Penentuan Sampel Penelitian Pelaksanaan Pengambilan Data

commit to user 115 tingkat asertivitas berada pada kategori sedang atau tinggi. Data yang didapat berbeda dengan hasil survei awal yang dilakukan oleh Peneliti bahwa hasil observasi menunjukkan remaja panti asuhan kurang asertif. Hal ini bisa disebabkan oleh keterbatasan survei melalui observasi yang telah dilakukan sehingga tidak mengungkap keseluruhan keadaan remaja panti asuhan. Perbedaan hasil screening dan hasil survei ini tetap membuat Peneliti melakukan penelitian di panti asuhan ini. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan tingkat asertivitas remaja panti asuhan, maka berdasarkan data screening didapatkan remaja panti asuhan dengan asertivitas kategori sedang yang digunakan sebagai subjek dalam penelitian ini yang selanjutnya akan dibagi ke dalam dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kontrol. Distribusi pretest dapat dilihat secara lengkap pada Lampiran F.

2. Penentuan Sampel Penelitian

Sampel dalam penelitian ini adalah anak asuh Panti Asuhan Yatim Mardhatilah Sukoharjo yang berusia antara 12-21 tahun, yang memiliki tingkat asertivitas sedang berdasarkan hasil pretest skala asertivitas yaitu berjumlah 10 orang. Jumlah tersebut kemudian dibagi menjadi dua kelompok berdasarkan skor yang dipasangkan sehingga kedua kelompok memiliki nilai mean yang berimbang matching yaitu lima orang untuk kelompok eksperimen dan lima orang untuk kelompok kontrol. Berikut adalah pembagian kelompok eksperimen dan kelompok kontrol : commit to user 116 Tabel 12 Sampel Penelitian yang Menjadi Kelompok Kontrol No Nama Usia Jenis Kelamin Skor Skala Tingkat Asertivitas 1 H 13 L 83 Sedang 2 M 19 P 79 Sedang 3 F 15 P 95 Sedang 4 DWS 18 P 80 Sedang 5 V 18 P 75 Sedang Tabel 13 Sampel Penelitian yang Menjadi Kelompok Eksperimen No Nama Usia Jenis Kelamin Skor Skala Tingkat Asertivitas 1 IA 13 P 71 Sedang 2 L 13 L 88 Sedang 3 AMS 14 P 78 Sedang 4 NA 14 P 88 Sedang 5 DAS 17 P 79 Sedang

3. Pelaksanaan Eksperimen

Pelaksanaan eksperimen dengan memberikan perlakuan berupa Pelatihan Berpikir Positif. Pelatihan Berpikir Positif ini menggunakan pendekatan experiential learning dengan metode communication activities melalui presentasi dengan media power point , games , role play, sharing dan evaluasi, relaksasi, dan pemutaran film. Pelatihan ini dilaksanakan selama tiga kali pertemuan yang dilaksanakan dalam tiga hari berturut-turut dengan waktu 150 menit setiap pertemuan dan dihadiri oleh lima anak yang diminta mengikuti pelatihan dan sebagai fasilitator serta co-fasilitator adalah mahasiswa Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Semester 10 dan mahasiswa Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Semester 14. commit to user 117 Jadwal pelaksanaan dan bagan mengenai alur pelatihan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran A, sedangkan modul pelatihan dapat dilihat secara lengkap pada Lampiran D. Penjelasan mengenai Pelatihan Berpikir Positif pada tiap pertemuan sebagai berikut :

