyawan selama menjadi karyawan perusahaan sesuai dengan tuntutan perkembangan pekerjaan.

Bagi karyawan yang masih muda dan memiliki potensi untuk dapat berkembang, koperasi Wijaya Kusuma Sukoharjo memperbolehkan kepada karyawannya untuk meningkatkan kualitas pendidikannya. Dengan catatan, dilakukan tidak pada jam kerja.

Adanya sistem pengendalian internal diharapkan dapat mencegah adanya penyelewengan atau penyimpangan lainnya dengan tindakan pengawasan yang dilakukan secara terus menerus baik melalui laporan maupun pemeriksaan fisik. Sistem pengendalian internal yang lemah akan mengakibatkan kekayaan koperasi tidak terjamin dan dapat terjadi penyimpangan-penyimpangan yang dapat dilakukan oknum-oknum dalam koperasi itu sendiri.

10. Tujuan Pengendalian Internal

Pengendalian internal memiliki tujuan yang signifikan. Adapun rincian tujuan sistem pengendalian internal akuntansi adalah sebagai berikut :


(28)

1) Menjaga kekayaan perusahaan

Penggunaan kekayaan hanya meliputi sistem otorisasi yang telah diterapkan. Pertanggungjawaban kekayaan perusahaan yang dicatat, dibandingkan secara periodik antara catatan akuntansi dengan kekayaan yang sesungguhnya. Rekonsiliasi antara catatan akuntansi yang diselenggarakan.

2) Mengecek ketelitian data

Pengecekan ketelitian data meliputi dua aktivitas utama, yaitu: Pelaksanaan transaksi melalui sistem otorisasi yang telah ditetapkan dan pencatatan transaksi yang terjadi dalam catatan akuntansi.

11. Pengertian Koperasi

Menurut Ninik Widiyanti (1988: 1). Koperasi berasal dari kata “ co” dan “operation” yang mengandung pengertian kerja sama untuk mencapai tujuan. Koperasi merupakan suatu perkumpulan yang beranggotakan orang-orang atau badan-badan yang memberikan kebebasan masuk dan keluar sebagai anggota, dengan bekerja sama secara kekeluargaan menjalankan usaha untuk mempertinggi kesejahteraan jasmaniah para anggotanya.


(29)

Unsur-unsur yang terkandung dari makna koperasi antara lain:

a. Sukarela untuk menjadi anggota, netral terhadap aliran dan agama. b. Tujuannya meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan anggotanya. c. Perkumpulan koperasi bukan merupakan perkumpulan modal (bukan

oknum modal) akan tetapi persekutuan sosial.

12. Tujuan Koperasi

Menurut Ninik Widiyanti (1988: 3), koperasi dibentuk dengan mempunyai tujuan-tujuan yang hendak dicapai. Tujuan utama koperasi adalah meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan anggotanya.

B. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

1. Jaringan yang membentuk prosedur pemberian kredit Koperasi Wijaya Kusuma Sukoharjo

a. Prosedur permohonan kredit :

Calon nasabah mengajukan berkas permohonan pengajuan kredit yang diterima oleh teller. Berkas permohonan lengkap antara lain:

1) Fotokopi KTP nasabah sebanyak 2 lembar. 2) Fotokopi Kartu Keluarga sebanyak 2 lembar. 3) Fotokopi surat nikah sebanyak 2 lembar.


(30)

4) Slip gaji bagi karyawan/ pegawai dan untuk wiraswasta menujukkan omset yang di dapatnya setiap bulan dari usahanya tersebut (SIUP, NPWP, TDP).

5) Fotokopi dokumen sebagai jaminan (BPKP, surat tanah, dan lain- lain).

6) Fotokopi sertifikat yang menjadi jaminan sebanyak 2 lembar jika yang hendak menjadi jaminan adalah barang yang bersertifikat

7) Berkas permohonan pengajuan kredit diserahkan oleh teller kepada bagian kredit.

b. Prosedur pemeriksaan dan penganalisisan kredit.

1) Bagian kredit mengecek kelengkapan berkas permohonan kredit dari calon nasabah.

2) Setelah sudah lengkap, kemudian bagian kredit menyiapkan formulir permohonan kredit untuk diisi oleh calon nasabah. 3) Bagian kredit meminta persetujuan formulir permohonan kredit

pada ketua pengurus guna dilakukannya survei.

