Pola perawatan yang dirasakan oleh lansia
77
kepada mereka, dan hanya sekitar 4 persen yang merasakan bahwa keluarga mereka tidak memberikan perawatan yang memadai selama ini. Data ini
menunjukkan bahwa sebagian besar keluarga lansia memberikan perawatan yang memadai kepada lansia yang ada dalam keluarga mereka. Hal ini dapat dikatakan
mereka masih menganggap bahwa kewajiban merawat orang tua harus dilakukan sebagai bagian dalam membayar hutang Rna kepada orang tua leluhur. Hanya
sangat sedikit lansia yang menyatakan bahwa keluarga mereka tidak memberikan perawatan yang memadai selama ini. Ada beberapa alasan yang mereka katakana
kenapa keluarga tidak memberikan perawatan yang memadai kepada lansia tersebut antara lain: 1. Anak atau menantu tidak perhatiancuek mereka katakan
kepada lansia yang bersangkutan; 2 mereka merasa masih mampu mengurus diri mereka sendiri. Bagi lansia yang merasa masih mampu mengurus diri mereka
sendiri tidak atau belum memerlukan perawatan dari keluarganya sehingga keluarga lansia kurang memberikan perawatannya kepada lansia tersebut. Ada
satu alasan mungkin yang perlu mendapatkan perhatian adalah alasan yang disampaikan oleh lansia adalah keluarga yaitu anak atau menantu tidak perhatian
atau cuek kepada lansia, namun belum diketahui kenapa hal itu dapat terjadi. Apakah karena anak atau menantu sibuk bekerja sehingga tidak dapat merawat
lansia sepenuhnya, itu tetap ada kemungkinannya. Dengan untuk dapat mengetahui alasan tersebut secara lebih baik, maka sangat penting dilakukan
wawancara mendalam untuk mengetahui informasi tersebut secara lebih baik. Namun demikian secara umum bahwa lansia merasa bahwa keluarga mereka
78
mengurus lansia secara memadai selama ini. Berikut disampaikan berbagai jenis perawatan yang dirasakan oleh lansia yang diberikan oleh keluarganya.
Tabel 4.19 Jenis Perawatan yang Dipersepsikan Oleh Lansia
dari Keluarganya Selama ini No.
Keterangan Ya
Tidak Total
1 Perawatan yang memadai secara
ekonomi 85,3
14,7 100,0
2 Perawatan yang memadai dari segi
kesehatan 98,7
1,3 100,0
3 Perhatian yang memadai
98,7 1,3
100,0 4
Cinta kasih yang memadai 98,7
1,3 100,0
5 Penerimaan oleh lingkungan sebagai
lansia 98,7
1,3 100,0
6 Memperoleh
informasi yang
memadai tentang hal-hal positif yang harus dilakukan sebagai lansia
98,7 1,3
100,0
7 Memperoleh dukungan dan motivasi
dari keluarga untuk melakukan kegiatan keagamaan
98,7 1,3
100,0
8 Memperoleh
perlindungan yang
memadai dari keluarga 98,7
1,3 100,0
Sumber: Data Primer, 2015 Secara umum lansia yang menyatakan bahwa keluarganya memberikan
perawatan yang memadai kepada mereka memberikan jawaban yang hampir sama untuk seluruh indikator yang ditanyakan kepada mereka. Data dalam Tabel 4.19
menujukkan sekitar 15 persen responden lansia menyatakan bahwa secara ekonomi mereka tidak memperoleh perawatan yang memadai. Namun secara
keseluruhan mereka menyatakan bahwa lansia memperoleh perawatan yang memadai dari keluarganya. Satu hal yang mungkin perlu diperdalam adalah
pandangan lansia yang menyatakan mereka tidak memperoleh perawatan yang memadai dari segi ekonomi. Ada kemungkinan bahwa keluarga lansia mengalami
79
persoalan ekonomi atau kondisi ekonomi keluarga lansia yang tidak begitu memadai sehingga tidak mampu memberikan perawatan ekonomi secara memadai
seperti yang mereka inginkan atau harapkan. Untuk indikator-indikator selain indikator ekonomi, dapat dilihat hampir semua menyatakan bahwa mereka
memperoleh perawatan yang memadai dari keluarganya selama ini. Satu hal yang sangat menarik dari apa yang disampaikan oleh para lansia adalah mengenai
dukungan oleh keluarganya untuk berkeluarga lagi terutama bagi mereka yang berstatus janda atau duda. Dari data yang ada sekitar 59 persen responden lansia
yang berstatus janda atau cerai. Data menunjukkan bahwa semua responden lansia yang berstatus jandadudacerai tidak memperoleh dukungan dari
keluarganya untuk berkeluarga atau mencari pasangan hidup lagi. Responden lansia yang diteliti dalam penelitian ini berumur 60 tahun ke atas, dan sebagian
besar responden lansia berumur diatas 65 tahun dan bahkan ada yang berumur 80 tahun. Dengan kondisi yang seperti ini kemungkinan keluarganya tidak
mendukung lansia untuk berkeluarga lagi, dan ini ditunjukkan oleh 100 persen keluarga responden lansia tidak mendukung hal tersebut. Hal ini juga didukung
oleh pernyataan dari lansia sendiri bahwa mereka juga tidak berkeinginan berkeluarga lagi dengan beberapa alasan seperti masih mencintai suamiistrinya
yang telah tiada, kasihan anak dan cucunya yang sudah ada sekarang, merasa sudah tua, dan merasa bahagia dengan keadaan yang sekarang.
