Manfaat Penelitian Urgensi Penelitian

11 khususnya program KB. Pelaksanaan program KB di Provinsi Bali telah berhasil menurunkan fertilitas dan mortalitas bayi. Angka fertilitas total berhasil diturunkan dari sekitar 6 kelahiran menjadi 2,3 kelahiran per wanita selama periode 1970-2012. Begitu pula angka mortalitas bayi berhasil diturunkan dari 130 kematian menjadi 20 kematian per 1000 kelahiran hidup selama periode 1971-2010. Sementara itu, di pihak lain angka harapan hidup penduduk mengalami peningkatan secara signifikan, dari sekitar 46,27 tahun menjadi 72,67 tahun selama periode 1971-2010. Sebagai konsekuensi dari meningkatnya angka harapan penduduk, maka jumlah penduduk lanjut usia 60 tahun ke atas juga meningkat pesat. Selama kurun waktu sekitar 40 tahun 1971-2010, penduduk lanjut usia lansia telah meningkat hampir tiga kali lipat, yaitu dari 137.619 orang pada tahun 1971 menjadi 380.114 orang pada tahun 2010. Meningkatnya jumlah penduduk lansia, akan menimbulkan berbagai permasalahan, karena peningkatan jumlah lansia tidak sekedar hanya terkait dengan kebutuhan yang bersifat fisik, tetapi juga kebutuhan psikis, sosial, maupun spiritual. Apalagi penduduk lansia adalah tergolong penduduk rentan, berbagai penyakit mulai menghampirinya seperti tulang keropos osteoporosis, kelumpuhan, darah tinggi, jantung koroner, stroke, demikian pula pendengaran dan penglihatannya mulai terganggu. Kemajuan pembangunan telah serta merta mengubah pola kehidupan dalam masyarakat, dari masyarakat tradisional ke masyarakat modern. Masyarakat dengan banyak anak keluarga besar berubah menjadi keluarga kecil. Mereka akan lebih mampu meningkatkan pendidikan anak-anaknya, dan setelah tamat 12 anak-anak cenderung bekerja sesuai dengan aspirasi mereka. Bahkan kemungkinan besar mereka akan bekerja jauh dari tempat tinggal orang tuanya. Sementara itu, orang tuanya yang selama ini telah melahirkan, memelihara, membesarkan, dan mendidiknya, telah menjadi penduduk lansia dengan berbagai permasalahan hidup. Padahal dalam masyarakat Bali dikenal adanya ajaran “catur guru”, yang salah satunya adalah guru rupaka orang tua, artinya anak wajib bakti atau hormat pada orang tuanya. Bakti atau hormat pada orang tua bukan semata-mata pada saat orang tuanya masih hidup, namun juga setelah orang tuanya meninggal menjadi leluhur kewajiban bakti tersebut tetap dilakukan. Berangkat dari fenomena dilematis seperti di atas, maka sangat mendesak dilakukan penelitian tentang pola perawatan penduduk lansia pada masyarakat Bali agar harmoni kehidupan dalam masyarakat Bali tetap terjaga keberlanjutannya. 13

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Keberadaan Penduduk Lanjut Usia

Penduduk lanjut usia lansia muncul sebagai tantangan sosial-ekonomi terbesar di seluruh belahan dunia Novak et al., 2015. Pengaruh keberadaan lansia terhadap kondisi dan kebijakan sosial-ekonomi serta luaran individu merupakan salah satu isu penting di sebagian besar negara-negara sedang berkembang Tae-jeong Hewings, 2013; Vidovicova, 2014. Hal ini disebabkan pertumbuhan penduduk lansia di negara-negara sedang berkembang semakin cepat─pada tahun 2050 penduduk lansia di dunia diproyeksikan mencapai 2 milyar orang, dua pertiganya terdapat di kelompok negara ini, seperti yang dikemukakan oleh Chand dan Tung 2014. Oleh karena itu, menurut kelompok penulis ini, negara-negara sedang berkembang akan memiliki waktu yang lebih pendek untuk melakukan penyesuaian dan pengembangan infrastruktur serta kebijakan yang diperlukan untuk menanggulangi pertumbuhan penduduk lansianya. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan menyatakan bahwa lansia adalah seseorang yang karena usianya mengalami perubahan biologis, fisik, kejiwaan, dan sosial. Keberadaan penduduk lansia erat kaitannya dengan terminologi proses penuaan aging. Dalam kaitan dengan itu, Geller dan Simpson 1999 dalam Halme Moilanen, 2004 memandang penuaan sebagai suatu proses kronologis umur atau penurunan kapasitas fungsi-fungsi fisik, 14 mental, dan sosial. Arking 2006 dalam Dalgaard Strulik, 2014 menyatakan bahwa penuaan didefinisi sebagai hilangnya fungsi intrinsik, kumulatif, dan progresif yang pada akhirnya mengarah pada kematian. Dijelaskan bahwa penuaan individu sebaiknya lebih dipandang sebagai kejadian yang tergantung pada proses, dibanding kejadian, yang tergantung pada waktu. Artinya, bisa jadi seseorang yang berumur 65 tahun berada pada kondisi kesehatan yang lebih baik dibandingkan dengan orang lain yang berusia 50 tahun. Studi tentang lansia menjadi menarik karena adanya diversitas pada kelompok penduduk ini http:us.sagepub.com. Diberikan contoh bahwa para peneliti tertarik untuk mengetahui mengapa seseorang yang telah berumur 70 masih bisa menduduki jabatan presiden, sedangkan orang lain yang berusia sama sudah menjalani perawatan di tempat penitipan lansia. Dengan demikian, disimpulkan bahwa penuaan tidak berkaitan dengan “jam biologis” biological clock sebagai mekanisme yang mengendalikan aktivitas fisiologis organisme yang berubah secara harian, mingguan, tahunan, atau siklus reguler lainnya. Saat ini, Indonesia termasuk dalam lima besar negara dengan jumlah penduduk lansia terbanyak di dunia, yakni mencapai 18,1 juta jiwa atau 7,6 persen dari jumlah penduduk, dan diproyeksikan oleh Bappenas akan mencapai 36 juta orang pada tahun 2025 http:www.buk.kemkes.go.id . Kondisi ini menyebabkan Indonesia dikategorikan sebagai negara berstruktur penduduk tua yang pada akhirnya membawa konsekuensi pada peningkatan kebutuhan pelayanan terhadap lansia Departemen Sosiologi, Fisip, Universitas Airlangga, 2013.