4) Berkas dokumen permohonan pengajuan kredit diserahkan kepada bagian survei.

5) Bagian survei melakukan survei ke tempat calon nasabah. Bagian survei wajib mengambil gambar dari barang yang menjadi jaminan. Jika pengajuan kredit diatas Rp 50 juta, maka manager dan bagian kredit ikut dalam proses survei.


(31)

6) Bagian survei membuat formulir data survei tentang hasil survei untuk diserahkan ke bagian kredit.

7) Bagian kredit bersama manager menganalisis layak atau tidakkah kredit diberikan. Jika diterima, maka berkas akan diajukan kepada manager. Jika ditolak, bagian kredit membuat surat penolakan kredit kepada nasabah.

8) Manager mengotorisasi formulir data survei.

9) Jika diterima dan dinyatakan diterima oleh manager, maka bagian kredit akan mengkonfirmasikan untuk mengundang nasabah ke kantor guna realisasi pinjaman dan penyerahan jaminan.

10)Mengisi ke dalam daftar peminjam. 11)Membuat bukti potong.

c. Prosedur pencairan kredit.

1) Bagian kredit menyiapkan berkas-berkas pelengkap, antara lain:

a) Surat perjanjian pinjaman.

Surat perjanjian ini nantinya akan diotorisasi oleh pihak koperasi yaitu bagian kredit, dan manager. Kemudian, surat perjanjian tersebut nantinya akan dimintakan tenda tangan persetujuan kepada nasabah.


(32)

b) Surat kuasa

Surat kuasa ini berisi tentang pemberian kuasa dari pemberi kuasa (nasabah) kepada pihak penerima kuasa (bagian kredit Koperasi Wijaya Kusuma Sukoharjo) untuk menarik kembali dan menjual yang menjadi jaminan.

c) Formulir Penyerahan Milik Atas Barang-Barang (Fiducia) Formulir ini berisi tentang penyerahan hak milik secara kepercayaan atas barang-barang yang menjadi jaminan atas pinjaman. Dalam hal ini pihak nasabah menyerahkan hak milik atas barangnya kepada Koperasi Wijaya Kusuma Sukoharjo.

d) Bukti Potong

Bukti potong berisi rincian kredit yang disetujui dan juga berisi rincian potongan sebagai biaya administrasi.

2) Setelah semua berkas telah disetujui oleh semua pihak, kemudian teller akan membuat kuitansi pencairan kredit untuk mengeluarkan dana pinjaman

3) Teller memberi cap pada kuitansi pencairan kredit dan bukti potong saat penyerahan dana pinjaman.

4) Teller menyerahkan dana pinjaman dan kuitansi rangkap 1 kepada nasabah.


(33)

d. Prosedur pencatatan

1) Menyiapkan kuitansi pencairan kredit. 2) Teller mancatat dalam catatan akuntasi.

2. Bagian-bagian yang terkait beserta peran sertanya dalam sistem pemberian kredit pada Koperasi Wijaya Kusuma Sukoharjo antara lain:

a. Pengurus

1) Mengotorisasi formulir permohonan kredit guna pelaksanaan survei.

2) Menandatangani surat parjanjian pinjaman. b. Manager

1) Menilai kelayakan tentang layak atau tidakkah kredit diberikan. 2) Ikut melakukan survei jika ada nasabah yang ingin mengajukan

kredit diatas Rp 50 juta.

3) Mengotorisasi surat perjanjian kredit. 4) Mengotorisasi bukti potong.

c. Bagian Kredit

1) Manerima formulir pengajuan kredit yang telah diisi oleh calon peminjam yang diberikan oleh teller.

2) Memonitor keadaan peminjam.

3) Ikut melakukan survei jika ada nasabah yang ingin mengajukan kredit diatas Rp 50 juta.


(34)

4) Menganalisis kredit.

5) Mengotorisasi permohonan kredit dan berkas-berkas pelengkap.

6) Mancatat dalam daftar peminjam. d. Bagian Teller dan Staff Akuntansi

1) Menerima berkas pengajuan permohonan kredit dari nasabah. 2) Memberikan cap pada bukti potong dan kuitansi pencairan

kredit.

3) Menyerahkan dana pinjaman pada peminjam. 4) Mencatat dalam jurnal.

