Pola perawatan yang dirasakan oleh lansia

77 kepada mereka, dan hanya sekitar 4 persen yang merasakan bahwa keluarga mereka tidak memberikan perawatan yang memadai selama ini. Data ini menunjukkan bahwa sebagian besar keluarga lansia memberikan perawatan yang memadai kepada lansia yang ada dalam keluarga mereka. Hal ini dapat dikatakan mereka masih menganggap bahwa kewajiban merawat orang tua harus dilakukan sebagai bagian dalam membayar hutang Rna kepada orang tua leluhur. Hanya sangat sedikit lansia yang menyatakan bahwa keluarga mereka tidak memberikan perawatan yang memadai selama ini. Ada beberapa alasan yang mereka katakana kenapa keluarga tidak memberikan perawatan yang memadai kepada lansia tersebut antara lain: 1. Anak atau menantu tidak perhatiancuek mereka katakan kepada lansia yang bersangkutan; 2 mereka merasa masih mampu mengurus diri mereka sendiri. Bagi lansia yang merasa masih mampu mengurus diri mereka sendiri tidak atau belum memerlukan perawatan dari keluarganya sehingga keluarga lansia kurang memberikan perawatannya kepada lansia tersebut. Ada satu alasan mungkin yang perlu mendapatkan perhatian adalah alasan yang disampaikan oleh lansia adalah keluarga yaitu anak atau menantu tidak perhatian atau cuek kepada lansia, namun belum diketahui kenapa hal itu dapat terjadi. Apakah karena anak atau menantu sibuk bekerja sehingga tidak dapat merawat lansia sepenuhnya, itu tetap ada kemungkinannya. Dengan untuk dapat mengetahui alasan tersebut secara lebih baik, maka sangat penting dilakukan wawancara mendalam untuk mengetahui informasi tersebut secara lebih baik. Namun demikian secara umum bahwa lansia merasa bahwa keluarga mereka 78 mengurus lansia secara memadai selama ini. Berikut disampaikan berbagai jenis perawatan yang dirasakan oleh lansia yang diberikan oleh keluarganya. Tabel 4.19 Jenis Perawatan yang Dipersepsikan Oleh Lansia dari Keluarganya Selama ini No. Keterangan Ya Tidak Total 1 Perawatan yang memadai secara ekonomi 85,3 14,7 100,0 2 Perawatan yang memadai dari segi kesehatan 98,7 1,3 100,0 3 Perhatian yang memadai 98,7 1,3 100,0 4 Cinta kasih yang memadai 98,7 1,3 100,0 5 Penerimaan oleh lingkungan sebagai lansia 98,7 1,3 100,0 6 Memperoleh informasi yang memadai tentang hal-hal positif yang harus dilakukan sebagai lansia 98,7 1,3 100,0 7 Memperoleh dukungan dan motivasi dari keluarga untuk melakukan kegiatan keagamaan 98,7 1,3 100,0 8 Memperoleh perlindungan yang memadai dari keluarga 98,7 1,3 100,0 Sumber: Data Primer, 2015 Secara umum lansia yang menyatakan bahwa keluarganya memberikan perawatan yang memadai kepada mereka memberikan jawaban yang hampir sama untuk seluruh indikator yang ditanyakan kepada mereka. Data dalam Tabel 4.19 menujukkan sekitar 15 persen responden lansia menyatakan bahwa secara ekonomi mereka tidak memperoleh perawatan yang memadai. Namun secara keseluruhan mereka menyatakan bahwa lansia memperoleh perawatan yang memadai dari keluarganya. Satu hal yang mungkin perlu diperdalam adalah pandangan lansia yang menyatakan mereka tidak memperoleh perawatan yang memadai dari segi ekonomi. Ada kemungkinan bahwa keluarga lansia mengalami 79 persoalan ekonomi atau kondisi ekonomi keluarga lansia yang tidak begitu memadai sehingga tidak mampu memberikan perawatan ekonomi secara memadai seperti yang mereka inginkan atau harapkan. Untuk indikator-indikator selain indikator ekonomi, dapat dilihat hampir semua menyatakan bahwa mereka memperoleh perawatan yang memadai dari keluarganya selama ini. Satu hal yang sangat menarik dari apa yang disampaikan oleh para lansia adalah mengenai dukungan oleh keluarganya untuk berkeluarga lagi terutama bagi mereka yang berstatus janda atau duda. Dari data yang ada sekitar 59 persen responden lansia yang berstatus janda atau cerai. Data menunjukkan