Komponen kepuasan hidup Pengaruh Spiritualitas Pada Kepuasan Hidup Pensiunan

d. Positive self concept Penetapan penilaian konsep diri termasuk di dalamnya dimensi emosional, fisik, dan intelektual individu. Individu yang tidak merasa dirinya tua namun memperhatikan penampilan dan menuntut diri menjadi bijaksana dan kompeten cenderung memiliki self concept yang lebih baik. Selain itu, kesuksesan hidup di masa lalu juga turut berkontribusi terhadap self concept individu namun secara tidak langsung. Individu yang merasa berada di belakang orang lain dan menganggap diri tidak berharga akan memiliki self concept yang buruk. e. Mood tone Berkaitan dengan optimism dan kebahagiaan serta respon afektif positif lainnya. Depresi, kesedihan karena kesendirian, mudah marah, dan pesimisme merupakan perasaan yang menyebabkan rendahnya tingkat mood tone individu. Penilaian akan kepuasan hidup memang lebih kompleks daripada penilaian akan kebahagiaan, namun kebahagiaan akan kehidupan saat ini merupakan kontributor penting dalam pengukuran kepuasan hidup.

3. Struktur kepuasan hidup

Kepuasan hidup merupakan aspek kognitif dari subjective well being Diener, 2009. Kepuasan hidup dapat dilihat dari dua pendekatan berbeda yakni teori bottom-up dan top-down. Teori bottom-up, dimana kepuasan hidup dipengaruhi oleh penilaian individu terhadap domain-domain yang menurutnya penting dalam kehidupannya. Teori top-down, dimana kepuasan hidup akan mempengaruhi domain kepuasan seseorang. Seseorang yang umumnya puas dengan kehidupannya juga akan mengevaluasi domain penting dalam kehidupan dengan lebih positif, meskipun kepuasan hidup secara umum tidak hanya didasarkan pada kepuasan terhadap domain tersebut saja.

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan hidup

Kepuasan hidup merupakan dimensi kognitif subjective well-being, sehingga faktor-faktor yang mempengaruhi subjective well-being juga merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan hidup. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi subjective well-being menurut Diener yaitu: a. Perbedaan jenis kelamin Diener 2009 menyatakan bahwa secara umum tidak terdapat perbedaan subjective well being yang signifikan antara pria dan wanita. b. Tujuan Emmons dalam Diener, 1999 menyatakan bahwa berbagai bentuk tujuan seseorang, termasuk adanya tujuan yang penting, kemajuan tujuan-tujuan yang dimiliki, dan konflik dalam tujuan-tujuan yang berbeda memiliki implikasi pada emotional dan cognitive well being. c. Kepribadian Tatarkiewicz dalam Diener, 1984 menyatakan bahwa kepribadian lebih berpengaruh pada subjective well being dibandingkan dengan faktor lainnya. Beberapa variabel kepribadian menunjukkan kekonsistenan dengan subjective well being diantaranya self esteem.