Pendekatan dan Nilai-nilai Agama Hindu dalam Perawatan Lansia

25 pada tatanan klinik keperawatan, tidak tertutup kemungkinan untuk diterapkan di rumah tangga oleh anak-anak dalam merawat orangtuanya. Keempat pendekatan tersebut terdiri dari pendekatan fisik, psikis, sosial, dan spiritual http:yh4princ3ss.wordpress.com . Dijelaskan lebih lanjut bahwa pada pendekatan fisik, perawatan dilakukan dengan memperhatikan kesehatan, kebutuhan, serta kejadian-kejadian yang dialami oleh lansia semasa hidupnya. Kunci pendekatan psikis terletak pada pendekatan edukatif bagi lansia, misalnya anak berperan sebagai pendukung dan “penterjemah” terhadap sesuatu yang asing. Pendekatan sosial perawatan lansia dilakukan melalui diskusi, tukar pikiran, bercerita, dan rekreasi. Pemberian ketenangan dan kepuasan batin dalam hubungan dengan Tuhan atau agama terkait dengan perawatan melalui pendekatan spiritual. Keempat jenis pendekatan ini dapat membantu lansia dalam mempertahankan serta membesarkan daya hidup atau semangat hidupnya. Indonesia sendiri merupakan negara yang masih memiliki kultur keluarga besar yakni terdiri dari orang tua, anak dan cucu Ningsi, 2013. Selanjutnya dinyatakan bahwa keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang didalamnya terdapat kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan. Jika dikaitkan dengan keberadaan lansia, kondisi ini bermakna bahwa anak dan cucu adalah orang terdekat yang secara langsung bertanggungjawab untuk merawat orangtuanya, terlebih pada saat orangtua sudah memasuki usia lanjut. Berbeda halnya dengan hasil penelitian Khulaifah, dkk 2012, hasil studi Ningsi 2013 terhadap responden lansia yang tinggal di Panti Werdha Dharma 26 Bakti, Palembang, menunjukkan adanya pergeseran perilaku anak kandung dalam merawat orangtuanya yang lansia. Hal ini ditunjukkan oleh lansia yang dititipkan di panti werdha tersebut senantiasa meningkat jumlahnya dari tahun ke tahun. Apakah hasil studi ini mencerminkan berkurangnya respek terhadap orangtua seperti yang dinyatakan oleh O’Shea 1994, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut. Menurut peneliti ini, respek bisa berkonotasi negatif jika dihubungkan dengan persepsi terhadap meningkatnya ketergantungan ketika seseorang beranjak tua. Kedua hasil penelitian tersebut menunjukkan adanya kecenderungan perbedaan pola perawatan oleh anak terhadap orangtuanya yang sudah memasuki usia lanjut. Sebagai Guru Rupaka, orangtua melahirkan dan membesarkan anak- anaknya sebagai manusia, sehingga sudah sepatutnya anak memberi perhatian dan dukungan moral agar orangtua tetap bergairah untuk hidup lebih lama, khususnya bagi orangtua yang telah memasuki usia lanjut http:bali.kemenag.go.id . Berbakti adalah kewajiban setiap anak terhadap orangtuanya. Dalam pustaka Jawa Kuno berjudul Putra Sasana diuraikan kewajiban setiap anak untuk menunjukkan sikap hormat atau sujud bhakti terhadap orangtua gurunya serta pantangan- pantangan sekaligus keharusan-keharusan yang mesti dilaksanakan Sudharta, 1993. Dalam Kitab Taittiriya Upanisad I.11 dinyatakan bahwa ayah dan ibu adalah sinar suci dalam rumah tangga, oleh karenanya mereka wajar memperoleh bhakti dari keturunannya Suprapti, dkk, 2014. Dari pernyataan ini secara implisit dapat tersirat bahwa untuk menunjukkan pengabdian serta baktinya kepada 27 orangtua, anak berkewajiban untuk membalas budi orangtua yang mengadakannya di dunia ini melalui ketulusikhlasan untuk merawat mereka di hari tuanya.