bahwa semua responden lansia yang berstatus jandadudacerai tidak memperoleh dukungan dari keluarganya untuk berkeluarga atau mencari pasangan hidup lagi. Responden lansia yang diteliti dalam penelitian ini berumur 60 tahun ke atas, dan sebagian besar responden lansia berumur diatas 65 tahun dan bahkan ada yang berumur 80 tahun. Dengan kondisi yang seperti ini kemungkinan keluarganya tidak mendukung lansia untuk berkeluarga lagi, dan ini ditunjukkan oleh 100 persen keluarga responden lansia tidak mendukung hal tersebut. Hal ini juga didukung oleh pernyataan dari lansia sendiri bahwa mereka juga tidak berkeinginan berkeluarga lagi dengan beberapa alasan seperti masih mencintai suamiistrinya yang telah tiada, kasihan anak dan cucunya yang sudah ada sekarang, merasa sudah tua, dan merasa bahagia dengan keadaan yang sekarang. Ada alasan yang menarik bagi responden yang menjawab keluarga tidak perhatian secara ekonomi antara lain karena masih mampu mencari nafkah sendiri karena masih bekerja atau ada juga yang memiliki tempat kontrakkan sehingga 80 memperoleh penghasilan. Data juga menunjukkan bahwa sekitar 34 persen responden lansia adalah bekerja, sehingga memperoleh penghasilan sendiri, sehingga keluarga mungkin tidak perlu memberikan perhatian dari segi ekonomi yang sangat serius seperti lansia yang tidak bekerja. Ada juga kemungkinan lansia masuk pasar kerja atau terpaksa bekerja karena keluarganya tidak memberikan perhatian secara ekonomi yang memadai kepada mereka. Untuk itu informasi yang lebih mendalam tentang hal ini perlu untuk digali melalui kegiatan wawancara mendalam. Pola perawatan yang dirasakan oleh responden lansia dapat juga dilihat dari segi daerah tempat tinggal yaitu di Kota Denpasar dan Kabupaten Tabanan, apakah polanya sama. Jumlah responden di kedua tempat tersebut adalah sama yaitu masing-masing 75 orang, sehingga total responden lansia sebanyak 150 orang. Dalam Tabel 4.17 persentase responden lansia yang memberikan jawaban ya terhadap pertanyaan yang diajukan dihitung dari total 75 orang lansia dari masing-masing kabupatenkota. Data berikut ini menunjukkan informasi di kedua daerah penelitian tentang pola perawatan yang dirasakan oleh lansia. Data yang ditunjukkan oleh data pada Tabel 4.20 menunjukkan bahwa lansia yang berada di Kota Denpasar hampir seluruh butir pertanyaan yang ditanyakan kondisinya 100 persen, yang menyatakan bahwa ya. Hal ini berarti responden lansia di Kota Denpasar mempersepsikan atau merasakan perawatan yang diberikan oleh keluarganya dalam segala segi sudah memadai. Kondisi lansia di Kota Denpasar sedikit lebih baik persepsi yang disampaikan dibandingkan dengan lansia di Kabupaten Tabanan. Hanya satu variabel yang 81 dipersepsikan oleh responden di Kabupaten Tabanan lebih baik dibandingkan dengan Kota Denpasar yaitu berkaitan dengan persepsi lansia tentang perawatan dari sisi ekonomi. Responden lansia di Kabupaten Tabanan sedikit lebih tinggi persentasenya yang menyatakan bahwa mereka menerima perawatan yang memadai dari segi ekonomi. Variabel lainnya dipersepsikan oleh responden lansia di Kabupaten Tabanan lebih rendah daripada responden di Kota Denpasar. Data secara umum menunjukkan persepsi lansia di Kota Denpasar lebih tinggi pada semua variabel yang lainnya. Secara umum dapat disimpulkan bahwa lansia mempersepsikan bahwa mereka menerima perawatan yang memadai dari keluarga dan anak-anak mereka. Tabel 4.20 Jenis Perawatan yang Dipersepsikan Oleh Lansia Menurut KabupatenKota No. Persepsi lansia tentang pola perawatan yang dirasakan oleh lansia Denpasar Tabanan N N 1 Perawatan yang memadai secara ekonomi 61 81,3 67 89,3 2 Perawatan yang memadai dari segi kesehatan 75 100,0 73 97,3 3 Perhatian yang memadai 75 100,0 73 97,3 4 Cinta kasih yang memadai 75 100,0 73 97,3 5 Penerimaan oleh