Kelas Tingkat Bahaya Erosi Rendah Kelas Tingkat Bahaya Erosi Sedang

76

B. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Tingkat Bahaya Erosi

Perhitungan tingkat bahaya erosi pada lahan tegalan di Kecamatan Tretep terdapat empat kelas tingkat bahaya erosi, yaitu rendah, sedang, berat dan sangat berat. Klasifikasi kelas tingkat bahaya erosi dipengaruhi oleh solum tanah dan besarnya erosi tanah dalam satuan TonHaTh.

a. Kelas Tingkat Bahaya Erosi Rendah

Dari perhitungan dengan metode USLE kelas tingkat bahaya erosi rendah, yaitu banyaknya tanah yang tererosi 15-60 TonHaTh dengan kedalaman solum tanah lebih dari 90 Cm. Pada lahan tegalan luas kelas tingkat bahaya erosi rendah 34,083 Ha, sebaranya terdapat di Desa Tlogo, Simpar dan Campurejo. Tingkat bahaya erosi rendah pada lahan tegalan di Kecamatan Tretep disebabkan karena pada lahan tegalan solum tanah masih dalam yaitu lebih besar dari 90 Cm, lereng datar dengan kemiringan lereng kurang dari 3 sehingga nilai LS yang di hasilkan sangat kecil yaitu 0,46 kondisi seperti ini di dukung dengan pengelolaan lahan atau konservasi lahan yang baik, yaitu petani dalam melakukan pengolahan lahan telah diimbangi dengan tindakan konservasi lahan yang baik dengan membuat teras-teras pada bidang lahan yang miring dan membuat saluran limpasan pembuangan air hujan yang bertujuan untuk mengurangi erosi. Bentuk teras yang di terapkan di lapangan adalah teras bangku dengan kontruksi baik sehingga memiliki indeks konservasi lahan kecil 0,35. Tindakan 77 konservasi seperti ini harus terus dipertahankan dan di tingkatkan agar erosi tanah dapat ditekan sekecil mungkin dan lahan dapat tetap produktif.

b. Kelas Tingkat Bahaya Erosi Sedang

Daerah yang memiliki kelas tingkat bahaya erosi sedang sebaranya merata hamper pada setiap desa dengan persentase luasanya kecil. Besarnya tanah yang tererosi 77,36-147,72 TonHaTh dan kedalaman solum tanah lebih dari 90 Cm. Daerah yang masuk kedalam kelas tingkat bahaya erosi sedang mempunyai kemiringan lereng datar sampai miring dengan kemiringan lereng 3-15 , kondisi seperti diatas di dukung dengan tindakan konservasi lahan berupa teras bangku dengan kontruksi baik sehingga tanah yang tererosi tidak terlalu besar. Tindakan yang perlu dilakukan adalah menjaga konservasi lahan yang sudah ada dan dalam pengolahan lahan harus di imbangi dengan tidakan konservasi lahan yang baik, seperti pembuatan teras pada lahan miring, pembuatan saluran-saluran limpasan air hujan dan sistem penanaman di lakukan dengan teknik tumpang sari yang bertujuan untuk menekan laju erosi tanah sekecil mungkin.

c. Kelas Tingkat Bahaya Erosi Berat