Batasan Usia Remaja Masa Transisi Remaja

yang disertai ophorektomi bilateral terbukti kuratif, dengan tingkat kepuasan pasien mencapai 96 dan tingkat resolusi total keluhan sindrom pramenstruasi 93,6. Prosedur histeroktomi tanpa pengangkatan ovarium juga dibuktikan oleh berkurangnya keluhan sindrom pramenstruasi. 2.3 Remaja 2.3.1 Definisi Remaja Remaja yang dalam bahasa aslinya disebut adolescence, berasal dari bahasa Latin adolescere yang artinya “tumbuh atau tumbuh untuk mencapai kematangan” Ali Asrori, 2012. Menurut Hurlock 1991, dalam Ali Asrori 2012 istilah adolescence memiliki arti yang luas, mencakup kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik. Menurut Gunarsa 1978, dalam Kusmiran 2014 masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa, yang meliputi semua perkembangan yang dialami sebagai persiapan memasuki masa dewasa. Remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa untuk tumbuh mencapai kematangan meliputi kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik Ali Asrori, 2012; Kusmiran, 2014.

2.3.2 Batasan Usia Remaja

Remaja adolescence menurut organisasi kesehatan dunia WHO adalah periode usia antara 10-19 tahun, sedangkan menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa PBB kaum muda youth untuk usia antara 15 samapi 24 tahun. Menurut peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 25 Tahun 2014, remaja adalah penduduk 10-18 tahun Universitas Sumatera Utara dan menurut Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana BKKB rentang usia remaja adalah usia 10-24 tahun dan belum menikah.

2.3.3 Masa Transisi Remaja

Pada masa remaja, terdapat masa transisi yang akan dialami. Masa transisi tersebut menurut Gunarsa 1978, dalam Kusmiran 2014 adalah masa transisi fisik berkaitan dengan perubahan bentuk tubuh, transisi dalam kehidupan emosi, transisi dalam kehidupan sosial, transisi dalam nilai-nilai moral, dan transisi dalam pemahaman. Pertama, masa transisi fisik berkaitan dengan perubahan bentuk tubuh. Bentuk tubuh sudah berbeda dengan anak-anak, tetapi belum sepenuhnya menampilkan bentuk tubuh orang dewasa. Kedua, transisi dalam kehidupan emosi. Perubahan hormonal dalam tubuh remaja berhubungan erat dengan peningkatan kehidupan emosi. Remaja sering memperlihatkan ketidakstabilan emosi. Remaja tampak sering gelisah, cepat tersinggung, melamun, dan sedih, tetapi disisi lain akan gembira, tertawa, ataupun marah-marah. Ketiga, transisi dalam kehidupan sosial. Lingkungan sosial anak semakin bergeser keluar dari keluarga, dimana lingkungan sebaya mulai memegang peranan penting. Pergeseran ikatan pada teman sebaya merupakan upaya remaja untuk mandiri melepaskan ikatan dengan keluarga. Keempat, transisi dalam nilai-nilai moral. Remaja mulai meninggalkan nilai- nilai yang dianutnya dan menuju nilai-nilai yang dianut orang dewasa. Saat ini remaja mulai meragukan nilai-nilai yang diterima pada waktu anak-anak dan mulai mencari Universitas Sumatera Utara nilai sendiri. Dan kelima, transisi dalam pemahaman. Remaja mengalami perkembangan kognitif yang pesat sehingga mulai mengembangkan berpikir abstrak. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang