Kategorisasi Data Hipotetik Kepuasan Hidup Variabel Rentang
Nilai Kategori
Frekuensi Persentase
Kepuasan Hidup
– 4 Rendah
8 8,8
7 – 11
Tidak Terkategorisasi
17 18,7
5 – 6
Tinggi 66
72,5
Total 91
100
Berdasarkan kategorisasi pada tabel diatas menunjukkan bahwa sebagian besar subjek penelitian termasuk ke dalam kategori tinggi yaitu sebanyak 66 orang
72,5, dan untuk kategori rendah sebanyak 8 orang 8,8.
3. Cross Tabulasi Data Spiritualitas dan Kepuasan Hidup
SP KH R
TK T
R -
1 1,1 -
T 5 5,5
12 13,2 29 31,9
ST 3 3,3
4 4,4 37
40,6
D. PEMBAHASAN
Penelitian ini dilakukan terhadap 91 subjek yang diberikan kepada pensiunan yang telah maksimal pensiun selama 7 tahun.
Berdasarkan data penelitian, pengujian hipotesis menyimpulkan bahwa spiritualitas memiliki pengaruh positif yang signifikan pada kepuasan
hidup pensiunan, dengan besaran pengaruh 10,2. Sedangkan 89,8 adalah variabel
–variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Dengan begitu, dapat disimpulkan spiritualitas mempengaruhi kepuasan
hidup pensiunan. Hasil penelitian ini sejalan dengan beberapa penelitian dengan topik yang sama.
Diener 2009 menyatakan bahwa terdapat hubungan positif antara spiritualitas dan kepuasan hidup. Hal ini sesuai dengan berbagai penelitian
Kelley Miller, 2007 ; Zullig, Ward Horn, 2006 dalam Khan dkk, 2011 yang menyatakan bahwa spiritualitas dan religiusitas berkorelasi
positif dengan karakteristik internal, subjective well being dan kepuasan hidup. Kepuasan hidup erat kaitannya dengan spiritualitas, dimana
spiritualitas merupakan variabel prediktor kepuasan hidup Diener Biswas-Diener, 2008. Wilkerson 2005 menyatakan bahwa spiritualitas
merupakan variabel prediktor kepuasan hidup. Lebih lanjut, Starks Hughey 2003 menyatakan bahwa spiritualitas secara signifikan
berkorelasi dengan kepuasan hidup. Sanchez, Arocena, dan Ceballos 2010 menyatakan pengalaman spiritual sehari-hari berkorelasi positif
dengan kepuasan hidup dalam Liwarti, 2013. Sebagian besar responden penelitian masuk ke dalam skor
spiritualitas tinggi 54,94 dan sangat tinggi 43,95, yang mengindikasikan kepuasan hidup yang tinggi pula.
Hal tersebut mengindikasikan bahwa responden dapat menerima segala perubahan yang
terjadi di masa pensiun. Mereka memiliki sikap yang lebih baik, lebih sehat, merasa puas dalam hidup, lebih sedikit mengalami pengalaman
traumatik dan lebih sedikit mengalami kesepian Papalia et al., 2009. Responden menilai masa pensiun sebagai hal yang positif, sebagai masa
yang menyenangkan dan penuh dengan kebebasan dan merupakan masa yang tepat untuk mengembangkan hobi serta.