Komponen Pelatihan Penyusunan Program Pelatihan

commit to user 38 dilakukan pada saat ini dalam pengalaman terstruktur, dari kenyataan di dalam kegiatan dengan realitas kehidupan sehari-hari. e Applying, tahap akhir dari siklus experiential learning adalah tujuan yang terstruktur dari seluruh pengalaman yang telah dirancang. Pertanyaan penting di sini adalah Sekarang apa? Fasilitator membantu peserta pelatihan untuk menerapkan generalisasi dengan situasi aktual di mana diri mereka terlibat. Berdasarkan uraian mengenai pelatihan di atas, dapat diketahui bahwa pelatihan melalui beberapa tahapan sesuai Siklus Experiential Learning menurut Pfeiffer Ballew UA Training, 1988 yaitu tahap experiencing , publishing , processing , generalization , serta applying .

c. Komponen Pelatihan

Komponen-komponen dalam pelatihan dan pengembangan menurut Mangkunegara 2009 adalah : 1 Tujuan dan sasaran pelatihan dan pengembangan harus jelas dan dapat diukur, yang menjadi tujuan dan sasaran dalam pelatihan ini adalah untuk meningkatkan asertivitas remaja panti asuhan. 2 Para pelatih trainers harus ahlinya yang berkualifikasi memadai dan profesional, yang menjadi pelatih dalam pelatihan ini adalah mahasiswa semester akhir dari Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta dan Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta. commit to user 39 3 Materi pelatihan dan pengembangan harus disesuaikan dengan tujuan yang hendak dicapai, materi pelatihan berpikir positif telah disesuaikan dengan tujuan untuk meningkatkan asertivitas remaja panti asuhan. 4 Metode pelatihan dan pengembangan harus disesuaikan dengan tingkat kemampuan peserta pelatihan, metode dalam pelatihan ini menggunakan konsep pendekatan experiential learning dengan metode presentasi, games , role play , diskusi, sharing dan evaluasi, pemutaran video serta relaksasi. 5 Peserta pelatihan dan pengembangan trainee harus memenuhi persyaratan yang ditentukan, yang menjadi peserta pelatihan adalah remaja panti asuhan yang memiliki tingkat asertivitas sedang atau rendah berdasar hasil screening . Berdasarkan uraian di atas, maka komponen dalam suatu pelatihan menurut Mangkunegara 2009 terdiri dari tujuan dan sasaran pelatihan, pelatih yang profesional, materi pelatihan yang sesuai dengan tujuan, metode pelatihan yang sesuai dengan keadaan peserta, serta peserta pelatihan yang sesuai dengan syarat yang telah ditentukan.

d. Penyusunan Program Pelatihan

Penyusunan program pelatihan menurut Munandar 2006 terdiri atas bermacam-macam tahap, yaitu : 1 Identifikasi kebutuhan pelatihan atau study pekerjaan job study commit to user 40 Miner dalam Munandar, 2006 mengemukakan bahwa terlibat dalam suatu pembelajaran dapat mengembangkan empat macam keterampilan, yang pada umumnya dilatihkan, yaitu: a Knowledge based skills, yaitu keterampilan yang didasarkan pada pengetahuan yang dikuasai, keterampilan ini dikembangkan berdasarkan pengetahuan yang diperlukan, dimiliki untuk dapat melakukan tugas pekerjaannya dengan baik. b Singular behavior skills, yaitu keterampilan perilaku sederhana seperti datang tepat waktu, menetapkan sasaran dan tujuan sendiri, dan mencakup perilaku yang dapat dibentuk dan diamati. c Limited interpersonal skills, yaitu keterampilan antar pribadi yang terbatas seperti terlibat dalam aktivitas memberi arahan kepada karyawan baru, mendelegasikan tanggung jawab dan memberikan feedback kepada seseorang tentang hasil kerjanya. d Social interactive skills, yaitu berlangsung pada taraf manajerial mencakup memanajemen konflik, menggunakan kekuasaan secara efektif, negosiasi suatu kontrak, dan sebagainya. Pelatihan berpikir positif yang akan dilakukan merupakan salah satu bentuk social interactive skills . 2 Penetapan sasaran pelatihan Menurut Mager dalam Munandar, 2006 merumuskan tiga aspek untuk merumuskan sasaran peserta pelatihan yang baik, yaitu : a Ada uraian tentang situasi yang diberikan given what commit to user 41 b Ada uraian tentang apa yang harus dilakukan does what c Ada uraian tentang bagaimana baiknya peserta pelatihan trainee melaksanakannya how well Sasaran peserta pelatihan ini selalu menggambarkan suatu perilaku yang diharapkan ada pada peserta pelatihan trainee sesudah mengikuti suatu program pelatihan. Sasaran khusus dibedakan berdasarkan jenis perilaku yang hendak ditimbulkan melalui pelatihan, yaitu : a Sasaran kognitif, sasaran yang menggambarkan perilaku kognitif antara lain mampu mengenal, membedakan, menilai, menganalisis, dan sebagainya. b Sasaran afektif, meliputi perilaku yang berhubungan dengan perasaan dan sikap, perilaku tentang suatu kesediaan dan kecenderungan. c Sasaran psikomotor, meliputi perilaku gerak. Pelatihan berpikir positif yang akan dilakukan merupakan pelatihan yang sasaran utamanya adalah aspek kognitif, tetapi tidak menutup kemungkinan aspek afektif dan psikomotor pun akan ikut terbangun dalam pelatihan ini karena terdapat langkah-langkah efektif yang melibatkan perasaan dan praktek bersama. 3 Penetapan kriteria keberhasilan dengan alat ukurnya Kriteria keberhasilan pelatihan dapat ditetapkan perilaku-perilaku peserta pelatihan sebagaimana ditampilkan pada akhir program pelatihan atau dapat pula ditetapkan prestasi kerja peserta pelatihan setelah mereka commit to user 42 kembali ke pekerjaan mereka masing-masing selama waktu tertentu. Pelatihan berpikir positif ini akan menggunakan alat ukur berupa skala asertivitas yang berisi 64 aitem pernyataan, sesuai dengan tujuan diadakannya pelatihan ini untuk mengetahui pengaruh pelatihan berpikir positif terhadap asertivitas remaja panti asuhan. 4 Penetapan metode pelatihan dan penyajiannya Bentuk pelatihan dapat dibedakan dalam dua bentuk, yaitu : a Pelatihan pada pekerjaan on the job trainning b Pelatihan di luar pekerjaan off the job trainning Pelatihan di luar pekerjaan menggunakan pelatihan di kelas. Metode pelatihan di kelas terdiri atas : 1 Kuliah, pembicaraan yang diorganisasi secara formal tentang hal- hal khusus, merupakan suatu ceramah yang disampaikan secara lisan untuk tujuan pendidikan. 2 Konperensasi atau diskusi kelompok, pertemuan formal dimana terjadi diskusi atau konsultasi tentang sesuatu hal yang penting serta menekankan adanya diskusi kelompok kecil, bahan yang terorganisasi dan keterlibatan peserta secara aktif. 3 Study kasus case study , uraian tertulis atau lisan tentang masalah dalam perusahaan selama kala waktu tertentu yang nyata atau hipotesis namun didasarkan pada kenyataan. 4 Bermain peran role playing , mempelajari keterampilan hubungan antar manusia melalui praktek dan untuk mengembangkan commit to user 43 pemahaman mengenai pengaruh kelakuan mereka sendiri pada orang lain. 5 Bimbingan berencana atau instruksi bertahap programmed instruction , terdiri atas urutan langkah yang berfungsi sebagai pedoman dalam melaksanakan suatu pekerjaan atau suatu kelompok tugas pekerjaan. 6 Simulasi, suatu jenis alat atau teknik menyalin setepat mungkin kondisi-kondisi nyata yang ditemukan dalam pekerjaan. Pelatihan berpikir positif ini menggunakan metode presentasi atau yang disebut metode kuliah presentasi, bermain peran role play , diskusi kelompok, dan simulasi dengan menggunakan worksheet . 5 Pencobaan dan revisi Setelah kebutuhan pelatihan, sasaran pelatihan ditetapkan, kriteria keberhasilan dan alat ukurnya dikembangkan, bahan untuk latihan dan metode latihan disusun dan ditetapkan, maka langkah berikutnya adalah mencobakan paket pelatihan yang telah dibuat. Tujuan dari mencobakan atau try out ini adalah untuk mengidentifikasi kelemahan apa saja yang masih ada, apakah sasaran pelatihan telah jelas dan tepat dirumuskan, apakah bahannya telah relevan dan metode pelatihannya sesuai dan dapat dilaksanakan oleh fasilitator atau trainer. Jika masih terdapat kelemahan, maka dapat langsung dilakukan revisi atau perbaikan-perbaikan apabila diperlukan. Dengan demikian, dapat diusahakan efektivitas pelatihan yang optimal. Sebelum diadakannya pelatihan, Peneliti akan melakukan commit to user 44 uji coba skala dan modul yang digunakan dalam pelatihan dan jika hasilnya masih kurang maka dapat segera dilakukan revisi. 6 Implementasi dan evaluasi Penilaian pelatihan mengacu pada suatu sistem untuk mengukur apakah peserta pelatihan trainee mencapai sasaran pembelajaran dan efektivitas pelatihan berkaitan dengan tercapai tidaknya sasaran yang telah direncanakan yang mencakup pembelajaran dan pengalihan pelatihan kemampuan mengalihkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dipelajari selama program pelatihan ke dalam kehidupan sehari-hari. Implementasi dan evaluasi dalam pelatihan ini akan dilakukan pada setiap akhir sesi pertemuan untuk mengetahui bagaimana perkembangan peserta pelatihan. Setelah melihat penjelasan di atas mengenai penyusunan program pelatihan, maka dapat diketahui tahap-tahap penyusunan program pelatihan yang baik menurut Munandar 2006 adalah mengidentifikasi kebutuhan pelatihan, menetapkan sasaran pelatihan, menetapkan kriteria keberhasilan dengan alat ukurnya, menetapkan metode pelatihan dan penyajiannya, melakukan percobaan dan revisi, lalu melakukan implementasi dan evaluasi terhadap pelatihan yang telah dilakukan.

2. Berpikir Positif