Ada alasan yang menarik bagi responden yang menjawab keluarga tidak perhatian secara ekonomi antara lain karena masih mampu mencari nafkah sendiri
karena masih bekerja atau ada juga yang memiliki tempat kontrakkan sehingga
80
memperoleh penghasilan. Data juga menunjukkan bahwa sekitar 34 persen responden lansia adalah bekerja, sehingga memperoleh penghasilan sendiri,
sehingga keluarga mungkin tidak perlu memberikan perhatian dari segi ekonomi yang sangat serius seperti lansia yang tidak bekerja. Ada juga kemungkinan lansia
masuk pasar kerja atau terpaksa bekerja karena keluarganya tidak memberikan perhatian secara ekonomi yang memadai kepada mereka. Untuk itu informasi
yang lebih mendalam tentang hal ini perlu untuk digali melalui kegiatan wawancara mendalam.
Pola perawatan yang dirasakan oleh responden lansia dapat juga dilihat dari segi daerah tempat tinggal yaitu di Kota Denpasar dan Kabupaten Tabanan,
apakah polanya sama. Jumlah responden di kedua tempat tersebut adalah sama yaitu masing-masing 75 orang, sehingga total responden lansia sebanyak 150
orang. Dalam Tabel 4.17 persentase responden lansia yang memberikan jawaban ya terhadap pertanyaan yang diajukan dihitung dari total 75 orang lansia dari
masing-masing kabupatenkota. Data berikut ini menunjukkan informasi di kedua daerah penelitian tentang pola perawatan yang dirasakan oleh lansia.
Data yang ditunjukkan oleh data pada Tabel 4.20 menunjukkan bahwa lansia yang berada di Kota Denpasar hampir seluruh butir pertanyaan yang
ditanyakan kondisinya 100 persen, yang menyatakan bahwa ya. Hal ini berarti responden lansia di Kota Denpasar mempersepsikan atau merasakan perawatan
yang diberikan oleh keluarganya dalam segala segi sudah memadai. Kondisi lansia di Kota Denpasar sedikit lebih baik persepsi yang disampaikan
dibandingkan dengan lansia di Kabupaten Tabanan. Hanya satu variabel yang
81
dipersepsikan oleh responden di Kabupaten Tabanan lebih baik dibandingkan dengan Kota Denpasar yaitu berkaitan dengan persepsi lansia tentang perawatan
dari sisi ekonomi. Responden lansia di Kabupaten Tabanan sedikit lebih tinggi persentasenya yang menyatakan bahwa mereka menerima perawatan yang
memadai dari segi ekonomi. Variabel lainnya dipersepsikan oleh responden lansia di Kabupaten Tabanan lebih rendah daripada responden di Kota Denpasar. Data
secara umum menunjukkan persepsi lansia di Kota Denpasar lebih tinggi pada semua variabel yang lainnya. Secara umum dapat disimpulkan bahwa lansia
mempersepsikan bahwa mereka menerima perawatan yang memadai dari keluarga dan anak-anak mereka.
Tabel 4.20 Jenis Perawatan yang Dipersepsikan Oleh Lansia
Menurut KabupatenKota No.