a. Pertemuan Pertama

Pelatihan Berpikir Positif pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Jumat, tanggal 27 Mei 2011 di aula bawah Panti Asuhan Yatim Mardhatilah Sukoharjo. Pelatihan ini berjalan selama 120 menit, yaitu mulai pukul 14.30 WIB dan berakhir pada pukul 16.30 WIB. Peserta yang hadir pada pelatihan pertemuan ini sebanyak lima anak yang merupakan jumlah keseluruhan subjek dalam kelompok eksperimen. Pelatihan pertemuan pertama ini menggunakan metode communication activities melalui presentasi dengan media power point , games , sharing , dan evaluasi. Pelatihan ini dilaksanakan dalam beberapa sesi yaitu: 1 Pembukaan Pada sesi ini, pelatihan dibuka dengan menampilkan slide selamat datang dalam Pelatihan Berpikir Positif kepada seluruh peserta kemudian dibuka oleh MC Master of Ceremony . Kemudian peserta dan fasilitator diberi kesempatan untuk memperkenalkan diri, hal ini dimaksudkan untuk mencairkan suasana dan agar peserta dapat mengikuti proses pembelajaran dengan perasaan nyaman, tanpa adanya beban. Selanjutnya fasilitator menyampaikan informasi mengenai rangkaian pelatihan yang harus diikuti oleh peserta. Peserta juga diminta commit to user 118 untuk membuat kesepakatan atau kontrak belajar tentang harapan yang ingin dicapai dalam pelatihan, yang harus dilakukan selama pelatihan untuk mencapai harapan, dan hal yang tidak boleh dilakukan selama pelatihan. 2 Sesi I “Berpikir Positif” Sesi ini diawali dengan melempar pertanyaan kepada peserta tentang apakah yang diketahui dari berpikir positif serta peserta diminta untuk memberikan contoh nyata dari berpikir positif dalam kehidupan sehari-hari. Kemudian fasilitator memberikan materi sekilas tentang berpikir positif dengan metode presentasi menggunakan slide presentasi dalam power point . Kegiatan selanjutnya, peserta diminta untuk mengikuti games berpikir positif dengan menyebutkan hal-hal positif yang ada dalam diri temannya. Permainan ini bertujuan untuk memberikan contoh nyata kepada peserta pelatihan untuk memulai berpikir positif dimulai dari berpikir positif tentang temannya sendiri. Di akhir sesi, fasilitator mengajak peserta pelatihan untuk melakukan sharing dan evaluasi tentang materi berpikir positif yang telah disampaikan serta peserta diberikan modul pelatihan pertemuan I. 3 Pesan kesan Peserta diminta untuk memberi pesan, kesan serta kritik tentang pelatihan pertemuan I yang telah diadakan untuk penyajian yang lebih baik pada dua pertemuan selanjutnya. Selanjutnya fasilitator memberikan commit to user 119 closing statement untuk memotivasi seluruh peserta agar bersemangat untuk mengikuti pelatihan pada pertemuan kedua.

b. Pertemuan Kedua

Pelatihan Berpikir Positif pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Sabtu, tanggal 28 Mei 2011 di aula atas Panti Asuhan Yatim Mardhatilah Sukoharjo. Pelatihan ini berjalan selama 180 menit, yaitu mulai pukul 14.30 WIB dan berakhir pada pukul 17.30 WIB. Peserta yang hadir pada pelatihan pertemuan ini sebanyak lima anak. Pelatihan pertemuan kedua ini menggunakan metode communication activities melalui presentasi dengan media power point , games , role play , mengisi worksheet , sharing dan evaluasi. Pelatihan ini dilaksanakan dalam beberapa sesi yaitu: 1 Pembukaan Pada sesi ini diawali dengan doa dan perkenalan diri. Kemudian peserta diajak mendengarkan musik instrumental untuk mencairkan suasana dan memompa semangat peserta. Selanjutnya fasilitator mengeksplorasi pengalaman peserta dan membahas sekilas mengenai materi pada pelatihan pertemuan I. 2 Sesi II “Langkah Efektif Berpikir Positif” Sesi ini dilakukan dengan metode communication activities melalui presentasi dengan media power point, games , role play , mengisi worksheet , sharing dan evaluasi. Fasilitator menyampaikan materi mengenai langkah-langkah efektif untuk berpikir positif menurut Teori ABC Ellis. Roleplay dilakukan untuk fasilitas pengaplikasian materi sesi commit to user 120 II yang telah dilakukan yakni tentang Teori ABC Ellis. Masing-masing peserta pelatihan diberikan worksheet dengan skenario yang berbeda, namun di setiap skenario tersebut masing-masing peserta diminta untuk menyelesaikan suatu permasalahan yang sesuai dengan tokoh yang diperankannya. Penyelesaian dalam roleplay tersebut peserta diminta mengganti pemikiran negatif yang muncul sebelumnya dengan pemikiran positif yang baru dipelajari sehingga masalah dapat terselesaikan dengan baik, yaitu masing-masing peserta mampu berpikir positif dalam situasi apapun. Selanjutnya, diberikan materi pengembangan dari langkah-langkah berpikir positif menurut Quilliam 2008 yang sangat lengkap dan peserta mendapatkan semua langkah tersebut tetapi hanya sebagian yang diberikan worksheet karena mengingat waktu yang efektif digunakan dalam pelatihan. Pada tengah sesi ini, peserta diminta untuk meneriakkan jargon “aku pasti bisa” yang diajarkan oleh fasilitator untuk memompa semangat peserta dalam pelatihan ini. Setelah peserta selesai mengerjakan worksheet yang sekaligus sebagai lembar evaluasi hasil pelatihan, maka fasilitator pun melakukan sharing dan evaluasi dengan peserta pelatihan tentang semua materi yang telah disampaikan pada pelatihan pertemuan II yaitu tentang langkah- langkah efektif berpikir positif kemudian diberikan modul pelatihan pertemuan II. Pemberian modul pelatihan diberikan pada setiap akhir ini commit to user 121 untuk membuat peserta tetap fokus pada presentasi yang disampaikan oleh fasilitator. 3 Pesan dan kesan Peserta diminta untuk memberi pesan, kesan serta kritik tentang pelatihan pertemuan II yang telah diadakan untuk penyajian yang lebih baik pada pertemuan selanjutnya yang merupakan pertemuan terakhir. Selanjutnya fasilitator memberikan closing statement untuk memotivasi seluruh peserta agar bersemangat untuk mengikuti pelatihan pada pertemuan ketiga.

c. Pertemuan Ketiga

Pelatihan Berpikir Positif pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Minggu, tanggal 29 Mei 2011 di aula bawah Panti Asuhan Yatim Mardhatilah Sukoharjo. Pelatihan ini berjalan selama 240 menit, yaitu mulai pukul 10.00 WIB dan berakhir pada pukul 14.00 WIB. Peserta yang hadir pada pelatihan pertemuan ini sebanyak lima anak yang merupakan jumlah keseluruhan subjek dalam kelompok eksperimen. Pelatihan pertemuan pertama ini menggunakan metode communication activities melalui presentasi dengan media power point , games , sharing , dan evaluasi dan pemutaran film Tanah Air Beta. Pelatihan ini dilaksanakan dalam beberapa sesi yaitu: 1 Pembukaan Pada sesi ini diawali dengan doa dan perkenalan diri. Kemudian peserta diajak mendengarkan musik instrumental untuk mencairkan commit to user 122 suasana dan memompa semangat peserta. Selanjutnya fasilitator mengeksplorasi pengalaman peserta dan membahas sekilas mengenai materi pada pelatihan pertemuan I dan II. 2 Sesi III “Manfaat Berpikir Positif” Sesi ini diawali dengan melempar pertanyaan kepada peserta tentang apakah pentingnya atau manfaat apa yang didapatkan dari berpikir positif serta peserta diminta untuk memberikan contoh nyata dari berpikir positif dalam kehidupan sehari-hari. Kemudian fasilitator memberikan materi tentang apa saja manfaat berpikir positif dengan metode presentasi menggunakan slide presentasi dalam power point . Kegiatan selanjutnya, peserta diminta untuk mengikuti games yang diberikan oleh fasilitator yakni peserta diminta untuk menuliskan hal-hal yang membuat dirinya merasa belum puas hingga sekarang mulai dari hal-hal yang paling membuat peserta kecewa, benci, putus asa, dsb untuk kemudian peserta diajak untuk berpikir positif menghilangkan hal-hal yang sampai saat ini masih membuat dirinya merasa belum puas. Permainan ini bertujuan untuk menghilangkan hal-hal negatif yang masih berada dalam pikiran dan perasaannya untuk kemudian diganti dengan hal-hal baru yang lebih positif dengan berpikir positif. Selanjutnya, setelah pemberian materi tentang manfaat berpikir positif selesai, peserta diajak untuk menonton film Tanah Air Beta. Film ini menceritakan tentang seorang adik yang selalu percaya dan yakin bahwa dirinya bisa bertemu dengan kakaknya, si adik berusaha untuk commit to user 123 berpikir positif tentang kakaknya walaupun batas negara Indonesia dan Timor-Timur memisahkan mereka tetapi pada akhirnya mereka dapat bertemu dan berkumpul bersama. Pemutaran film ini bertujuan untuk memompa semangat peserta pelatihan untuk selalu berpikir positif dalam kehidupan sehari-hari sehingga dapat meraih sukses dan berhasil dalam kehidupannya. Setelah pemutaran film selesai, peserta diajak untuk istirahat, shalat dan makan. Setelah istirahat selesai, peserta mengikuti sesi berikutnya yaitu relaksasi. Relaksasi ini berjalan selama 15 menit, peserta diminta untuk hanya mendengarkan dan mengikuti suara dari fasilitator . Relaksasi ini bertujuan untuk meredam semua rasa amarah, benci, kecewa, putus asa dan hal-hal negatif lain yang masih berada dalam diri peserta untuk diganti dengan semangat baru akan kehidupan yang lebih baik. Selain itu, relaksasi ini bertujuan untuk memberikan ketenangan atau perasaan relaks kepada peserta setelah mengikuti pelatihan selama tiga hari. Dalam relaksasi ini digunakan musik instrumental “The Way of Life” sebagai media pendukungnya. Di akhir sesi, fasilitator mengajak peserta pelatihan untuk melakukan sharing dan evaluasi tentang materi manfaat berpikir positif yang telah disampaikan serta peserta diberikan modul pelatihan pertemuan III. Selain evaluasi materi pertemuan III, peserta juga diminta untuk menyampaikan kembali apa yang telah disampaikan pada pertemuan I dan II dan kemudian penutupan. commit to user 124 3 Penutupan Pada sesi ini, peserta diminta untuk merenungkan pengalaman selama mengikuti pelatihan berpikir positif baik pada pertemuan pertama, kedua maupun pertemuan ketiga. Fasilitator dan peserta melakukan sharing mengenai keseluruhan pelatihan. Peserta diminta untuk mengisi lembar evaluasi kemudian pelatihan ditutup dengan meminta setiap peserta untuk mengucapkan kalimat motivasi untuk diri sendiri dan orang lain agar dapat menjadi seseorang yang lebih baik dan mampu berpikir positif dalam kehidupan sehari-hari.

