5.2 Pembahasan
5.2.1 Berdasarkan Gejala sindrom pramenstruasi
Berdasarkan hasil penelitan yang dilakukan Di SMA Swasta Kristen Immanuel Medan didapati sebanyak 72,9 siswi mengalami gejala sindrom
pramenstruasi ringan dan sebanyak 27,1 siswi yang mengalami gejala sedang, dan tidak didapati siswi yang mengalami sindrom pramenstruasi berat.
Menurut Andrews 2009, gejala sindrom pramenstruasi terjadi selama awal usia reproduktif dan cenderung memburuk secara progresif sejalan dengan
bertambahnya usia. Teori lain mengatakan, perempuan berusia 14-50 tahun mengalami sindrom pramenstruasi Sibagariang, Pusmaika Rismalinda, 2010.
Menurut Mishell 2005, dalamSuparman, 2011 memperkirakan 20-40 dari seluruh perempuan yang berusia reproduktif, dengan rentang demografi usia antara 14 tahun
hingga 51 tahun mengalami sindrom pramenstruasi. Gejala sindrom pramenstruasi diidentifikasi pada remaja dimulai pada usia sekitar 14 tahun atau 2 tahun setelah
menarche Zaka, dkk, 2012. Menurut Freeman 2007 bahwa remaja mengalami sindrom pramenstruasi dengan gejala dan tingkat keparahan yang sama dengan
perempuan yang lebih tua. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Pratita dan Margawati
2013 didapati bahwa mayoritas remaja putri mengalami sindrom pramenstruasi ringan 96,8. Hasil penelitian lain yang dilakukan oleh Rokhmah 2015 didapati
mayoritas 75 mengalami sindrom pramenstruasi ringan, dan hasil penelitian lain
Universitas Sumatera Utara
yang dilakukan oleh Ratikasari 2015 didapati bahwa 67,7 mayoritas yang mengalami gejala sindrom pramenstruasi ringan.
Berbeda dengan hasil penelitian lain yang dilakukan oleh Ricka Wahyuni 2010 didapati bahwa mayoritas siswi mengalami sindrom pramenstruasi sedang
50, sindrom pramenstruasi ringan 36, dan sindrom pramenstruasi berat 14. Hasil penelitian lain yang dilakukan oleh Lestari 2015 didapati mayoritas siswi
yang mengalami sindrom pramenstruasi sedang 56,4, sindrom pramenstruasi berat 25,5, dan sindrom pramenstruasi ringan 18,2. Hasil penelitiaan lain yang
dilakukan oleh Wahyuni 2014 didapati bahwa mayoritas siswi mengalami sindrom pramenstruasi sedang 72, sindrom pramenstruasi berat 18, dan sindrom
pramenstruasi ringan 10. Hal ini dapat disebabkan oleh perbedaan dalam proses pengumpul data, dan instrumen penelitian, serta responden.
5.2.2 Berdasarkan Gejala Fisik Sindrom Pramenstruasi