commit to user 73
Berdasarkan penjelasan di atas, Penulis lebih memilih langkah efektif untuk berpikir positif menurut Quilliam 2008 karena telah mencakup
langkah efektif berpikir positif menurut Elfiky 2009 dan Asmani 2009 serta lebih sederhana dan mudah untuk dipelajari dengan latihan-latihan
praktis yang berguna dan sesuai dengan teknik dalam pelatihan berpikir positif Model ABC
Antecedents, Behavior, Consequency
menurut Ellis yaitu menantang pikiran yang dimiliki, mengubah gambaran cara berpikir
yang dimiliki, menggunakan bahasa yang konstruktif, memikirkan kembali kepercayaan yang dimiliki, membangun harga diri, dan mempertahankan
perilaku positif yang dimiliki.
3. Pelatihan Berpikir Positif
Pelatihan berpikir positif merupakan salah satu pengembangan atas model kognitif. Pelatihan ini ditujukan untuk membantu seseorang mengenali
pola pikirnya dan memahaminya, mengubah pola pikir yang negatif menjadi pola pikir yang positif melalui serangkaian pelatihan, dan menggunakan pola
pikir positif yang terbentuk itu dalam menghadapi masalah kehidupan yang akan datang Ellis dalam Corey, 1988.
Pelatihan berpikir positif dalam penelitian ini dikembangkan dari model pendekatan kognitif rasional-emotif TRE-Model yang telah dikembangkan
oleh Albert Ellis. Teknik kognitif Ellis menekankan pada model kognitif ABC
Antecedents, Behavior
, dan
Consequency
. Ellis dalam Corey, 1988 menekankan bahwa pada dasarnya orientasi perilaku itu bepusat pada kognitif-
tingkah laku-tindakan dalam arti menitikberatkan pada berpikir, menilai,
commit to user 74
memutuskan, menganalisis, dan bertindak. Corey 1988 menekankan pendekatan menurut Ellis yaitu manusia itu lahir dengan potensi dan memiliki
kecenderungan untuk memelihara diri, berbahagia, berpikir, mengatakan, mencintai, bergabung dengan orang lain, serta tumbuh dan mengaktualkan
dirinya, akan tetapi, manusia juga memiliki kecenderungan untuk menghancurkan diri, menghindari
pemikiran, menyesali, intolerensi, menghalau aktualisasi dirinya.
Ellis dalam Corey, 1988 juga menekankan bahwa manusia secara simultan dan integritas berpikir, beremosi, dan berperilaku. Semuanya
merupakan suatu kesatuan yang tidak dapat terpisahkan dan sifatnya
reversible
. Sikap yang disfungsional dipandang sebagai pengulangan atas pemikiran
irasional yang diterima pada masa kini yang dilakukan oleh diri kita sendiri. Pikiran dapat mempengaruhi segala bentuk kondisi psikologis manusia. Jika
seseorang merasakan buruk tentang sesuatu, maka efeknya akan dirasakan buruk. Kalimat-kalimat pernyataan dan arti-arti yang dipersepsikan negatif
akan berpengaruh bagi emosi seseorang yang nantinya berpengaruh terhadap aspek perilaku manusia. Pendekatan TRE menekankan penerimaan diri dengan
segala kekurangan yang ada. Pendekatan ini mengajak seseorang untuk merasakan arti kesedihan, perih, dan sakit. Meskipun demikian, inti TRE
melakukan ini adalah untuk mengatasi segenap manifestasi dari rasa sedih, sakit, dan perih tersebut.
Asumsi yang mendasarkan perancangan pelatihan berpikir positif dari Ellis ini yaitu bahwa manusia memiliki kesanggupan untuk berpikir, maka
commit to user 75
manusia mampu untuk melatih dirinya sendiri untuk mengubah atau menghapus keyakinan yang merusak dirinya sendiri Ellis dalam Corey, 1988.
Sistem-sistem yang dibutuhkan adalah displin diri, berpikir positif, dan belajar dari kesalahan serta keberhasilan lalu. Tujuan penggunaan TRE Ellis adalah
meminimalkan pandangan yang menyalahkan diri sendiri dan membantu memperoleh esensi hidup yang lebih realistis melalui proses belajar. Teknik-
teknik yang diterapkan dalam pelatihan berpikir positif menurut TRE Ellis Corey, 1988 adalah :
1 TRE memberikan keleluasaan untuk menjadi eklektik. TRE menekankan
bahwa orang-orang bisa mengalami perubahan melalui banyak jalan yang berbeda seperti pengalaman-pengalaman hidup yang berarti, belajar tentang
pengalaman hidup orang lain, menonton film, mendengarkan rekaman- rekaman, mempraktekan tugas yang spesifik, melibatkan diri dalam
korespondensi melalui saluran TRE, menghabiskan waktu untuk berpikir dan bermeditasi, dan banyak cara lain untuk menentukan perubahan
kepribadian yang tahan lama. 2
Teknik TRE yang esensial adalah mengajar secara aktif-direktif. Segera setelah memulai TRE, terapis memainkan peran sebagai pengajar yang aktif
untuk mereedukasi klien. Terapis menunjukkan asal ketidaklogisan gangguan-gangguan yang dialami klien dan verbalisasi-verbalisasi diri yang
telah mengekalkan gangguan-gangguan dalam hidup klien. 3
Lebih dari itu, TRE adalah suatu proses didaktik dan karenanya menekankan metode-metode terapi tingkah laku seperti pelaksanaan tugas,
commit to user 76
desensitisasi, pengondisian operan hipnoterapi, dan latihan asertif cenderung digunakan secara aktif-direktif di mana terapis lebih banyak
berperan sebagai guru ketimbang sebagai pasangan yang berelasi secara intens.
