b. Nilai empirik dan nilai hipotetik kepuasan hidup
Jumlah aitem yang digunakan untuk mengungkap variabel kepuasan hidupsebanyak 11 aitem yang diformat dengan dua alternatif pilihan jawaban.
Hasil perhitungan mean empirik dan mean hipotetik dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Variabel Nilai Empirik
Nilai Hipotetik Min Max Mean
SD Min Max Mean
SD
Kepuasan hidup
2 11
7,40 1,943
11 5,5
1,83
Perbandingan mean empirik X dan mean hipotetik µ dari variabel kepuasan hidup X7,40 µ5,5 menunjukkan tingkat kepuasan hidup subjek
penelitian lebih tinggi daripada rata-rata tingkat kepuasan hidupyang diperkirakan alat ukur.
C. KATEGORISASI DATA PENELITIAN
Berdasarkan hasil penelitian dapat dilakukan pengelompokkan yang mengacu kepada kriteria pengkategorisasian yang didasarkan pada asumsi bahwa
skor subjek penelitian terdistribusi secara normal Azwar, 2012.
1. Kategorisasi Data Spiritualitas
Berdasarkan deskripsi nilai hipotetik Spiritualitas yang dapat di lihat pada di halaman sebelumnya, maka dapat dihitung norma kategorisasi jenjang.
Hasilnya adalah sebagai berikut: Kategorisasi Data Hipotetik Spiritualitas
Variabel Rentang Nilai
Kategori Frekuensi
Persentase
Spiritualitas 14 - 46 Rendah
1 1,1
52 - 69 Tinggi
50 54,9
70 - 84 Sangat Tinggi 40
44
Total 91
100
Berdasarkan kategorisasi pada tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar subjek penelitian termasuk ke dalam kategori tinggi yakni 50 orang 54,9
dan untuk kategori sangat tinggi sebanyak 40 orang 44 dan hanya 1 subjek yang tergolong ke dalam kategori rendah 1,1.
2. Kategorisasi Data Kepuasan Hidup
Berdasarkan deskripsi nilai hipotetik Kepuasan Hidup yang dapat di lihat pada tabel di halaman sebelumnya, maka dapat dihitung norma kategorisasi
jenjang. Hasilnya adalah sebagai berikut:
Kategorisasi Data Hipotetik Kepuasan Hidup Variabel Rentang
Nilai Kategori
Frekuensi Persentase
Kepuasan Hidup
– 4 Rendah
8 8,8
7 – 11
Tidak Terkategorisasi
17 18,7
5 – 6
Tinggi 66
72,5
Total 91
100
Berdasarkan kategorisasi pada tabel diatas menunjukkan bahwa sebagian besar subjek penelitian termasuk ke dalam kategori tinggi yaitu sebanyak 66 orang
72,5, dan untuk kategori rendah sebanyak 8 orang 8,8.
3. Cross Tabulasi Data Spiritualitas dan Kepuasan Hidup
SP KH R
TK T
R -
1 1,1 -
T 5 5,5
12 13,2 29 31,9
ST 3 3,3
4 4,4 37
40,6
D. PEMBAHASAN
Penelitian ini dilakukan terhadap 91 subjek yang diberikan kepada pensiunan yang telah maksimal pensiun selama 7 tahun.
Berdasarkan data penelitian, pengujian hipotesis menyimpulkan bahwa spiritualitas memiliki pengaruh positif yang signifikan pada kepuasan
hidup pensiunan, dengan besaran pengaruh 10,2. Sedangkan 89,8 adalah variabel
–variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Dengan begitu, dapat disimpulkan spiritualitas mempengaruhi kepuasan
hidup pensiunan. Hasil penelitian ini sejalan dengan beberapa penelitian dengan topik yang sama.
