Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Meningkatkan Budaya

55 bacaan sehingga buku yang dibawa dapat dibaca berulang-ulang, dan dapat lebih leluasa untuk memahami buku bacaan tersebut.

2. Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Meningkatkan Budaya

Membaca Peserta Didik di SD Negeri Giripeni a. Faktor Pendukung 1. Adanya Peran dari Intern Sekolah SD Negeri Giripeni merupakan lembaga pendidikan formal yang selain menyediakan sarana dan prasarana yang memadai, pihak sekolah juga ikut berperan aktif dalam memberikan motivasi kepada para peserta didik tentang pentingnya membaca dan manfaat besar yang dapat diperoleh melalui membaca dan diharapkan dapat mendukung proses pembelajaran peserta didik. Hal inilah yang dikemukakan oleh kepala sekolah SD Negeri Giripeni: “…faktor yang mendukung kalo dari yang intern jelas Karna guru itu kalau anaknya belum bisa membaca kan di nasehati, mau pandai dari mana kalau ndak bisa membaca .” Waw. 14 Mei 2016 Berdasarkan petikan wawancara di atas bahwa guru berperan aktif untuk memberikan motivasi kepada para peserta didik selama berada di sekolah dengan memberikan nasehat kepada peserta didik agar dapat membaca, dan membiasakan membaca sejak awal. Hal tersebut juga tampak jelas ketika dilakukan pengamatan, motivasi juga diberikan oleh pustakawan SD Negeri Giripeni dengan memberikan nasehat kepada para peserta didik ketika berada di perpustakaan sekolah maupun ketika perpustakaan keliling datang ke sekolah. Pelayanan yang ramah dan baik yang diberikan oleh pustakawan sekolah, diharapkan dapat menarik minat peserta didik untuk berkunjung ke 56 perpustakaan sekolah. Berdasarkan hasil pengamatan ketika dilapangan, selain memberikan motivasi secara langsung guru juga menyediakan papan yang diberi nama “Krida Peni”. Papan ini dapat digunakan sebagai wadah bagi peserta didik untuk menampung karya-karya para peserta didik berupa ulasan tentang tokoh, seni maupun cerita lucu yang ditempatkan ditempat yang banyak dilalui peserta didik sehingga peserta didik dapat membaca hasil karya sendiri maupun teman-temannya. 2. Adanya Dukungan dari Orang Tua Peserta Didik Budaya membaca perlu ditanamkan kepada para peserta didik tidak hanya ketika peserta didik berada di sekolah, lingkungan keluarga para peserta didik di rumah juga dapat menjadi salah satu faktor untuk meningkatkan budaya membaca, berikut petikan wawancara dengan Ibu EN wali kelas II SD Negeri Giripeni: “…yang jelas adalah keluarga. Kalau faktor pendukung yang paling utama kalau budaya membaca itu jelas keluarga, karena waktu yang paling banyak dihabiskan oleh anak itukan di rumah bersama keluarga, kalau di sekolah waktu yang dimiliki siswa hanya 4 jam saja sudah untuk pelajaran itu jelas. Kalau lingkungan rumah dan keluarga mendukung untuk gemar membaca saya yakin anak pasti suka membaca.” Waw. 13 Juni 2016 Hal ini diperkuat dengan pernyataan salah satu wali murid di SD Negeri Giripeni yang memberikan contoh yang baik kepada anaknya ketika berada dirumah. Berikut petikan hasil wawancara: “Kalau yang namanya orang tua-kan setidaknya memberi contoh supaya anaknya ya mengikuti apa yang dilakukan oleh orang tuanya.” Waw. 24 Juni 2016 Berdasarkan petikan wawancara diatas bahwa keluarga yang menjadi faktor paling utama bagi peserta didik dalam memiliki pengalaman membaca, 57 keluarga dapat memberikan contoh kepada anaknya ketika berada dirumah untuk membiasakan membaca, dengan memberikan contoh inilah diharapkan anak dapat meniru apa yang telah dicontohkan oleh orangtua selama dirumah. b. Faktor penghambat 1. Fasilitas di Perpustakaan sekolah Perpustakaan sekolah merupakan salah satu fasilitas yang harus dimiliki oleh setiap lembaga pendidikan. Ketersediaan sarana penunjang lainnya senantiasa perlu diperhatikan agar para pengguna perpustakaan dapat lebih nyaman untuk membaca dan menimba ilmu di perpustakaan sekolah. Berdasarkan hasil pengamatan SD Negeri Giripeni memiliki gedung perpustakaan sekolah yang sebenarnya memiliki letak yang sangat strategis, karena letaknya yang dekat dengan pintu gerbang sekolah dan dapat dilalui oleh peserta didik. didalam perpustakaan sekolah terdapat rak hingga lemari yang berisi buku-buku pelajaran, kliping hasil karya peserta didik, dan beberapa buku cerita, didalam perpustakaan sekolah menampilkan berbagai kerajinan yang dihasilkan oleh peserta didik, kemudian perpustakaan sekolah dilengkapi dengan meja dan kursi yang dapat digunakan bagi peserta didik agar nyaman ketika membaca. namun, karena keterbatasan yang dimiliki oleh sekolah sehingga koleksi buku yang dimiliki oleh perpustakan masih belum bertambah dan judul buku yang dimiliki belum beragam. Berikut yang dikemukakan oleh wali kelas II SD Negeri Giripeni: “Fasilitas jelas bukunya kurang” Waw. 13 Juni 2016 58 Hal tersebut di perkuat dengan pernyataan dari Ibu S: “Keterbatasan buku yang kami miliki diperpustakaan sekolah mungkin kalau ada penambahan buku-buku yang bergambar diperpustakaan sekolah mungkin anak-anak jadi lebih tertarik untuk meminjam buku di perpustakaan sekolah, terus paling sama sarana dan prasarana yang ada di perpustakaan sekolah sendiri ya, rak-raknya juga bisa dilihat. Waw. 14 Mei 2016 Berdasarkan petikan wawancara diatas, dikemukakan bahwa salah satu yang menjadi faktor penghambat dalam meningkatkan budaya membaca peserta didik di SD Negeri Giripeni adalah keterbatasan buku yang dimiliki dalam hal ini kurang beragamnya jenis bacaan atau buku cerita yang tersedia di perpustakaan sekolah. Berdasarkan hasil pengamatan perpustakaan sekolah juga belum memiliki komputer atau belum memiliki fasilitas online yang khusus dipergunakan untuk kepentingan perpustakaan sekolah.

C. Pembahasan

1. Pemahaman tentang Pentingnya Membaca

Hasil wawancara pada saat praobservasi yang dilakukan di SD Negeri Giripeni, sekolah melakukan upaya untuk meningkatkan budaya membaca peserta didik dengan cara mengadakan kerjasama dengan Kantor Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Kulon Progo. Kerjasama ini bermula ketika adanya inisiatif yang diberikan oleh salah satu guru untuk mengajukan MOU agar SD Negeri Giripeni mendapat kunjungan berupa layanan perpustakaan keliling atau motor pintar. Kerjasama tersebut berlangsung sejak tahun 2013 dan akan di perpanjang setiap satu tahun terhitung semenjak penandatanganan perjanjian antara pihak pertama yaitu Kantor Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Kulon Progo dan pihak kedua yaitu SD Negeri Giripeni. dengan adanya kerjasama