lingkungan sebagai lansia 75 100,0 73 97,3 6 Memperoleh informasi yang memadai tentang hal-hal positif yang harus dilakukan sebagai lansia 75 100,0 73 97,3 7 Memperoleh dukungan dan motivasi dari keluarga untuk melakukan kegiatan keagamaan 75 100,0 73 97,3 8 Memperoleh perlindungan yang memadai dari keluarga 75 100,0 73 97,3 Sumber: Data Primer, 2015 82 Lebih lanjut dalam penelitian ini juga ditanyakan apakah responden lansia merasa bahagia dengan perawatan yang telah diberikan oleh keluarganya selama ini. Data hasil penelitian menunjukkan bahwa lebih dari 97 persen responden lansia menyatakan merasa bahagia dengan perawatan yang telah diberikan oleh keluarganya selama ini, dan hanya sekitar 3 persen yang menyatakan tidak. Jawaban responden lansia cukup konsisten dengan pertanyaan berikut yang disampaikan yaitu apakah mereka merasa ada yang kurang dari perawatan selama ini yang diberikan oleh keluarganya, sekitar 97 persen juga menyatakan tidak artinya mereka merasakan tidak ada yang kurang dari perawatan yang selama ini diberikan oleh keluarganya dan hanya sekitar 3 persen yang menjawab ya atau lansia masih ada yang merasakan kekurangan dari perawatan yang diterimanya selama ini dari keluarganya. Alasan yang diajukan oleh lansia kenapa mereka merasakan seperti itu antara lain karena: 1 keluarga kurang perhatian kepada lansia, 2. Seringkali lansia merasa sakit hati karena perkataan keluarganya; dan 3. tidak mendapatkan kasih sayang dari anak. Secara rinci jawaban responden lansia tentang hal tersebut disampaikan berikut ini. Tabel 4.21 Persepsi Lansia Terhadap Perawatan dari Keluarga No Persepsi lansia terhadap perawatan yang diberikan oleh keluarga Persen 1 Merasa bahagia 97,3 2 Merasa ada yang kurang 2,7 3 Merasa bahwa perawatan yang diberikan menjadi tanggung jawab keluarga 98,7 4 Keluarga merasa keberatan merawat lansia sehari-hari 1,3 5 Sering merasa kesaltidak enak hati atas sikap yang ditunjukkan keluarga 3,3 6 Ada keluarga lain yang ikut merawat lansia 93,3 7 Partisipasi keluarga lain dirasakan tulus ikhlas 93,3 Sumber: Data Primer, 2015 83 Data dalam Tabel 4.21 menunjukkan jawaban yang konsisten antara pertanyaan yang satu dengan pertanyaan yang lainnya. Untuk pertanyaan yang bermakna positif dijawab oleh responden dengan persentase yang semuanya diatas 93 persen, bahkan untuk persepsi bahwa keluarga menganggap perawatan terhadap lansia adalah menjadi tanggung jawab anakkeluarga hampir 99 persen yang menjawab demikian. Untuk pertanyaan yang bermakna negatif dalam hubungannya dengan perawatan pada lansia dijawab dengan persentase yang sangat rendah seperti responden lansia merasa ada perawatan yang kurang, keluarga merasa keberatan merawat lansia, dan lansia merasa kesaltidak enak hati atas sikap yang ditunjukkan oleh keluarganya yang kesemuanya memiliki persentase sekitar 3 persen ke bawah. Kondisi ini menunjukkan bahwa lansia sebagian besar mempersepsikan bahwa perawatan yang mereka terima selama ini dari keluarganya sudah bagus, memadai dan sesuai dengan keinginan lansia. Pandangan lansia tentang perawatan yang diterimanya juga dapat dilihat menurut daerah penelitian yaitu Kota Denpasar dan Kabupaten Tabanan dan disampaikan berikut ini. Data Tabel 4.22 menunjukkan ada sedikit perbedaan persentase jawaban responden lansia menurut tempat tinggal dan hasil ini konsisten dengan hasil sebelumnya, untuk makna yang positif Kota Denpasar memiliki persentase yang lebih tinggi pada semua variabel dibandingkan dengan Kota Denpasar. Demikian sebaliknya pada variabel yang memiliki makna negatif, responden di Kota Denpasar lebih rendah persentasenya menjawab variabel tersebut dibandingkan dengan responden lansia di Kabupaten Tabanan untuk seluruh variabel yang 84 bermakna negatif. Data ini juga menunjukkan bahwa secara umum lansia yang berada di Kota Denpasar mempersepsikan diri mereka lebih mendapatkan perawatan yang memadai atau sesuai dengan yang diharapkan dibandingkan dengan lansia di Kabupaten Badung. Tabel 4.22 Persepsi Lansia Terhadap Perawatan dari Keluarga Menurut KabupatenKota No Persepsi lansia terhadap perawatan yang diberikan oleh keluarga Denpasar Tabanan N N 1 Merasa bahagia 75 100,0 71 94,7 2 Merasa ada yang kurang 0 0,0 4 5,3 3 Merasa bahwa perawatan yang diberikan menjadi tanggung jawab keluarga 75 100.0 73 97,3 4 Keluarga merasa keberatan merawat lansia sehari-hari 0 0,0 2 2,7 5 Sering merasa kesaltidak enak hati atas sikap yang ditunjukkan keluarga 1 1,3 4 5,3 6 Ada keluarga lain yang ikut merawat lansia 72 96,0 68 90,7 7 Partisipasi keluarga lain dirasakan tulus ikhlas 72 96,0 68 90,7 Sumber: Data Primer, 2015 Lansia yang menyatakan bahwa tidak ada yang kurang perawatan yang diberikan oleh keluarganya selama ini juga mempunyai beberapa alasan. Beberapa alasan yang disampai antara lain: 1. Anak selama ini sudah memberikan yang terbaik; 2. Anak sudah bertanggung jawab; 3. Anak menyayangi, menghormati, dan merawat dengan baik; 4. Anak bertanggung jawab; 5. Keluarga selalu mendampingi; 6. Perawatan yang diberikan selama ini sudah cukup; 7. Merasa bangga dengan anak dalam merawat; 7. Selalu diperhatikan dan dirawat dengan baik; 8. Selalu memberikan perhatian dan kasih sayang; 8. Selalu 85 memperhatikan dan merawat; 9. Sudah dilayani dengan baik setiap hari; 10. Sudah sesuai dengan yang diharapkan. Dari beberapa alternatif jawaban yang diberikan oleh lansia tentang alasan-alasan tersebut dapat dilihat yang paling banyak menyatakan perawatan yang diberikan oleh keluarganya selama ini kepada lansia mereka rasakan sudah cukup. Jika dihubungkan dengan kondisi sosial masyarakat khususnya bagi umat Hindu merawat orang tua adalah sebuah kewajiban sebagai sebuah cara untuk membayar hutang Rna kepada orang tua atau leluhur. Dalam penelitian ini juga dikaji dengan menanyakan apakah perawatan terhadap lansia yang mereka miliki menjadi tanggungjawab keluarganya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sekitar 99 persen menyatakan ya, artinya merawat orang tualansia memang menjadi tanggung jawab keluarga mereka, hanya 1 persen yang menyatakan sebaliknya bahwa merawat orang tua adalah bukan tanggung jawab keluarga. Pertanyaan ini dijawab secara konsisten oleh para responden lansia dengan pertanyaan berikutnya, dimana sekitar 99 persen responden lansia juga menyatakan bahwa keluarga mereka tidak merasa berkeberatan dalam merawat lansia yang mereka miliki, dan hanya 1 persen juga yang merasa berkeberatan dalam merawat orang tuanya yang sudah lansia. Oleh karena keluarga lansia yang hanya merasa bahwa merawat orang tua mereka bukanlah tanggung jawabnya, maka terlihat juga jawabannya bahwa mereka merasa berkeberatan dalam merawat orang tuanya. Meskipun demikian jawaban seperti ini hanya disampaikan oleh hanya 1 persen responden lansia. 86 Ada hal yang menarik terlihat dalam hasil penelitian ini dimana hal ini ditunjukkan oleh sikap yang ditunjukkan oleh lansia kepada keluarga yang merawatnya. Sekitar 3 persen responden lansia menyatakan bahwa mereka sering merasa kesaltidak enak hati atas sikap yang ditunjukkan oleh keluarga yang merawat mereka. Namun demikian tetap jauh lebih banyak yaitu sekitar 97 persen responden lansia tidak merasa kesal atas sikap yang ditunjukkan oleh keluarga yang merawat ini. Jawaban ini juga konsisten dengan jawaban-jawaban yang lainnya, seperti jawaban bahwa keluarga responden lansia menganggap bahwa merawat orang tua sebagai kewajibannya untuk membayar hutang Rna kepada leluhur atau orang tua, sehingga sikap mereka akan secara tulus merawat lansia. Kondisi ini tentu saja tidak akan menyebabkan responden lansia merasa kesal, sehingga sebagian besar responden lansia menyatakan tidak pernah kesal atas sikap yang ditunjukkan keluarga yang merawatnya, karena sikap keluarga yang merawatnya sesuai dengan harapan lansia. Lansia yang merasa kesal atas sikap yang ditunjukkan oleh keluarganya sering berkaitan dengan masalah kesehatan dan kebersihan. Lansia yang menjadi responden dalam penelitian ini tidak hanya dirawat oleh anak atau menantunya yang ada di keluarga dimana mereka tinggal, ada juga keluarga lainnya yang ikut berpartisipasi dalam merawat lansia. Hal ini dijawab oleh sekitar 93 persen responden yang menyatakan bahwa ada keluarga lainnya yang juga ikut berpartisipasi dalam merawat lansia yang bersangkutan. Sisanya sekiyat 7 persen responden lansia menyatakan tidak ada orang lain lagi yang berpartisipasi merawat mereka selain keluarganya yang sekarang merawatnya 87 dimana lansia itu tinggal. Keluarga-keluarga yang disebutkan oleh responden lansia yang ikut berpartisipasi dalam merawat mereka antara lain adik kandungsaudara, adik ipar, cucu, menantu, anak yang sudah menikah keluar, keponakan, dan sepupu. Lansia yang dirawat oleh mereka itu hampir semuanya menyebutkan tidak hanya 1 orang yang juga ikut berpastisipasi dalam merawat lansia, namun 2 sampai 3 orang yang juga berpartisipasi dalam merawat mereka, seperti kombinasi antara keponakan, adik, dan ipar; atau ada juga yang dirawat oleh sepupu, dan keponakan; atau menantu, cucu, dan anak. Demikian juga kombinasi-kombinasi lainnya yang mencerminkan hampir semua lansia boleh dikatakan memiliki keluarga besar yang juga ikut berpartisipsi dalam merawat mereka. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh keluarga lainnya tersebut dalam partisipasinya merawat lansia tersebut ada berbagai macam aktivitas, dan keluarga yang ikut membantu tersebut juga membantu dalam berbagai kegiatan. Kegiatan- kegiatan yang dibantu oleh mereka tersebut antara lain kegiatan yang berkaitan dengan kesehatan lansia, kebersihan badan dari lansia, pola makan yang sebaiknya dilakukan oleh lansia, membantu membelikan perlengkapan atau kebutuhan lansia, memberikan saran kepada lansia, membuatkan makanan, mengajak makan bersama, membantu membuatkan sesajen, mengajak jalan-jalan, mengantar berolah raga, mengantar ke dokter disaat sedang sakit, membantu merawat di saat sedang sakit, menyuapi lansia di saat sedang sakit. Berbagai kombinasi kegiatan-kegiatan itulah yang dilakukan oleh keluarga lainnya dalam berpartisipasi merawat lansia selama ini. Data yang ada menunjukkan paling banyak keluarga tersebut membantu merawat lansia pada 88 saat lansia tersebut sedang sakit. Selain itu juga mereka banyak membantu lansia untuk menyiapkan makanan atau mengantarkan makanan kesukaan lansia tersebut. Data juga menunjukkan bahwa responden lansia merasakan bahwa semua 100 persen keluarga lain yang juga berpartisipasi dalam merawat lansia tersebut dilakukan secara tulus. Responden lansia juga merasakan bahwa keluarga lain tersebut yang ikut berpartisipasi dalam merawat lansia juga menganggap bahwa tugas tersebut adalah kewajiban sebagai penerusanggota keluarga. Dengan memperhatikan data dari hasil penelitian yang telah disampaikan tersebut dapat disimpulkan bahwa keeratan kekeluargaan masih sangat kental di Bali khususnya bagi umat Hindu, sehingga mereka menganggap bahwa merawat orang tua adalah kewajiban sebagai anak untuk membayar hutang Rna kepada leluhur atau orang tua. Hal ini tentulah sangat menyenangkan atau membahagiakan orang tua karena masih memiliki harapan bahwa di masa depan anak akan tetap merawat mereka sampai akhir hayat. Kondisi ini juga menunjukkan bahwa meskipun Bali mengalami perkembangan atau kemajuan di segala bidang, dan dengan kemajuan teknologi informasi dimana dunia ini seolah-olah tanpa batas, namun kondisi sosial dan kekerabatan penduduk Bali khususnya umat Hindu dalam merawat orang tua masih tetap terjaga dengan baik. Hal ini tentu sebuah kondisi yang sangat ideal mengingat lansia akan merasakan ketenangan dan kebersamaan dalam menghadapi hari tua mereka jika orang yang merawatnya adalah orang orang yang dekat dan yang mereka kenal dengan baik. 89