2.5. Teori Tentang Lansia

Kegunaan utama teori dalam sebuah studi adalah untuk menjelaskan dan memprediksi Neuman, 2000. Dijelaskan bahwa secara umum terdapat dua makna tentang kegunaan penjelas dari sebuah teori, yakni penjelasan teoritis theoretical explanation sebagai argumen logis yang menjelaskan mengapa sesuatu terjadi dan penjelasan biasa ordinary explanation untuk menjelaskan sesuatu, sehingga dapat bermakna keilmuan. Sementara itu memprediksi merupakan suatu kegiatan untuk menyatakan sesuatu akan terjadi. Dalam penelitian ini, teori digunakan untuk menjelaskan guna menyajikan struktur studi dan memedomani pengembangan pertanyaan riset pokok masalah. Teori tentang proses penuaan baca:lansia, pada umumnyaa dikelompokkan ke dalam tiga kategori, yakni Teori Biologis, Teori Psikologis, dan Teori Sosiologis National Concil of Elderly, 1994. Teori Biologis dibagi menjadi tiga yakni Teori Radikal Bebas, Teori Cross-Link, dan Teori Imunologis. Pertama, Teori Radikal Bebas menyatakan bahwa proses penuaan diakibatkan oleh adanya pengaruh radikal bebas dimana proses metabolisme oksigen merupakan sumber radikal bebas yang terbesar. Kedua, Teori Cross-Link menyatakan bahwa rigiditas tubuh disebakan oleh terjadinya reaksi kimia yang menimbulkan senyawa antara molekul-molekul yang normal menjadi terpisah. Ketiga, Teori imunologis menyatakan bahwa penuaan terjadi karena adanya penurunan daya tahan tubuh imun, sehingga tubuh kehilangan kemampuan 28 untuk membedakan proteinnya sendiri dengan protein asing. Akibatnya, sistem imun menyerang dan menghancurkan jaringannya sendiri pada kecepatan yang meningkat secara bertahap. Teori Psikologis juga dikelompokkan menjadi tiga kategori yakni Teori pembebasan Disengagement Theory, Teori Aktivitas Activity Theory; dan Teoi Kontinuitas Coninuity Theory. Pertama, Teori Pembebasan menyatakan bahwa orang yang menua cenderung menarik diri dari peran yng biasanya dan terikat pada aktivitas yang lebih introspeksi dan berfokus pada diri sendiri. Kedua, Teori Aktivitas mempostulasi bahwa lansia dengan keterlibatan yang lebih besar, memiliki semangat dan kepuasan hidup yang lebih tinggi, penyesuaian serta kesehatan mental yang lebih positif dari pada lansia yang kurang terlibat secara sosial. Ketiga, Teori Kontinuitas adalah merupakan teori perkembangan yang menyatakan bahwa kepribadian seseorang tetap sama dan perilaku akan lebih mudah diprediksi seiring dengan terjadinya proses penuaan. Teori ini juga pada dasarnya dirancang untuk menjelaskan proses penuaan yang berhasilsukses. Teori Sosiologis dikelompokkan menjadi Teori Modernisasi, Teori Politikal Ekonomi, dan Teori Stratifikasi Sosial. Pertama, Teori Modernisasi menjelaskan cara dengan mana perubahan sosial mempengaruhi posisi lansia. Masyarakaat yang lebih modern, cenderung meletakkan lansia pada posisi yang lebih periperal yang sedikit banyak diakibatkan oleh keberadaan keluarga luas yang cenderung memisahkan orangtua dengan anak-anaknya. Kedua, Teori Politikal Ekonomi, menjelaskan bagaimana struktur sosial dan ekonomi menyebabkan situasi lingkungan negatif bagi orangtua. Ketiga, Teori Stratifikasi