Persepsi lansia
tentang pola
perawatan yang dirasakan oleh lansia Denpasar
Tabanan N
N 1
Perawatan yang memadai secara ekonomi
61 81,3 67 89,3
2 Perawatan yang memadai dari segi
kesehatan 75
100,0 73 97,3
3 Perhatian yang memadai
75 100,0 73 97,3
4 Cinta kasih yang memadai
75 100,0 73 97,3
5 Penerimaan oleh lingkungan sebagai
lansia 75 100,0
73 97,3 6
Memperoleh informasi
yang memadai tentang hal-hal positif yang
harus dilakukan sebagai lansia 75 100,0
73 97,3
7 Memperoleh dukungan dan motivasi
dari keluarga untuk melakukan kegiatan keagamaan
75 100,0 73 97,3
8 Memperoleh
perlindungan yang
memadai dari keluarga 75 100,0
73 97,3 Sumber: Data Primer, 2015
82
Lebih lanjut dalam penelitian ini juga ditanyakan apakah responden lansia merasa bahagia dengan perawatan yang telah diberikan oleh keluarganya selama
ini. Data hasil penelitian menunjukkan bahwa lebih dari 97 persen responden lansia menyatakan merasa bahagia dengan perawatan yang telah diberikan oleh
keluarganya selama ini, dan hanya sekitar 3 persen yang menyatakan tidak. Jawaban responden lansia cukup konsisten dengan pertanyaan berikut yang
disampaikan yaitu apakah mereka merasa ada yang kurang dari perawatan selama ini yang diberikan oleh keluarganya, sekitar 97 persen juga menyatakan tidak
artinya mereka merasakan tidak ada yang kurang dari perawatan yang selama ini diberikan oleh keluarganya dan hanya sekitar 3 persen yang menjawab ya atau
lansia masih ada yang merasakan kekurangan dari perawatan yang diterimanya selama ini dari keluarganya. Alasan yang diajukan oleh lansia kenapa mereka
merasakan seperti itu antara lain karena: 1 keluarga kurang perhatian kepada lansia, 2. Seringkali lansia merasa sakit hati karena perkataan keluarganya; dan
3. tidak mendapatkan kasih sayang dari anak. Secara rinci jawaban responden lansia tentang hal tersebut disampaikan berikut ini.
Tabel 4.21 Persepsi Lansia Terhadap Perawatan dari Keluarga
No
Persepsi lansia terhadap perawatan yang diberikan oleh keluarga
Persen
1
Merasa bahagia 97,3
2
Merasa ada yang kurang 2,7
3
Merasa bahwa perawatan yang diberikan menjadi tanggung jawab keluarga
98,7
4
Keluarga merasa keberatan merawat lansia sehari-hari 1,3
5
Sering merasa kesaltidak enak hati atas sikap yang
ditunjukkan keluarga 3,3
6
Ada keluarga lain yang ikut merawat lansia 93,3
7
Partisipasi keluarga lain dirasakan tulus ikhlas 93,3
Sumber: Data Primer, 2015
83
Data dalam Tabel 4.21 menunjukkan jawaban yang konsisten antara pertanyaan yang satu dengan pertanyaan yang lainnya. Untuk pertanyaan yang
bermakna positif dijawab oleh responden dengan persentase yang semuanya diatas 93 persen, bahkan untuk persepsi bahwa keluarga menganggap perawatan
terhadap lansia adalah menjadi tanggung jawab anakkeluarga hampir 99 persen yang menjawab demikian. Untuk pertanyaan yang bermakna negatif dalam
hubungannya dengan perawatan pada lansia dijawab dengan persentase yang sangat rendah seperti responden lansia merasa ada perawatan yang kurang,
keluarga merasa keberatan merawat lansia, dan lansia merasa kesaltidak enak hati atas sikap yang ditunjukkan oleh keluarganya yang kesemuanya memiliki
persentase sekitar 3 persen ke bawah. Kondisi ini menunjukkan bahwa lansia sebagian besar mempersepsikan bahwa perawatan yang mereka terima selama ini
dari keluarganya sudah bagus, memadai dan sesuai dengan keinginan lansia. Pandangan lansia tentang perawatan yang diterimanya juga dapat dilihat menurut
daerah penelitian yaitu Kota Denpasar dan Kabupaten Tabanan dan disampaikan berikut ini.
Data Tabel 4.22 menunjukkan ada sedikit perbedaan persentase jawaban responden lansia menurut tempat tinggal dan hasil ini konsisten dengan hasil
sebelumnya, untuk makna yang positif Kota Denpasar memiliki persentase yang lebih tinggi pada semua variabel dibandingkan dengan Kota Denpasar. Demikian
sebaliknya pada variabel yang memiliki makna negatif, responden di Kota Denpasar lebih rendah persentasenya menjawab variabel tersebut dibandingkan
dengan responden lansia di Kabupaten Tabanan untuk seluruh variabel yang
84
bermakna negatif. Data ini juga menunjukkan bahwa secara umum lansia yang berada di Kota Denpasar mempersepsikan diri mereka lebih mendapatkan
perawatan yang memadai atau sesuai dengan yang diharapkan dibandingkan dengan lansia di Kabupaten Badung.