5) Melakukan catatan akuntansi.

6) Pelaporan posisi kas di akhir hari pada manager. 7) Membuat laporan keuangan.

e. Bagian survei dan penagihan 1) Menyurvei calon peminjam.

2) Menagih angsuran kredit kepada debitur.

3) Membuat formulir data survei yang berisi tentang hasil survei dan rekomendasi dari hasil survei tersebut.

3. Dokumen yang terkait dalam sistem pemberian kredit antara lain: a. Formulir pengajuan kredit.

b. Surat perjanjian pinjaman. c. Bukti angsuran


(35)

d. Kuitansi rangkap 2, yaitu: Lembar 1: Untuk nasabah. Lembar 2: Untuk pihak koperasi. e. Bukti potong.

f. Formulir data survei.

g. Formulir penyerahan hak milik dalam kepercayaan atas barang-barang (fiducia).

h. Formulir pernyataan penyetoran jaminan. i. Surat kuasa jual beli.

4. Catatan akuntansi yang digunakan pada sistem pemberian kredit pada Koperasi Wijaya Kusuma Sukoharjo, antara lain :

a. Buku daftar pinjaman. b. Buku kas harian. c. Jurnal pengeluaran kas. d. Buku besar.

e. Laporan keuangan.

5. Sistem otorisasi prosedur pemberian kredit antara lain :

a. Pemberian kredit diotorisasi oleh bagian kredit, manager, dan pengurus.


(36)

c. Teller memberi cap tanda sah pada bukti potong dan kuitansi pencairan kredit.

d. Surat perjanjian kredit diotorisasi oleh manager dan bagian kredit sebagai pihak koperasi, sedagkan pihak lain adalah peminjam. e. Surat kuasa diotorisasi oleh bagian kredit sebagai pihak penerima

kuasa dan nasabah sebagai pihak pemberi kuasa.

6. Bagan Alir Prosedur Pemberian Kredit Pada Koperasi Wijaya Kusuma Sukoharjo

Sistem akuntansi dapat dijelaskan dengan menggunakan bagan alir. Bagan alir melukiskan simbol-simbol standar yang digunakan oleh analis sistem untuk membuat bagan alir suatu sistem serta bagan alir digunakan untuk melukiskan alur suatu sistem. Berikut ini adalah bagan alir sistem pemberian kredit pada Koperasi Wijaya Kusuma Sukoharjo yang terdiri dari gambar I. 1 sampai II. 7:


(37)

TELLER DAN AKUNTANSI

Nasabah datang mem- bawa berkas

permohonan

Gambar II. 1 Bagan Alir Prosedur Permohonan Kredit pada Sistem Pemberian Kredit Koperasi Wijaya Kusuma Sukoharjo

Mulai

Menyerahkan berkas permohonan kepada

bagian kredit Berkas permohonan lengkap dari nasabah Menerima dan mengecek

kelengkapan berkas permohonan kredit


(38)

BAGIAN KREDIT

Nasabah dipersilakan pulang

Keterangan:

FPK: Formulir Permohonan Kredit

Gambar II. 2 Bagan Alir Prosedur Permohonan Kredit pada Sistem Pemberian Kredit Koperasi Wijaya Kusuma Sukoharjo

1

Mengecek dan menyiapkan FPK

Meminta persetujuan ketua pengurus untuk

survei Nasabah mengisi

FPK

FPK yang telah disetujui

2

Menyerahkan FPK yang telah disetujui ketua pengurus pada surveyor

FPK yang telah diisi nasabah


(39)

BAGIAN SURVEI

Keterangan:

FPK: Formulir Permohonan Kredit

FDS: Form Data Survei

Gambar II. 3 Bagan Alir Prosedur Permohonan Kredit pada Sistem Pemberian Kredit Koperasi Wijaya Kusuma Sukoharjo

2

Menerima FPK yang telah disetujui

FPK yang telah disetujui

Datang dan menyurvei ke tempat nasabah

Membuat FDS hasil survei

FDS

Menyerahkan FDS ke bagian kredit


(40)

FJ BAGIAN KREDIT Manager mengo- torisasi FDS Ditolak Diterima Keterangan:

FDS: Form Data Survei

FJ : Foto Jaminan Nasabah

FPK: Formulir Permohonan

Kredit menghubungi nasabah

BPK: Berkas Permohonan untuk pengikatan dan rea-

Kredit lisasi kredit

Gambar II. 4 Bagan Alir Prosedur Permohonan Kredit pada Sistem Pemberian Kredit Koperasi Wijaya Kusuma Sukoharjo

FDS FPK 3 Menerima FDS dari surveyor FDS Hasil analisis bagian kredit BPK Bersama manager

mengkaji ulang tentang kredit diberikan atau tidak

Selesai T

BPK


(41)

BAGIAN KREDIT

Mengundang nasabah serta penyerahan jaminan dari nasabah

Meminta teller untukmenyiapkan dana

Keterangan: SK: Surat Kuasa SP: Surat Perjanjian

FPHMB: Form Penyerahan Hak Milik Atas Barang (fiducia)

BP: Bukti Potong

Gambar II. 5 Bagan Alir Prosedur Permohonan Kredit pada Sistem Pemberian Kredit Koperasi Wijaya Kusuma Sukoharjo

4

Menyiapkan berkas pelengkap yang disetujui bag.kredit dan

BP yang disetujui manager

SK SP

Meminta persetujuan calon nasabah dan mengisi daftar

pinjam

SK yang telah sah SP yang telah sah

5 FPHMB FPHMB T Daftar peminjam BP BP Menyerahkan BP ke teller


(42)

TELLER DAN AKUNTANSI

Penyerahan uang pada nasabah sesuai kredit yang disetujui

Nasabah

Keterangan :

KA : Kartu Angsuran

KPK : Kuitansi Pencairan Kredit BP : Bukti Potong

JKK : Jurnal Kas Keluar JKM : Jurnal Kas Masuk

Gambar II. 6 Bagan Alir Prosedur Permohonan Kredit pada Sistem Pemberian Kredit Koperasi Wijaya Kusuma Sukoharjo

Data Angsuran

nasabah

5

Menyiapkan dana dan KPK, KA, BP

KPK 2

KPK 1

KA 1

BP 6 BK Memberi cap 5 Menyiapkan dana dan KPK, KA, BP

KPK 2

KPK 1

KA 1

BP 6 BK selesai Memberi cap


(43)

KPK 2

KPK 2

TELLER DAN AKUNTANSI

Keterangan:

KPK: Kuitansi Pencairan Kredit BP : Bukti Potong

JKM: Jurnal Kas Masuk JKK: Jurnal Kas Keluar

Gambar II. 7 Bagan Alir Prosedur Permohonan Kredit pada Sistem Pemberian Kredit Koperasi Wijaya Kusuma Sukoharjo

6

BP

Menjurnal

BP

JKK

JKM


(44)

C. Evaluasi Sistem Pengendalian Internal. 2. Evaluasi prosedur pemberian kredit

Dalam usaha memperkecil terjadinya penyimpangan-penyimpangan atas kondisi yang ada pada unit pinjaman Koperasi Wijaya Kusuma Sukoharjo, maka diperlukan perbaikan sistem yang telah ada yaitu dengan merancang sistem pengendalian yang baru yang lebih efisien dan efektif. Dengan memperbaiki sistem pengendalian, diharapkan dapat memperkecil penyimpangan-penyimpangan yang dapat merugikan semua pihak sehingga dapat memberikan pengamanan terhadap harta koperasi.

Berdasarkan data diatas, sistem yang diterapkan pada Koperasi Wijaya Kusuma Sukoharjo telah berjalan dengan baik dan terprogram dengan baik walaupun ada beberapa kekurangan didalamnya.

3. Bagian terkait

Menurut teori, bagian-bagian yang terkait dalam suatu organisasi harus dipisahkan fungsi-fungsinya dan tidak satupun bagian yang diberi tanggung jawab rangkap.

Berdasarkan data diatas, maka dapat dievaluasi bahwa sistem pengendalian internal belum dapat berjalan dengan baik. Hal tersebut dapat diketahui pada Koperasi Wijaya Kusuma Sukoharjo, bagian teller bertugas merangkap sebagai kasir sekaligus pencatatan akuntansinya dan juga bagian penagihan yang juga merangkap sebagai surveyor yang


(45)

seharusnya dipisahkan karena dapat terjadi penyimpangan. Hal tesebut sangat menyimpang dari teori dan sangat berpotensi terjadi penyimpangan wewenang yang dapat dilakukan oleh bagian tersebut.

