Pola Perawatan Penduduk Lansia yang Diinginkan oleh Keluarganya di Masa Depan
125
istrinya, anaknya, saudaranya, dan iparnya. Partisipasi anggota keluarga lainnya menonjol dilakukan pada saat penduduk lansia dalam keadaan sakit. Kegiatan
partisipasi dalam merawat penduduk lansia yang dilakukan oleh anggota keluarga lainnya umumnya bersifat tulus ikhlas, dan 88,0 persen responden menyebutkan
partisipasi tersebut terkait dengan kewajiban sebagai penerus keluarga. Selanjutnya jika ditelusuri lebih jauh mengenai keinginan responden
dalam perawatan penduduk lansia di masa depan, apakah tetap dirawat oleh anaknya atau keluarganya sendiri. Ternyata hasil penelitian menunjukkan bahwa
seluruh responden menginginkan agar penduduk lansia tetap dirawat oleh anak- anak atau keluarganya sendiri. Alasan utama yang dikemukakan oleh responden
terkait dengan jawaban di atas adalah karena sudah menjadi tanggung jawab atau kewajiban anak-anak untuk merawat orang tuanya, kemudian disusul oleh alasan-
alasan lainnya seperti lebih nyaman dirawat oleh anak sendiri, mencerminkan kerukunan keluarga, dan lebih mudah dalam memantau kesehatan orang tua.
Sehubungan semakin kompleksnya aktivitas dalam pekerjaan dan masyarakat serta sejalan dengan perkembangan yang terjadi akhir-akhir ini, maka
dalam penelitian ini dijajagi pula apakah para responden ada pemikiran untuk menyerahkan perawatan orang tuanya ke lembaga lain. Ternyata respon terhadap
pemikiran di atas sangat tidak signifikan, yaitu hanya direspon “ya” oleh 2 dari 150 orang responden. Alasan utama responden tidak menyerahkan perawatan
orang tuanya ke lembaga lain adalah karena perawatan orang tua adalah menjadi tanggung jawab atau kewajiban dari anak-anak atau keluarganya sendiri. Atau
lebih pantas orang tuannya dirawat oleh anak-anak atau keluarganya sendiri.
126
Kemudian disusul oleh alasan-alasan lainnya seperti lebih nyaman atau lebih senang dirawat oleh anak-anaknya sendiri, ada rasa malu perawatan orang tuanya
diserahkan pada orang atau lembaga lain, ingin melewatkan masa tuanya bersama anak-anaknya, dan masih ada anak-anak atau keluarga yang mengurusnya.
Penelusuran terhadap pendapat responden masih dijajagi lebih jauh melalui pertanyaan apakah responden akan menyerahkan perawatan penduduk lansia
kepada lembaga lain, jika lembaga tersebut lebih profesional. Jawaban terhadap pertanyaan terakhir nasibnya sama dengan pertanyaan sebelumnya, yaitu hanya
dijawab “ya” oleh 4 dari 150 orang responden. Alasan utama yang dikemukakan oleh sekitar 97 persen responden yang menjawab “tidak” menyerahkan perawatan
orang tuanya ke lembaga lain yang lebih profesional adalah karena urusan perawatan orang tua merupakan tanggung jawab atau kewajiban anak-anaknya.
Pertanyaan lebih lanjut juga ditujukan kepada responden sendiri, jika suatu ketika menjadi lansia apakah tetap menginginkan dirawat oleh anak-anakkeluarga
sendiri. Jawaban atas pertanyaan tersebut ternyata tetap konsisten, bahwa seluruh responden tetap ingin dirawat oleh anak-anakkeluarga sendiri. Alasan yang
diberikan juga hampir sama, yaitu sebagian besar menyebutkan karena perawatan lansia sudah merupakan kewajiban atau tanggung jawab anak-anakkeluarga
sendiri. Jawaban-jawaban yang disampaikan oleh responden terhadap berbagai pertanyaan sebelumnya, selanjutnya dikonfirmasi melalui pengetahuan responden
bahwa keturunan atau anak-anak memiliki kewajiban secara etikamoral dan agama untuk merawat orang tuanya di hari tua. Terkait dengan konfirmasi
terhadap pengetahuan responden, ternyata keseluruhan responden mengaku
127
memiliki pengetahuan tersebut. Menurut responden, pengetahuan tentang kewajiban atau tanggung jawab anak terhadap perawatan orang tuanya diatur
dalam “catur guru”, atau lebih spesifik lagi adalah “guru rupaka”. Lebih jauh konsep perawatan lansia terkait dengan filosofi “catur guru”
khususnya “guru rupaka” yang menyoroti kewajiban anak dalam perawatan penduduk lansia orang tuanya juga ditanyakan contoh nyata yang dilakukan
responden apakah sudah sesuai dengan pemahaman tersebut.Jawaban terhadap pertanyaan tersebut ternyata tetap konsisten dengan jawaban-jawaban responden
sebelumnya, yaitu semua responden menyatakan apa yang mereka kerjakan sudah sesuai dengan pemahaman terhadap kewajiban anak untuk merawat orang tuanya,
apalagi kalau sudah lansia. Bahkan keyakinan ini semakin diperkuat dengan adanya pernyataan seluruh
responden yang menginginkan untuk tetap mempertahankan kondisi seperti ini di masa yang akan datang, karena konsep
“guru rupaka” sangat kental dengan nilai-nilai etikamoral dan agama yang menjunjung tinggi rasa kebersamaan, kerukunan, dan kekerabatan.
128