Tabel 4.22 Persepsi Lansia Terhadap Perawatan dari Keluarga Menurut KabupatenKota
No
Persepsi lansia terhadap perawatan yang diberikan oleh keluarga
Denpasar Tabanan
N N
1
Merasa bahagia 75 100,0
71 94,7
2
Merasa ada yang kurang 0 0,0
4 5,3
3
Merasa bahwa
perawatan yang
diberikan menjadi tanggung jawab keluarga
75 100.0 73 97,3
4
Keluarga merasa keberatan merawat lansia sehari-hari
0 0,0 2 2,7
5
Sering merasa kesaltidak enak hati atas sikap yang ditunjukkan keluarga
1 1,3 4 5,3
6
Ada keluarga lain yang ikut merawat lansia
72 96,0 68 90,7
7
Partisipasi keluarga lain dirasakan tulus ikhlas
72 96,0 68 90,7
Sumber: Data Primer, 2015 Lansia yang menyatakan bahwa tidak ada yang kurang perawatan yang
diberikan oleh keluarganya selama ini juga mempunyai beberapa alasan. Beberapa alasan yang disampai antara lain: 1. Anak selama ini sudah memberikan yang
terbaik; 2. Anak sudah bertanggung jawab; 3. Anak menyayangi, menghormati, dan merawat dengan baik; 4. Anak bertanggung jawab; 5. Keluarga selalu
mendampingi; 6. Perawatan yang diberikan selama ini sudah cukup; 7. Merasa bangga dengan anak dalam merawat; 7. Selalu diperhatikan dan dirawat dengan
baik; 8. Selalu memberikan perhatian dan kasih sayang; 8. Selalu
85
memperhatikan dan merawat; 9. Sudah dilayani dengan baik setiap hari; 10. Sudah sesuai dengan yang diharapkan. Dari beberapa alternatif jawaban yang
diberikan oleh lansia tentang alasan-alasan tersebut dapat dilihat yang paling banyak menyatakan perawatan yang diberikan oleh keluarganya selama ini kepada
lansia mereka rasakan sudah cukup. Jika dihubungkan dengan kondisi sosial masyarakat khususnya bagi umat
Hindu merawat orang tua adalah sebuah kewajiban sebagai sebuah cara untuk membayar hutang Rna kepada orang tua atau leluhur. Dalam penelitian ini juga
dikaji dengan menanyakan apakah perawatan terhadap lansia yang mereka miliki menjadi tanggungjawab keluarganya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sekitar
99 persen menyatakan ya, artinya merawat orang tualansia memang menjadi tanggung jawab keluarga mereka, hanya 1 persen yang menyatakan sebaliknya
bahwa merawat orang tua adalah bukan tanggung jawab keluarga. Pertanyaan ini dijawab secara konsisten oleh para responden lansia dengan pertanyaan
berikutnya, dimana sekitar 99 persen responden lansia juga menyatakan bahwa keluarga mereka tidak merasa berkeberatan dalam merawat lansia yang mereka
miliki, dan hanya 1 persen juga yang merasa berkeberatan dalam merawat orang tuanya yang sudah lansia. Oleh karena keluarga lansia yang hanya merasa bahwa
merawat orang tua mereka bukanlah tanggung jawabnya, maka terlihat juga jawabannya bahwa mereka merasa berkeberatan dalam merawat orang tuanya.
Meskipun demikian jawaban seperti ini hanya disampaikan oleh hanya 1 persen responden lansia.
86
Ada hal yang menarik terlihat dalam hasil penelitian ini dimana hal ini ditunjukkan oleh sikap yang ditunjukkan oleh lansia kepada keluarga yang
merawatnya. Sekitar 3 persen responden lansia menyatakan bahwa mereka sering merasa kesaltidak enak hati atas sikap yang ditunjukkan oleh keluarga yang
merawat mereka. Namun demikian tetap jauh lebih banyak yaitu sekitar 97 persen responden lansia tidak merasa kesal atas sikap yang ditunjukkan oleh keluarga
yang merawat ini. Jawaban ini juga konsisten dengan jawaban-jawaban yang lainnya, seperti jawaban bahwa keluarga responden lansia menganggap bahwa
merawat orang tua sebagai kewajibannya untuk membayar hutang Rna kepada leluhur atau orang tua, sehingga sikap mereka akan secara tulus merawat lansia.
Kondisi ini tentu saja tidak akan menyebabkan responden lansia merasa kesal, sehingga sebagian besar responden lansia menyatakan tidak pernah kesal atas
sikap yang ditunjukkan keluarga yang merawatnya, karena sikap keluarga yang merawatnya sesuai dengan harapan lansia. Lansia yang merasa kesal atas sikap
yang ditunjukkan oleh keluarganya sering berkaitan dengan masalah kesehatan dan kebersihan.