4. Sistem otorisasi prosedur pemberian kredit

Menurut teori, setiap transaksi hanya terjadi atas dasar otorisasi dari yang memiliki wewenang untuk menyetujui transaksi tersebut dan pembagian wewenang untuk otorisasi atas terlaksananya transaksi perlu dibuat. Pada Koperasi Wijaya Kusuma Sukoharjo, dalam pelaksanaan proses pemberian kredit dalam hal otorisasinya, tidak hanya bagian pinjaman saja yang dapat mengotorisasi terhadap transaksi pengajuan kredit, tetapi ada bagian lain yaitu manager dan pengurus koperasi.

Berdasarkan data diatas, maka dapat dievaluasi bahwa dalam sistem otorisasi prosedur pemberian kredit telah berjalan dengan baik karena persetujuan kredit sendiri telah diotorisasi oleh pihak-pihak yang benar-benar berwenang sehingga sesuai dengan sistem pengendalian internal yang baik.

5. Praktek yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit organisasi.

Menurut teori, praktek yang sehat ditempuh dengan cara penggunaan formulir bernomor tercetak, pemeriksaan mendadak, setiap transaksi tidak boleh dilakukan oleh satu orang saja, perputaran jabatan untuk menjaga independensi, secara periodik dilaksanakan pencocokan fisik kekayaan dengan catatannya akuntansinya.


(46)

Pada Koperasi Wijaya Kusuma Sukoharjo, dalam pelakasanaan proses permohonan kredit telah melibatkan pihak yang benar-benar berkepentingan, pengurus secara tidak terjadwal melakukan pemeriksaan mendadak, dan dalam sistem pemberian kredit tersebut melibatkan banyak pihak, serta secara periodik dilakukan juga perputaran jabatan guna untuk menjaga independen pejabat dalam melaksanakan tugasnya sehingga dapat menjegah persekongkolan antar pejabat dalam usaha melakukan kecurangan. Sebagai contohnya adalah pada bagian kredit pernah bertukar jabatan dengan bagian penagihan dan surveyor. Dengan perputaran jabatan tersebut maka akan dapat mencegah suatu persekongkolan antar karyawan untuk melakukan kecurangan.

Dari penjelasan tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem pemberian kredit telah dapat menunjang pelaksanaan sistem pengengalian internal karena elemen-elemen pokok dalam sistem pengendalian internal telah diterapkan dengan baik yaitu praktek yang sehat.

6. Karyawan yang kualitasnya sesuai dengan tanggung jawabnya. Karyawan merupakan bagian sekaligus pelaku dari sistem. Untuk melakukan sistem pengendalian internal yang baik, maka dibutuhkan karyawan yang jujur, dapat dipercaya dan memiliki kemampuan tinggi dalam bidangnya supaya dapat melaksanakan tugasnya dengan baik. Dalam mendapatkan karyawan yang bertanggung jawab dan sesuai


(47)

tugasnya, maka langkah yang dilakukan oleh Koperasi Wijaya Kusuma Sukoharjo merupakan sebagai berikut:

a. Menguji pelamar secara wawasan pengetahuan dari si pelamar tentang dunia perkoperasian.

b. Penyeleksian penerimaan karyawan dengan sangat ketat. c. Menguji pelamar dengan wawancara langsung kepada pelamar. d. Karyawan diberikan kesempatan untuk mendapat pendidikan

tambahan baik melalui pelatihan ataupun diijinkan meningkatkan tingkat pendidikannya. Dengan catatan, pendidikan tersebut tidak dilakukan pada jam kerja.

e. Adanya imbalan jasa, tunjangan, asuransi, dan jaminan sosial terhadap para karyawan.

Berdasarkan data diatas, maka Koperasi Wijaya Kusuma Sukoharjo telah mampu menjalankan unsur sistem pengendalian internal dengan baik dalam hal menerima dan mempekerjakan karyawan yang berkualitas tinggi, jujur, dan bertanggung jawab serta pemberlakuan karyawan yang sangat baik dengan diperkenankannya karyawan untuk mengembangkan pendidikannya dengan catatan tidak dilakukan pada jam kerja.