4. Pelaksanaan Pengambilan Data

Posttest Pengambilan data posttest dilaksanakan pada tanggal 10 Juni 2011 yaitu 12 hari setelah pelaksanaan pelatihan. Menurut Latipun 2006 untuk mengetahui efek suatu perlakuan dilakukan dengan jalan membandingkan kondisi atau performansi subjek antara kondisi awal dengan kondisi setelah perlakuan dan untuk menghindari carry over effect antara pengambilan data awal dan setelah perlakuan maka harus diberi interval waktu tertentu. Berdasarkan teori tersebut maka Peneliti melakukan posttest 12 hari setelah pelatihan dan 23 hari setelah pretest . Hal ini dilakukan dengan alasan memberi waktu subjek untuk mengaplikasikan keterampilan dan pengetahuan yang telah didapatkan dalam kehidupan sehari-hari proses internalisasi dan menghindari carry over efect antara pretest dengan posttes t karena menggunakan alat ukur yang sama yaitu Skala Asertivitas. Pengambilan posttest dijadwalkan pada tanggal 10 Juni 2011. Pengambilan commit to user 125 posttest dilakukan dengan Skala Asertivitas yang valid pada kelompok eksperimen dan kontrol. Prosedur pelaksanaan posttest dilakukan dengan mengumpulkan seluruh remaja panti asuhan baik yang merupakan kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol dalam satu ruangan yaitu di aula bawah Panti Asuhan Yatim Mardhatilah Sukoharjo. Remaja panti asuhan yang menjadi kelompok kontrol dan kelompok eksperimen mengisi skala asertivitas bersama-sama dengan instruksi yang sama. Distribusi skor posttest ada pada Lampiran F.

C. Hasil Penelitian

1. Hasil Analisis Kuantitatif

Berdasarkan hasil screening sekaligus pretest yang telah dilakukan, maka didapatkan hasil yang menjadi sampel dalam penelitian ini sebanyak lima remaja panti asuhan dalam kelompok eksperimen dan lima remaja panti asuhan dalam kelompok kontrol. Keterbatasan sampel inilah sampel kurang dari sepuluh yang menjadi dasar bagi Peneliti untuk mengganti teknik analisis data yang awalnya menggunakan teknik analisis data statistik parametrik dengan uji Paired Samples T-test dan Independent Samples T- Test diganti menjadi teknik analisis data statistik nonparametrik dengan uji Mann-Whitney U-Test dan Wilcoxon T-Test. Uji ini merupakan salah satu uji non-parametrik yang sangat kuat powerful dan merupakan alternatif dari uji parametrik t-test , jika Peneliti ingin menghindarkan dari asumsi t-test