4.3.3 Pola perawatan yang diinginkan oleh lansia

Data hasil penelitian yang telah dijelaskan secara deskriptif sebelumnya terlihat bahwa sampai saat ini di Bali khususnya umat Hindu masih dirawat oleh keluarga mereka, baik keluarga terdekat seperti anak atau menantu dimana lansia itu tinggal sehari-hari maupun keluarga luas lainnya yang tidak tinggal bersama dengan lansia tersebut. Data ini juga menunjukkan sampai saat ini hubungan kekerabatan masih sangat kental terlihat di Bali. Dengan pengalaman lansia dirawat oleh keluarganya dalam penelitian ini juga ingin dianalisis atau ingin diketahui bagaimana keinginan lansia tersebut saat ini maupun pada masa yang akan datang. Pertanyaan yang diajukan kepada responden lansia apakah mereka atau lansia lainnya menurut responden menginginkan tetap dirawat oleh keluarganya sendiri atau anak-anak mereka. Data hasil penelitian menunjukkan bahwa semua responden lansia 100 persen tetap menginginkan dirawat oleh keluarganyaanak-anak mereka. Jawaban ini konsisten dengan pernyataan- pernyataan mereka sebelumnya dimana mereka merasa keluarga mereka selama ini sudah merawat mereka dengan baik dan tulus. Jawaban-jawaban tersebut menunjukkan bahwa mereka merasa puas dan bahagia dengan perawatan yang telah dilakukan oleh keluarga lansia selama ini. Oleh karena itu sangatlah masuk akal jika lansia tetap mengharapkan mereka dirawat oleh keluarganya. Ada beberapa alasan yang mereka ajukan kenapa tetap mengharapkan agar keluarga mereka yang tetap antara lain: 1. Agar anak dapat memperhatikan keluarga; 2. Agar dapat member kasih saying kepada orang tua; 3. Agar hubungan anak dan orang tua tetap terjaga; 4. Anak adalah penerus; 5. Anak bertanggung jawab 90 terhadap orang tua; 6. Anak lebih mengerti kondisi orang tua; 7. Anak masih membutuhkan orang tua; 8. Anak merawat dengan kasih saying; 9. Anak tulus merawat orang tua; 10. Anak wajib merawat orang tua; 11.Dirawat anak lebih nyaman; 12. Dapat bertukar pikiran dengan anak; 13. Ingin tetap disamping anak cucu; 14. Lebih bahagia bersama anak; 15. Lebih nyaman dengan anak; dan 16. Lebih senang dirawat di rumah sendiri. Cukup banyak alasan yang disampaikan oleh responden lansia mengenai keinginannya tetap untuk dirawat oleh keluarga mereka seperti yang disampaikan sebelumnya. Namun inti dari semua itu adalah mereka para lansia merasa lebih bahagia atau lebih senang jika dirawat oleh keluarganya dibandingkan dengan orang lain. Kiranya alasan ini adalah sesuatu yang sangat rasional atau masuk akal dan sangat manusiawi. Keluarga adalah orang terdekat yang diajak berkeluh kesah selama hidupnya, dengan demikian hidup bersama keluarga adalah sebuah kebiasaan yang mereka lalui selama hidupnya, sehingga akan terasa sulit atau tidak diinginkan orang lain yang menggantikan kedudukan keluarga. Bagaimana pun juga keluarga menjadi bagian yang sangat penting bagi keberadaan lansia, dan tentu saja mereka tidak akan mau digantikan oleh orang lainnya dalam urusan merawat mereka. Jawaban yang mereka sampaikan memang konsisten dengan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan lainnya. Hal ini dapat menunjukkan bahwa memang demikianlah yang diinginkan oleh para lansia tersebut. Selanjutnya mereka juga memberikan pandangan yang konsisten tentang ide atau pemikiran mereka mengenai siapa yang sebaiknya merawat lansia pada masa yang akan datang. Data menunjukkan sekitar 99 persen responden tidak memiliki idea atau