(48)

BAB III

TEMUAN

Sejak bedirinya Koperasi Wijaya Kusuma Sukoharjo sampai sekarang ini telah banyak sekali perkembangan yang mampu dicapai. Perkembangan tersebut ditunjukkan dengan banyaknya nasabah pada koperasi Wijaya Kusuma Sukoharjo. Sektor pemberian kredit bagi masyarakat merupakan sektor yang mampunyai arti cukup besar dalam perkembangan koperasi. Unit simpan pinjam selalu berusaha mencukupi kebutuhan para anggotanya melalui pinjaman yang diberikannya.

Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan, penerapan unsur-unsur sistem pengendalian internal terutama pada sistem pemberian kredit telah diterapkan dengan baik namun masih terdapat berbagai kekurangan.

Berikut ini merupakan temuan penulis mengenai kelebihan dan kelemahan sistem pemberian kredit pada Koperasi Wijaya Kusuma Sukoharjo.

A. Kelebihan

Dalam proses pemberian kredit yang dilakukan Koperasi Wijaya Kusuma Sukoharjo, penulis dapat menemukan beberapa kelebihan atau kebaikan-kebaikan antara lain:

1. Dalam sistem pemberian kredit pada Koperasi Wijaya Kusuma Sukoharjo telah tersusun dengan baik tata caranya dalam prosedur pemberian kredit.


(49)

2. Dokumen yang digunakan pada Koperasi Wijaya Kusuma Sukoharjo sudah cukup memadai dan dapat merekam setiap terjadinya transaksi sistem pemberian kredit.

3. Pada Koperasi Wijaya Kusuma Sukoharjo memperbolehkan karyawannya untuk mengembangkan potensinya melalui diperbolehkannya mendapat pendidikan tambahan baik melalui pelatihan ataupun diijinkan meningkatkan tingkat pendidikannya. Dengan catatan, hal tersebut dilakukan tidak pada saat jam kerja. 4. Adanya pemeriksaan secara mendadak dan tidak terjadwal oleh

pengurus tentang keadaan koperasi terutama pada bagian akuntansi untuk mencocokkan jumlah kas dalam catatan dengan kas sebenarnya. 5. Dalam sistem pemberian kredit, prosedur pemberian kredit tidak

dilakukan oleh satu orang saja, melainkan juga melibatkan banyak pihak terkait. Hal tersebut sangat baik karena telah melibatkan fungsi-fungsi yang terkait, sehingga usaha penyelewengan sulit dilakukan. 6. Pengotorisasian dokumen telah berjalan dengan baik.

7. Catatan akuntansi yang digunakan untuk mencatat, mengklasifikasikan, dan meringkas data keuangan pada Koperasi Wijaya Kusuma Sukoharjo sudah cukup baik.

8. Adanya program perputaran jabatan untuk menjaga independen pejabat dalam melaksanakan tugasnya sehingga dapat menjegah persekongkolan antar pejabat dalam usaha melakukan kecurangan


(50)

B. Kelemahan

Adapun beberapa kelemahan atau kekurangan yang terdapat pada Koperasi Wijaya Kusuma Sukoharjo dalam sistem pemberian kredit antara lain :

1. Adanya perangkapan tugas yaitu bagian teller bertugas merangkap sebagai kasir sekaligus pencatatan akuntansinya dan juga bagian penagihan yang juga merangkap sebagai surveyor yang seharusnya dipisahkan karena dapat terjadi penyimpangan.

2. Pada fungsi serveiyor masih dapat berpotensi terjadi kecurangan. Misalnya dalam hal hasil survei, bisa saja antara bagian survei dengan calon peminjam bekerja sama supaya pengajuan kredit dapat disahkan.


(51)

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dengan adanya sistem yang terancang dengan baik dalam proses pemberian kredit pada Koperasi Wijaya Kusuma Sukoharjo akan dapat meminimalisasi adanya penyimpangan-penyimpangan yang dapat merugikan Koperasi Wijaya Kusuma Sukoarjo itu sendiri dan dengan adanya sistem maka juga dapat menjaga harta koperasi itu sendiri.