Lansia yang menjadi responden dalam penelitian ini tidak hanya dirawat oleh anak atau menantunya yang ada di keluarga dimana mereka tinggal, ada juga
keluarga lainnya yang ikut berpartisipasi dalam merawat lansia. Hal ini dijawab oleh sekitar 93 persen responden yang menyatakan bahwa ada keluarga lainnya
yang juga ikut berpartisipasi dalam merawat lansia yang bersangkutan. Sisanya sekiyat 7 persen responden lansia menyatakan tidak ada orang lain lagi yang
berpartisipasi merawat mereka selain keluarganya yang sekarang merawatnya
87
dimana lansia itu tinggal. Keluarga-keluarga yang disebutkan oleh responden lansia yang ikut berpartisipasi dalam merawat mereka antara lain adik
kandungsaudara, adik ipar, cucu, menantu, anak yang sudah menikah keluar, keponakan, dan sepupu. Lansia yang dirawat oleh mereka itu hampir semuanya
menyebutkan tidak hanya 1 orang yang juga ikut berpastisipasi dalam merawat lansia, namun 2 sampai 3 orang yang juga berpartisipasi dalam merawat mereka,
seperti kombinasi antara keponakan, adik, dan ipar; atau ada juga yang dirawat oleh sepupu, dan keponakan; atau menantu, cucu, dan anak. Demikian juga
kombinasi-kombinasi lainnya yang mencerminkan hampir semua lansia boleh dikatakan memiliki keluarga besar yang juga ikut berpartisipsi dalam merawat
mereka. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh keluarga lainnya tersebut dalam partisipasinya merawat lansia tersebut ada berbagai macam aktivitas, dan keluarga
yang ikut membantu tersebut juga membantu dalam berbagai kegiatan. Kegiatan- kegiatan yang dibantu oleh mereka tersebut antara lain kegiatan yang berkaitan
dengan kesehatan lansia, kebersihan badan dari lansia, pola makan yang sebaiknya dilakukan oleh lansia, membantu membelikan perlengkapan atau
kebutuhan lansia, memberikan saran kepada lansia, membuatkan makanan, mengajak makan bersama, membantu membuatkan sesajen, mengajak jalan-jalan,
mengantar berolah raga, mengantar ke dokter disaat sedang sakit, membantu merawat di saat sedang sakit, menyuapi lansia di saat sedang sakit.
Berbagai kombinasi kegiatan-kegiatan itulah yang dilakukan oleh keluarga lainnya dalam berpartisipasi merawat lansia selama ini. Data yang ada
menunjukkan paling banyak keluarga tersebut membantu merawat lansia pada
88
saat lansia tersebut sedang sakit. Selain itu juga mereka banyak membantu lansia untuk menyiapkan makanan atau mengantarkan makanan kesukaan lansia
tersebut. Data juga menunjukkan bahwa responden lansia merasakan bahwa semua 100 persen keluarga lain yang juga berpartisipasi dalam merawat lansia
tersebut dilakukan secara tulus. Responden lansia juga merasakan bahwa keluarga lain tersebut yang ikut berpartisipasi dalam merawat lansia juga menganggap
bahwa tugas tersebut adalah kewajiban sebagai penerusanggota keluarga. Dengan memperhatikan data dari hasil penelitian yang telah disampaikan tersebut dapat
disimpulkan bahwa keeratan kekeluargaan masih sangat kental di Bali khususnya bagi umat Hindu, sehingga mereka menganggap bahwa merawat orang tua adalah
kewajiban sebagai anak untuk membayar hutang Rna kepada leluhur atau orang tua. Hal ini tentulah sangat menyenangkan atau membahagiakan orang tua karena
masih memiliki harapan bahwa di masa depan anak akan tetap merawat mereka sampai akhir hayat. Kondisi ini juga menunjukkan bahwa meskipun Bali
mengalami perkembangan atau kemajuan di segala bidang, dan dengan kemajuan teknologi informasi dimana dunia ini seolah-olah tanpa batas, namun kondisi
sosial dan kekerabatan penduduk Bali khususnya umat Hindu dalam merawat orang tua masih tetap terjaga dengan baik. Hal ini tentu sebuah kondisi yang
sangat ideal mengingat lansia akan merasakan ketenangan dan kebersamaan dalam menghadapi hari tua mereka jika orang yang merawatnya adalah orang
orang yang dekat dan yang mereka kenal dengan baik.
89