Diener 2009 menyatakan bahwa terdapat hubungan positif antara spiritualitas dan kepuasan hidup. Hal ini sesuai dengan berbagai penelitian
Kelley Miller, 2007 ; Zullig, Ward Horn, 2006 dalam Khan dkk, 2011 yang menyatakan bahwa spiritualitas dan religiusitas berkorelasi
positif dengan karakteristik internal, subjective well being dan kepuasan hidup. Kepuasan hidup erat kaitannya dengan spiritualitas, dimana
spiritualitas merupakan variabel prediktor kepuasan hidup Diener Biswas-Diener, 2008. Wilkerson 2005 menyatakan bahwa spiritualitas
merupakan variabel prediktor kepuasan hidup. Lebih lanjut, Starks Hughey 2003 menyatakan bahwa spiritualitas secara signifikan
berkorelasi dengan kepuasan hidup. Sanchez, Arocena, dan Ceballos 2010 menyatakan pengalaman spiritual sehari-hari berkorelasi positif
dengan kepuasan hidup dalam Liwarti, 2013. Sebagian besar responden penelitian masuk ke dalam skor
spiritualitas tinggi 54,94 dan sangat tinggi 43,95, yang mengindikasikan kepuasan hidup yang tinggi pula.
Hal tersebut mengindikasikan bahwa responden dapat menerima segala perubahan yang
terjadi di masa pensiun. Mereka memiliki sikap yang lebih baik, lebih sehat, merasa puas dalam hidup, lebih sedikit mengalami pengalaman
traumatik dan lebih sedikit mengalami kesepian Papalia et al., 2009. Responden menilai masa pensiun sebagai hal yang positif, sebagai masa
yang menyenangkan dan penuh dengan kebebasan dan merupakan masa yang tepat untuk mengembangkan hobi serta.
Trisusanti dan Satiningsih 2013 menyatakan bahwa pensiunan selalu menyandarkan semua permasalahan dan keputusan yang dibuat
kepada Tuhan Yang Maha Esa. Hal ini menegaskan bahwa adanya hubungan dekat antara pensiunan dengan Tuhan YME. Dimana, partisipan
dalam penelitian ini sebagian besar 53,8 menyatakan memiliki hubungan dekat dengan Tuhan. Selain itu individu juga berusaha untuk
selalu bersyukur dan menikmati kehidupan. Hal ini penting adanya, karena para pensiunan mencari makna yang lebih besar atas kehidupan setelah
tidak bekerja lagi, serta mulai menuju kepada akhir kehidupan mereka. Kegiatan spiritual yang dilakukan akan dapat mengisi waktu luang
pensiunan sehingga tidak merasa kesepian. Terlebih lagi pada usia ini, pensiunan mengalami banyak perubahan serta pensiunan dituntut untuk
dapat menyesuaikan diri dengan anak yang meninggalkan rumah. Perubahan serta tuntutan penyesuaian diri yang dialami pensiunan
berpotensi menimbulkan gangguan psikologis serta menurunnya kesehatan mental. Hal ini sejalan dengan Piedmont Heart Institute and National
Women’s Health Information 2011 dan Holmes dan Rahe 1976 yang menyatakan bahwa pensiun menempati posisi 10 besar dalam daftar
pemicu stress. Dimana diharapkan dengan adanya kegiatan spiritual yang dilakukan oleh pensiunan akan dapat membantu individu agar dapat
menerima segala perubahan yang terjadi, meningkatkan emosi positif serta tidak merasa ditinggalkan oleh Tuhan. Hal ini sejalan dengan Koenig,
Georger, dan Siegler 1988 yang menyatakan bahwa spiritualitas merupakan sumber koping yang biasa dilakukan individu yang
mengalami, kesedihan, kesepian dan kehilangan dalam Liwarti, 2013. Serta Jackson 2010 bahwa pengalaman spiritualitas sehari-hari
berkorelasi negatif pada stress, disebutkan bahwa orang yang menjalankan kegiatan keagamaan dan pengalaman spiritual harian melaporkan
penurunan pada stress. Selain itu, Whitehead dan Bergeman 2012 menyatakan pengalaman spiritual telah terbukti memberi pengaruh positif
untuk mengatasi stress yang dialami lanjut usia pada kehidupan sehari-hari dalam Liwarti, 2013.
Konsep spiritualitas yang berpengaruh terhadap kepuasan hidup adalah yang melibatkan komponen vertikal, misalnya berdoa dan
komponen horizontal, misalnya bepergian ke pertemuan-pertemuan ibadah atau beramal ke sesama manusia, seperti yang dikemukakan oleh
Wigglesworth. Dengan begitu, dapat dikatakan bahwa spiritualitas yang berdampak positif terhadap kepuasan hidup tidak hanya mengenai
keterhubungan individu dengan Tuhan-nya, namun juga bagaimana hubungan individu tersebut berhubungan dengan orang lain.