Dari hasi penelitian yang penulis lakukan pada Koperasi Wijaya Kusuma Sukoharjo khususnya pada sistem prosedur pemberian kredit dapat disimpulkan bahwa Koperasi Wijaya Kusuma Sukoharjo sudah menerapkan sistem pengendalian internal dengan baik, walaupun masih terdapat beberapa kelemahan di dalamnya, misalnya yaitu masih terdapat perangkapan fungsi yang seharusnya perlu dipisahkan yaitu fungsi pengelola kas dengan fungsi pencatatan akuntansi.

B. Saran

Pada akhir penulisan tugas akhir ini, penulis ingin memberikan saran-saran kepada Koperasi Wijaya Kusuma Sukoharjo supaya dapat menjalankan sistem pemberian kredit yang lebih efektif dan efisien pada


(52)

masa yang akan datang. Adapun saran-saran tersebut adalah sebagai berikut :

1. Pemberian job yang jelas pada setiap karyawan. Hal ini dimaksudkan supaya dalam pelaksanaannya ke depan tidak akan ada lagi karyawan yang merangkap tugas. Seperti halnya pada fungsi teller dan staff akuntansi serta pada bagian penagihan dan surveyor.

2. Melakukan monitoring kepada nasabah setiap hari. Monitoring keadaan nasabah juga berarti mengawasi nasabah. Hal tersebut sangat penting dilakukan karena untuk mencegah jika nasabah hendak melarikan diri dari kewajiban membayar angsuran kredit.

3. Koperasi Wijaya Kusuma Sukoharjo hendaknya menambah karyawan yang kompeten untuk memisahkan bagian surveyor dan penagihan serta bagian teller dan staff akuntansi yang selama ini tidak dipisahkan.


(1)

tugasnya, maka langkah yang dilakukan oleh Koperasi Wijaya Kusuma Sukoharjo merupakan sebagai berikut:

a. Menguji pelamar secara wawasan pengetahuan dari si pelamar tentang dunia perkoperasian.

b. Penyeleksian penerimaan karyawan dengan sangat ketat. c. Menguji pelamar dengan wawancara langsung kepada pelamar. d. Karyawan diberikan kesempatan untuk mendapat pendidikan

tambahan baik melalui pelatihan ataupun diijinkan meningkatkan tingkat pendidikannya. Dengan catatan, pendidikan tersebut tidak dilakukan pada jam kerja.

e. Adanya imbalan jasa, tunjangan, asuransi, dan jaminan sosial terhadap para karyawan.

Berdasarkan data diatas, maka Koperasi Wijaya Kusuma Sukoharjo telah mampu menjalankan unsur sistem pengendalian internal dengan baik dalam hal menerima dan mempekerjakan karyawan yang berkualitas tinggi, jujur, dan bertanggung jawab serta pemberlakuan karyawan yang sangat baik dengan diperkenankannya karyawan untuk mengembangkan pendidikannya dengan catatan tidak dilakukan pada jam kerja.


(2)

BAB III

TEMUAN

Sejak bedirinya Koperasi Wijaya Kusuma Sukoharjo sampai sekarang ini telah banyak sekali perkembangan yang mampu dicapai. Perkembangan tersebut ditunjukkan dengan banyaknya nasabah pada koperasi Wijaya Kusuma Sukoharjo. Sektor pemberian kredit bagi masyarakat merupakan sektor yang mampunyai arti cukup besar dalam perkembangan koperasi. Unit simpan pinjam selalu berusaha mencukupi kebutuhan para anggotanya melalui pinjaman yang diberikannya.

Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan, penerapan unsur-unsur sistem pengendalian internal terutama pada sistem pemberian kredit telah diterapkan dengan baik namun masih terdapat berbagai kekurangan.

Berikut ini merupakan temuan penulis mengenai kelebihan dan kelemahan sistem pemberian kredit pada Koperasi Wijaya Kusuma Sukoharjo.

A. Kelebihan

Dalam proses pemberian kredit yang dilakukan Koperasi Wijaya Kusuma Sukoharjo, penulis dapat menemukan beberapa kelebihan atau kebaikan-kebaikan antara lain:

1. Dalam sistem pemberian kredit pada Koperasi Wijaya Kusuma Sukoharjo telah tersusun dengan baik tata caranya dalam prosedur pemberian kredit.


(3)

2. Dokumen yang digunakan pada Koperasi Wijaya Kusuma Sukoharjo sudah cukup memadai dan dapat merekam setiap terjadinya transaksi sistem pemberian kredit.