Corey 1988 mengatakan bahwa salah satu model yang digunakan dalam TRE menurut Ellis adalah model kognitif ABC
Antecedents, Behavior
, dan
Consequency
. A
Antecedents
adalah keberadaan suatu fakta, suatu peristiwa, tingkah laku atau sikap seseorang. C
Consequency
adalah konsekuensi atas reaksi emosional seseorang, reaksi ini bisa layak dan bisa
pula tidak layak. A peristiwa yang mengaktifkan bukan penyebab timbulnya C konsekuensi emosional. Tetapi B
Behavior
yaitu keyakinan individu tentang A, yang menjadi penyebab C yakni reaksi emosional.
Misalnya, jika seseorang mengalami depresi setelah perceraian, bukan perceraian itu sendiri yang menjadi penyebab timbulnya reaksi depresif,
melainkan keyakinan orang itu tentang perceraian sebagai kegagalan, penolakan, atau kehilangan teman hidup. Ellis dalam Corey, 1988 bertahan
bahwa keyakinan akan penolakan dan kegagalan pada B adalah yang menyebabkan depresi pada C, jadi bukan peristiwa perceraian yang
sebenarnya pada A. Jadi, manusia bertanggung jawab atas penciptaan reaksi- reaksi emosional dan gangguan-gangguannya sendiri.
Selanjutnya, gangguan-gangguan emosional itu dipertahankan oleh putusan-putusan yang tidak logis irasional yang terus-menerus diulang oleh
individu. Ellis dalam Corey, 1988 menambahkan bahwa apa yang dirasakan
commit to user 77
oleh seseorang adalah apa yang dipikirkannya. Reaksi-reaksi emosional yang terganggu seperti depresi dan kecemasan diarahkan dan dipertahankan oleh
sistem keyakinan yang meniadakan diri, yang berlandaskan gagasan-gagasan irasional yang telah dimasukkan individu ke dalam dirinya.
Ellis dalam Corey, 1988 meyakini bahwa gangguan-gangguan emosional bisa dihilangkan atau diperbaiki dengan menangani perasaan-
perasaan depresi, kecemasan, kebencian, ketakutan, dan sebagainya secara langsung. Teknik yang paling cepat, paling mendasar, paling rapi, dan
memiliki efek paling lama untuk membantu seseorang dalam mengubah respon-respon emosionalnya yang disfungsional adalah dengan mendorong
mereka agar mampu melihat dengan jelas apa yang dikatakan oleh orang itu kepada dirinya sendiri yaitu pada sistem B, keyakinan orang tersebut tentang
stimulus-stimulus yang mengenai diri mereka pada A pengalaman- pengalaman yang mengaktifkan dan mengajari mereka bagaimana secara
aktif dan tegas membantah pada D keyakinan-keyakinan irasional mereka sendiri. Sesuai dengan pemikiran Ellis dalam Corey, 1988 bahwa manusia
memiliki kesanggupan untuk berpikir, maka manusia mampu melatih dirinya sendiri untuk mengubah atau menghapus keyakinan-keyakinan yang
menyabotase dirinya sendiri. Pelatihan berpikir positif ini terdiri dari tiga pertemuan dengan materi
pengenalan berpikir positif pada pertemuan pertama, lalu pada pertemuan kedua terdapat
role play
Model ABC
Antecedents, Behavior, Consequency
Ellis dan penyampaian materi tentang langkah efektif untuk berpikir positif
commit to user 78
sesuai dengan teknik berpikir positif Model ABC Ellis yang telah dikembangkan oleh Quilliam 2008 yaitu menantang pikiran yang dimiliki,
mengubah gambaran cara berpikir yang dimiliki, menggunakan bahasa yang konstruktif, memikirkan kembali kepercayaan yang dimiliki, membangun
harga diri, dan mempertahankan perilaku positif yang dimiliki, lalu materi manfaat berpikir positif diberikan pada pertemuan ketiga. Penulis lebih
memilih langkah efektif berpikir positif yang dikembangkan oleh Quilliam 2008 karena langkah-langkahnya sistematis dan sesuai dengan konsep Model
ABC Ellis yaitu akibat yang didapatkan oleh seseorang sangat dipengaruhi oleh keyakinan yang dimiliki sehingga Quilliam 2008 pun menekankan pada
upaya untuk mengubah pikiran negatif menjadi pikiran negatif melalui serangkaian langkah yang sistematis tetapi tetap sederhana dan mudah untuk
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Selanjutnya, setelah menerima pelatihan berpikir positif berdasarkan
model A-B-C dari Ellis diharapkan remaja panti asuhan dapat lebih positif memandang seluruh peristiwa yang terjadi dalam hidupnya sehingga tidak
dikalahkan oleh pikiran-pikiran negatif yang dapat menyebabkan remaja panti asuhan semakin terpuruk menjalani hidup. Remaja panti asuhan diharapkan
mampu berpikir positif dalam setiap momen hidupnya sehingga lebih optimis dalam menatap masa depannya. Dengan pemikiran yang positif ini, remaja
panti asuhan akan lebih terbuka dan mampu mengungkapkan pikiran, pendapat dan perasaannya sehingga mampu bersikap asertif dalam berkomunikasi
commit to user 79
dengan orang lain dan mendapatkan apa yang diinginkan karena tidak dapat dikendalikan oleh orang lain.
C. Pengaruh Pelatihan Berpikir Positif Terhadap Asertivitas Remaja Panti