Penjelasan diatas dapat dijelaskan melalui pendapat Siegelman Rieder, yang menyatakan bahwa orang dewasa lanjut akan mencapai
kepuasan hidup mereka dengan menjaga gaya hidup aktif dan aktivitas sebelumnya, apakah dengan cara melanjutkan aktivitas yang lama atau
melakukan aktivitas yang baru sebagai pengganti, misalnya mengerjakan hobi, atau mencari sesuatu yang membuat dirinya bersemangat atau
bergairah. Partisipasi aktif individu dalam kelompok spiritual diharapkan merupakan cara yang tepat untuk dapat memberikan dampak positif serta
meningkatkan kepuasan hidup pensiunan. Spiritualitas mendorong pensiunan untuk hidup dengan cara yang positif. Kegiatan spiritual
merupakan aktivitas yang berharga pada masa pensiun, dalam rangka membantu pensiunan mencari makna yang besar atas kehidupan setelah
tidak bekerja lagi. Penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa setelah pensiun
subjek merasa hubungannya dengan Tuhan semakin dekat. Ada juga yang menyatakan bahwa tujuan hidup setelah pensiun adalah mendekatkan diri
kepada Tuhan dan mensyukuri segala hal yang telah diberikan Tuhan agar tidak memikirkan segalanya terlalu berat. Hal ini sejalan dengan Bull
Aucoin, Cutler, Kline bahwa partisipasi aktif dalam kelompok, dimana dalam hal ini kelompok spiritual memberikan sumbangan besar pada
kesejahteraan psikologis atau psychological well being dan meningkatkan kepuasan hidup yang diperoleh Trisusanti Satiningsih, 2013.
Koenig dan Larson menyatakan bahwa terdapat 80 korelasi positif antara keyakinan dan praktek agama dengan kepuasan hidup
Utami, 2012. Agama tidak hanya mengatur hubungan individu dengan Tuhan tapi juga untuk tetap membantu sesama manusia. Ketika melakukan
kegiatan spiritual melalui agama, individu dapat memperoleh dukungan sosial, tetap produktif, dan faktor lain yang tidak diukur dalam penelitian
ini.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas pensiunan yang dikelompokkan berdasarkan usia 55-60 tahun 20pensiunan, 61-66 21 orang
dan 67-72 tahun 9 orang berada pada kategori skor spiritualitas tinggi, disertai dengan skor kepuasan hidup yang tinggi pula. Hal ini sejalan dengan Severson
2013 yang mengemukakan bahwa kegiatan spiritual merupakan hal yang penting pada kelompok usia pensiun. Hal ini dikarenakan
mereka mencari makna yang lebih besar atas kehidupan setelah tidak bekerja lagi, serta
mulai menuju kepada akhir kehidupan mereka. Sejalan dengan hasil penelitian Koenig, Goerge dan Segler bahwa strategi menghadapi masalah
yang tersering dilakukan oleh 100 responden berusia 55-80 tahun terhadap peristiwa yang paling menimbulkan stress adalah berhubungan dengan
agama dan kegiatan spiritual. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa lebih mayoritas jumlah
pensiunan laki-laki daripada perempuan dalam penelitian ini, yang memiliki skor spiritualitas tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa jenis
kelamin berkontribusi terhadap tinggi rendahnya spiritualitas seseorang.
Namun, hal ini bertentangan dengan hasil penelitian Miller Hoffman yang menyatakan bahwa ada perbedaan tingkat spiritualitas antara pria dan
wanita dimana wanita lebih spiritual dibanding pria, wanita lebih menunjukkan ketertarikan terhadap agamanya dan memiliki komitmen
keagaaman yang kuat dikarenakan wanita diajarkan untuk lebih tunduk, pasif, patuh dan menjaga segala sesuatu.
Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa mayoritas pensiunan yang memiliki pasangan hidup atau menikah, memiliki skor spiritualitas
yang tinggi. Namun hal ini bertentangan dengan pendapat Widayanti 2011 bahwa janda lanjut usia memiliki gambaran kepuasan hidup yang
baik dikarenakan kesehatan yang bagus, lingkungan sosial sesuai dengan nilai yang dianut, memiliki aktivitas yang dilakukan agar tidak kesepian.
Permata 2006 mengemukakan bahwa kepuasan hidup yang dimiliki duda lanjut usia dipengaruhi oleh kematangan pribadi, dukungan sosial yang
mereka terima dan spiritualitas yang dimiliki. Hal ini mungkin dikarenakan pada kelompok usia pensiunan, kegiatan spiritual merupakan
hal yang penting karena memberikan rasa identitas dalam kelompok spiritual, adanya dukungan sosial dari sesama anggota dan partisipasi aktif
dalam kelompok. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa mayoritas pensiunan
yang berlatarbelakang pendidikan s1 dalam penelitian ini, memiliki skor spiritualitas yang tinggi. Ini sejalan dengan pendapat Ryff 1999 bahwa
tingkat keberhasilan dalam pendidikan dan pekerjaan berpengaruh dalam
peningkatan well being Liwarti, 2013. Hal ini dikarenakan tingkat pendidikan pensiunan memberikan status sosial didalam masyarakat.
Sejalan dengan pendapat Ryff, hasil penelitian juga menunjukkan bahwa mayoritas pensiunan yang dulunya menempati jabatan seperti manajer,
Kepala Bidang, Vice President, memiliki skor spiritualitas yang tinggi. Setelah dilakukan analisa lebih lanjut, ditemukan bahwa
mayoritas subjek penelitian yang sudah merasa sangat dekat dengan Tuhan, masih memiliki keinginan untuk lebih dekat lagi dengan Tuhan.
Hasil analisa lain juga menunjukkan bahwa mayoritas subjek penelitian dengan total skor spiritualitas yang sangat tinggi, juga merasa sangat dekat
dengan Tuhan. Hal ini berarti bahwa individu memenuhi aspek relasional spiritualitas Schreurs 2002, dimana individu berusaha untuk dapat lebih
dekat ,memperdalam hubungan, dan bersatu dengan Tuhan. Hasil penelitian diatas menunjukkan bahwa masa pensiun
berbeda bagi setiap subjek dalam penelitian ini. Pensiun dapat berdampak positif maupun negatif bagi kesejahteraan subjek tergantung dari
persepsinya Kim Moen, dalam Eliana, 2003 serta faktor lain yang tidak disebutkan dalam penelitian ini.
67
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini akan diuraikan mengenai kesimpulan dan saran yang berhubungan dengan hasil yang diperoleh dari penelitian ini. Pada bagian pertama
akan dijabarkan kesimpulan dari penelitian dan selanjutnya akan dijabarkan saran- saran yang dapat bermanfaat bagi banyak pihak termasuk bagi penelitian yang
akan datang dengan topik yang sama.
1. Kesimpulan
a. Bahwa spiritualitas mempengaruhi kepuasan hidup sebesar 10,2.
b. Responden penelitian sebagian besar memiliki tingkat spiritualitas
yang tinggi
54,94dan sangat
tinggi 43,95,
yang mengindikasikan kepuasan hidup yang baik.
c. Bahwa spiritualitas tidak dapat dipisahkan menjadi 2 komponen
vertikal dan horizontal. d.
Gaya hidup aktif dalam melakukan aktivitas spiritual dapat memfasilitasi kedua komponen spiritual vertikal dan horizontal
sekaligus 89,8 faktor lain.
68
2. Saran
Pada bagian ini peneliti akan mengakhirinya dengan memberikan beberapa saran mengingat penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan. Berikut
adalah saran-saran yang diberikan: a.
Saran metodologis Berdasarkan hasil penelitian ini, bagi pihak-pihak yang berminat
dengan penelitian sejenis atau untuk mengembangkan penelitian lebih lanjut dapat mempertimbangkan hal-hal berikut ini:
1. Peneliti selanjutnya untuk dapat memperhatikan 89,8 faktor lain
yang mempengaruhi kepuasan hidup, yang tidak diteliti dalam penelitian ini seperti kesehatan, dukungan sosial, dll.
b. Saran praktis
1. Diharapkan bagi para pensiunan dapat tetap melakukan kegiatan
spiritual yang melibatkan komponen vertikal dan horizontal. 2.