3. Pada Koperasi Wijaya Kusuma Sukoharjo memperbolehkan karyawannya untuk mengembangkan potensinya melalui diperbolehkannya mendapat pendidikan tambahan baik melalui pelatihan ataupun diijinkan meningkatkan tingkat pendidikannya. Dengan catatan, hal tersebut dilakukan tidak pada saat jam kerja. 4. Adanya pemeriksaan secara mendadak dan tidak terjadwal oleh

pengurus tentang keadaan koperasi terutama pada bagian akuntansi untuk mencocokkan jumlah kas dalam catatan dengan kas sebenarnya. 5. Dalam sistem pemberian kredit, prosedur pemberian kredit tidak

dilakukan oleh satu orang saja, melainkan juga melibatkan banyak pihak terkait. Hal tersebut sangat baik karena telah melibatkan fungsi-fungsi yang terkait, sehingga usaha penyelewengan sulit dilakukan. 6. Pengotorisasian dokumen telah berjalan dengan baik.

7. Catatan akuntansi yang digunakan untuk mencatat, mengklasifikasikan, dan meringkas data keuangan pada Koperasi Wijaya Kusuma Sukoharjo sudah cukup baik.

8. Adanya program perputaran jabatan untuk menjaga independen pejabat dalam melaksanakan tugasnya sehingga dapat menjegah persekongkolan antar pejabat dalam usaha melakukan kecurangan


(4)

B. Kelemahan

Adapun beberapa kelemahan atau kekurangan yang terdapat pada Koperasi Wijaya Kusuma Sukoharjo dalam sistem pemberian kredit antara lain :

1. Adanya perangkapan tugas yaitu bagian teller bertugas merangkap sebagai kasir sekaligus pencatatan akuntansinya dan juga bagian penagihan yang juga merangkap sebagai surveyor yang seharusnya dipisahkan karena dapat terjadi penyimpangan.

2. Pada fungsi serveiyor masih dapat berpotensi terjadi kecurangan. Misalnya dalam hal hasil survei, bisa saja antara bagian survei dengan calon peminjam bekerja sama supaya pengajuan kredit dapat disahkan.


(5)

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dengan adanya sistem yang terancang dengan baik dalam proses pemberian kredit pada Koperasi Wijaya Kusuma Sukoharjo akan dapat meminimalisasi adanya penyimpangan-penyimpangan yang dapat merugikan Koperasi Wijaya Kusuma Sukoarjo itu sendiri dan dengan adanya sistem maka juga dapat menjaga harta koperasi itu sendiri.

Dari hasi penelitian yang penulis lakukan pada Koperasi Wijaya Kusuma Sukoharjo khususnya pada sistem prosedur pemberian kredit dapat disimpulkan bahwa Koperasi Wijaya Kusuma Sukoharjo sudah menerapkan sistem pengendalian internal dengan baik, walaupun masih terdapat beberapa kelemahan di dalamnya, misalnya yaitu masih terdapat perangkapan fungsi yang seharusnya perlu dipisahkan yaitu fungsi pengelola kas dengan fungsi pencatatan akuntansi.

B. Saran

Pada akhir penulisan tugas akhir ini, penulis ingin memberikan saran-saran kepada Koperasi Wijaya Kusuma Sukoharjo supaya dapat menjalankan sistem pemberian kredit yang lebih efektif dan efisien pada


(6)

masa yang akan datang. Adapun saran-saran tersebut adalah sebagai berikut :

1. Pemberian job yang jelas pada setiap karyawan. Hal ini dimaksudkan supaya dalam pelaksanaannya ke depan tidak akan ada lagi karyawan yang merangkap tugas. Seperti halnya pada fungsi teller dan staff akuntansi serta pada bagian penagihan dan surveyor.

2. Melakukan monitoring kepada nasabah setiap hari. Monitoring keadaan nasabah juga berarti mengawasi nasabah. Hal tersebut sangat penting dilakukan karena untuk mencegah jika nasabah hendak melarikan diri dari kewajiban membayar angsuran kredit.

3. Koperasi Wijaya Kusuma Sukoharjo hendaknya menambah karyawan yang kompeten untuk memisahkan bagian surveyor dan penagihan serta bagian teller dan staff akuntansi yang selama ini tidak dipisahkan.