26
b. Jenis-jenis Kesulitan Belajar
Menurut Mulyadi 2010:6 menyatakan terdapat beberapa jenis kesulitan belajar di antaranya:
1 Learning Disorder Learning Disorder atau ketergangguan belajar adalah keadaan
dimana proses belajar seseorang terganggu karena timbulnya respons yang bertentangan. Pada dasarnya peserta didik yang mengalami
kekacauan belajar, potensi dasarnya tidak terganggu namun, kegiatan belajarnyalah yang akan terganggu atau terhambat oleh adanya
respons-respons yang bertentangan, sehingga hasil belajar yang dicapainya lebih rendah dari potensi yang dimilikinya.
2 Learning Disabilities Learning Disabilities atau ketidakmampuan belajar mengacu pada
gejala dimana peserta didik tidak mampu belajar atau menghindari belajar, sehingga hasil belajar di bawah potensi intelektualnya
3 Learning Disfunction
Kesulitan ini merupakan gejala dimana proses belajar yang dilakukan peserta didik tidak berfungsi dengan baik karena adanya
gangguan syaraf otak sehingga terjadi gangguan pada salah satu tahap dalam proses belajarnya.
4 Under Achiever
Peserta didik yang mengalami under achiever adalah peserta didik yang sesungguhnya memiliki tingkat potensi intelektual yang
tergolong di atas normal, tetapi karena suatu hal prestasi belajarnya tergolong rendah.
5 Slow Learner Slow Learner atau lambat belajar adalah kondisi dimana peserta
didik yang lambat dalam proses belajar, sehingga ia membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan sekelompok peserta didik lain
yang memiliki taraf potensi intelektual yang sama.
Kesulitan belajar pada dasarnya adalah suatu gejala yang nampak dalam berbagai jenis manifestasi tingkah laku baik secara langsung
ataupun tidak langsung. Gejala-gejala ini akan nampak dalam aspek kognitif, afektif, dan psikomotor, baik dalam proses maupun hasil belajar
yang dicapai. Menurut Mulyadi 2010:7 Ciri-ciri tingkah laku yang merupakan manifestasi gejala kesulitan belajar antara lain:
27 a Menunjukkan hasil belajar yang rendah di bawah rata-rata nilai
yang dicapai oleh kelompoknya atau di bawah potensi yang dimiliki.
b Hasil yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang telah dilakukan. Mungkin ada murid yang sudah berusaha untuk belajar
dengan giat, tetapi nilai yang dicapainya selalu rendah. c Lambat dalam melakukan tugas-tugas kegiatan belajar. Selalu
tertinggal dari kawan-kawannya dalam menyelesaikan tugas sesuai dengan waktu yang ditentukan.
d Menunjukkan sikap yang kurang wajar seperti acuh tak acuh, menentang, berpura-pura, dusta dan sebagainya
e Menunjukkan tingkah laku yang kurang wajar seperti membolos, datang
terlambat, tidak
mengerjakan pekerjaan
rumah, mengganggu di dalam atau di luar kelas dan sebagainya.
f Menunjukkan gejala emosional yang kurang wajar seperti pemurung, mudah tersinggung, pemarah dan sebagainya.
Peserta didik yang menunjukkan gejala-gejala seperti di atas dapat diduga mengalami kesulitan belajar. Kemudian, H.W Burton dalam
Mulyadi 2010:8 mengidentifikasikan peserta didik dapat mengalami kesulitan belajar, jika yang bersangkutan menunjukkan kegagalan
tertentu dalam mencapai tujuan-tujuan belajarnya. Klasifikasi kegagalan belajar menurut H.W Burton yakni:
1 Murid dikatakan gagal, apabila dalam batas waktu tertentu yang bersangkutan tidak mencapai ukuran tingkat keberhasilan mastery
level minimal dalam pelajaran tertentu seperti yang telah ditetapkan oleh guru criterion referenced. Murid ini digolongkan
ke dalam lower group..
2 Murid dikatakan gagal, apabila yang bersangkutan tidak dapat mengerjakan atau mencapai prestasi yang semestinya. Murid ini
digolongkan ke dalam under achiever. 3 Murid dikatakan gagal, apabila yang bersangkutan tidak dapat
mewujudkan tugas-tugas perkembangan, termasuk penyesuaian sosial. Murid ini digolongkan ke dalam slow learner.
4 Murid dikatakan gagal, apabila yang bersangkutan tidak berhasil mencapai tingkat penguasaan mastery level yang diperlukan
sebagai prasyarat prerequisit bagi kelanjutan continuity pada tingkat belajar berikutnya. Murid ini digolongkan ke dalam slow
learner.
28 Berdasarkan uraian di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa
peserta didik diduga mengalami kesulitan belajar, jika yang bersangkutan tidak berhasil mencapai taraf kualifikasi hasil belajar tertentu dalam batas
waktu tertentu. Dengan mengetahui adanya jenis-jenis kesulitan belajar, guru sebagai salah satu komponen dalam kegiatan pembelajaran
diharapkan mampu mengenali peserta didik yang mengalami kesulitan belajar sehingga dapat memberikan bantuan sedini mungkin.
c. Kriteria Kesulitan Belajar