Diharapkan bagi para pensiunan, untuk menjalankan gaya hidup aktif yang akan berdampak positif bagi faktor-faktor kepuasan
hidup lain yang tidak diukur dalam penelitian ini, seperti dukungan sosial, kesehatan, dsb.
3. Disarankan bagi para pensiunan untuk melakukan aktivitashobi
sehari-hari yang memiliki muatan spiritual atau ibadah.
DAFTAR PUSTAKA
Azwar, Saifuddin. 2004. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Azwar, S. 2012. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Azwar, S. 1997. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Bonsang, E. Klein, T.J. 2011. Retirement And Subjective Well Being. IZA
Discussion Paper No 5536. Diener, Ed Scollon, C. 2003. Subjective Well Being Is Desirable, But Not The
Summum Bonum. University Of Minnesota Interdisciplinary Workshop On Well Being. Minnesota: University Of Minnesota.
Diener, Ed. 1984. Subjective Well Being. Psychological Bulletin, 95, 542-575. Diener, Ed. 1994. Assessing Subjective Well Being: Progress And Opportunities.
Social Indicators Research, 31, 103-157. 2005 reprinted in Citation classics from Social Indicators Research.
Diener, Ed., Suh, M.E., Lucas, E.R. Smith, L.H. 1999. Subjective Well Being: Three Decades Of Progress. Psychological Bulletin, 125, 276-302.
Diener, Ed. 2009. The Science Of Well Being: The Collected Works Of Ed Diener. USA: Springer.
Ermayanti, S. Abdullah, S.M. Hubungan Antara Persepsi Dengan Dukungan Sosial Dengan Penyesuaian Diri Pada Masa Pensiun. Universitas Wangsa
Manggala Yogyakarta : Fakultas Psikologi. Fernando, M. 2006. The Influence Of Religion-Based Workplace Spirituality On
Business Leaders’ Decision Making: An inter-faith study. Journal Of Management And Organization. 121: 23.
Fetzer Institude. 1999. Self Report Measures For Love And Compassion Research: Spiritual Experience and Religiosity.
Halo Vale. 2013. Tetap Bahagia Ketika Pensiun Tiba. PT Vale Indonesia Tbk. Hurlock, E, B.1991.Psikologi Perkembangan:Suatu Pendekatan Sepanjang
Rentang
Kehidupan.Edisi kelima.Jakarta:Penerbit Erlangga.
Hurlock, E.B. 1996. Psikologi Perkembangan, Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta: Erlangga.
Jacinta, F.R.
2001. Pensiun
dan Pengaruhnya.
http:www.e- psikologi.comusiapensiun.html
Khan, Dr. M. A., Shirazi, Dr.M., Ahmed, M.2011. Spirituality And Life Satisfaction Among Adolescents In India. Journal Of Subcontinent Researches Vol 3 No7 PP
71-84. University Of Sistan And Baluchestan.
Singh, K. 2005. Spirituality. Ruhani Satsang. Printed In The United States Of America : Print Graphics Pros.
McDowell, I. 2006. Measuring Health: A Guide To Rating Scales And Questionnaires 3
rd
Ed. Oxford University Press. Michael Gornik, 2011. Studi Di Polestar Garden-Spiritual Retirement In
Hawaii. Minaswari, N. 2007. Kepuasan Hidup Pada Orang Lanjut Usia Ditinjau Dari
Kecerdasan Spiritual. Universitas Katolik Soegijapranata: Fakultas Psikologi.
Munro, G. 2011. Refiring The Retiring In An Age Of Choice. Nasution, M.K. 2012. Hubungan Antara Virtue Dengan Kepuasan Hidup Pada
Etnis Tionghoa Di Kota Medan. Universitas Sumatera Utara : Fakultas Psikologi.
Papalia, D.E., Olds, S.W., Feldman, R.D. 2009. Human Development. Jakarta: Kencana.
Peraturan Pemerintah RI Nomor 21 tahun 2014 Bab I Pasal II tentang
Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil. Peterson Seligman, M. 2004. Character Strengths and Virtues: A Handbook
and Classification. New York: Oxford University Press Piedmont Heart Institute and Na
tional Women’s Health Information. 2011. Prasetyo Jannah. 2005. Metode Penelitian Kuantitatif: Teori dan Aplikasi.
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Purnama, A. 2009. Kepuasan Hidup Dan Dukungan Sosial Lanjut Usia.
Perpustakaan Nasional RI Data Katalog Dalam Terbitan. B2P3KS Press.
Purnamawati, N, D.2007.Gambaran Psychological Well Being Pegawai Negeri Sipil Pria Yang Pensiun Di Usia Dewasa Madya. Universitas Indonesia
Fakultas Psikologi. Rachman, A. 2013. Perbedaan Kepuasan Hidup Lansia Pada Kelompok
Pensiunan Dosen UNNES Anggara Kasih Dan Non-Anggara Kasih. Universitas Negeri Semarang : Fakultas Ilmu Pendidikan, Jurusan
Psikologi.
Rahmi, D.A. 2013. Kesiapan Pensiun Karyawan Pelaksana PT.Perkebunan Nusantara III Kantor Direksi Medan. Universitas Sumatera Utara:
Fakultas Psikologi Santrock, J.W. 1998. Life-span development 3rd Ed. New York: McGraw-Hill
Sihombing, H.M.L.2011. Hubungan Antara Konflik Peran Ganda Dengan Life
Satisfaction Pada Wanita Bekerja. Universitas Sumatera Utara: Fakultas Psikologi
Starks, S. Hughey, A.W. 2003. African American Women At Midlife: The Relationship Between Spirituality And Life Satisfaction. Counseling And
Student Affairs Faculty Publications. Western Kentucky University Top Scholar.
Sugiyono. 2004. Metode Penelitian: Penerbit CV. Alfabeta: Bandung. Trisusanti, R. Satiningsih. 2013. Gambaran Psychological Well Being Pada
Pria Pensiunan Pegawai Negeri Sipil Struktural Yang Menjadi Tulang Punggung
Keluarga. Online
Journal. http:www.scribd.comdoc189897805GAMBARAN-
PSYCHOLOGICAL-WELL-BEING-PADA-PRIA-PENSIUNAN- PEGAWAI-NEGERI-SIPIL-STRUKTURAL-YANG-MENJADI-
TULANG-PUNGGUNG-KELUARGAscribd
. Underwood, L.G. Teresi, J. 2002. The Daily Spiritual Experience Scale:
Development, Theoretical Description, Reliability, Exploratory Factor Analysis, And Preliminary Construct Validity Using Health Related Data.
Annals Of Behavioral Medicine, 24, 22-23.
Utami, M.S. 2012. Religiusitas, Koping Religius, Dan Kesejahteraan Subjektif. Universitas Gadjah Mada: Fakultas Psikologi.
Wilkerson, P.A. 2005. Predictors Of Life Satisfaction In Elderly African Americans. Jackson, Mississippi: Jackson State University.
Young, C. Koopsen, C. 2007. Spiritualitas, Kesehatan, Dan Penyembuhan. Medan: Bina Media Perintis.
Zinnbauer, B.J., Pargament, K.I., Cole, B., Rye, M.S., Butter, E.M., Belavich, T.G., Hipp, K.M., Scott, A.B., Kadar, J.L. 1997. Religion and
Spirituality: Unfuzzying The Fuzzy. Blackwell Publishing.
1. Reliabilitas Dan Daya Beda Aitem Uji Coba Alat Ukur Spiritualitas
Case Processing Summary
N
Cases Valid
42 100.0
Excluded
a
.0 Total
42 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbachs Alpha
N of Items
.892 14
Item Statistics
Mean Std.
Deviation N
item1 5.21
.520 42
item2 5.14
.521 42
item3 4.95
1.058 42
item4 5.05
.582 42
item5 5.02
.749 42
item6 5.12
.670 42
item7 5.21
.470 42
item8 5.12
.832 42
item9 4.62
1.168 42
item10 5.02
.975 42
item11 5.07
.867 42
item12 4.17
1.188 42
item13 3.79
1.317 42
item14 5.17
.762 42
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item
Deleted Scale
Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total
Correlation Cronbachs
Alpha if Item Deleted
item1 63.45
58.107 .523
.889 item2
63.52 58.060
.527 .888
item3 63.71
51.136 .678
.880 item4
63.62 55.315
.793 .880
item5 63.64
53.747 .748
.879 item6
63.55 54.400
.776 .879
item7 63.45
57.815 .627
.887
item8 63.55
52.790 .747
.878 item9
64.05 52.242
.528 .889
item10 63.64
52.772 .621
.883 item11
63.60 54.296
.585 .885
item12 64.50
51.866 .540
.889 item13
64.88 53.132
.399 .900
item14 63.50
55.280 .587
.885
Scale Statistics
Mean Variance
Std. Deviation
N of Items
68.67 62.520
7.907 14
2. Reliabilitas Dan Daya Beda Aitem Uji Coba Alat Ukur Kepuasan
Hidup
Analisa 1 Case Processing Summary
N
Cases Valid
42 100.0
Excluded
a
.0 Total
42 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbachs Alpha
N of Items
.704 20
Item Statistics
Mean Std.
Deviation N
item1 1.86
.354 42
item2 1.81
.397 42
item3 1.95
.216 42
item4 1.50
.506 42
item5 1.48
.505 42
item6 1.79
.415 42
item7 1.98
.154 42
item8 2.00
.000 42
item9 1.69
.468 42
item10 1.48
.505 42
item11 1.93
.261 42
item12 1.88
.328 42
item13 1.64
.485 42
item14 1.93
.261 42
item15 1.83
.377 42
item16 1.76
.431 42
item17 1.60
.497 42
item18 1.98
.154 42
item19 1.71
.457 42
item20 1.93
.261 42
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item
Deleted Scale
Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total
Correlation Cronbachs
Alpha if Item Deleted
item1 33.86
7.491 .532
.669 item2
33.90 7.747
.336 .687
item3 33.76
8.381 .177
.700 item4
34.21 8.124
.093 .716
item5 34.24
7.649 .266
.695 item6
33.93 7.434
.460 .673
item7 33.74
8.491 .149
.702 item8
33.71 8.648
.000 .706
item9 34.02
7.829 .229
.699 item10
34.24 7.844
.194 .704
item11 33.79
8.563 .011
.711 item12
33.83 7.459
.604 .665
item13 34.07
7.531 .331
.687 item14
33.79 8.270
.207 .698
item15 33.88
7.815 .328
.688 item16
33.95 8.144
.129 .708
item17 34.12
7.278 .419
.676 item18
33.74 8.393
.259 .698
item19 34.00
7.073 .562
.659 item20
33.79 8.368
.141 .703
Scale Statistics
Mean Variance
Std. Deviation
N of Items
35.71 8.648
2.941 20
Analisa 2 Reliability Statistics
Cronbachs Alpha
N of Items
.734 11
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item
Deleted Scale
Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total
Correlation Cronbachs
Alpha if Item Deleted
v01 7.4048
5.027 .658
.720 v02
7.4524 5.327
.389 .749
v05 7.7857
5.343 .256
.770 v06
7.4762 5.182
.446 .742
v09 7.5714
5.470 .232
.771 v12
7.3810 5.022
.727 .716
v13 7.6190
4.973 .457
.740
v15 7.4286
5.519 .303
.758 v17
7.6667 5.252
.307 .762
v18 7.2857
5.916 .343
.760 v19
7.5476 4.644
.682 .708
3. Uji Asumsi
a. Uji normalitas
SPIRITUALITAS Descriptive Statistics
N Mean
Std. Deviation
Minimu m
Maximu m
SP 91
69.79 7.704
44 84
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
SP
N 91
Normal Parameters
a,b
Mean 69.79
Std. Deviation
7.704
Most Extreme Differences
Absolute .105
Positive .105
Negative -.073
Kolmogorov-Smirnov Z .998
Asymp. Sig. 2-tailed .273
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
KEPUASAN HIDUP Descriptive Statistics
N Mean
Std. Deviation
Minimu m
Maximu m
VAR0000 1
91 7.65
1.702 4
11
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test