16
2.1.5 Ukuran Perusahaan
Nuryaman 2008 menyatakan bahwa perusahaan yang berukuran besar memiliki basis pemegang kepentingan yang lebih luas, sehingga berbagai
kebijakan yang dilakukan oleh perusahaan besar akan memeberikan dampak yang lebih besar kepada publik dibandingkan perusahaan kecil. Ukuran besar kecilnya
perusahaan dapat ditentukan dengan berbagai cara, antara lain : total aset, total penjualan, nilai pasar saham dll.
Irawan 2013 berpendapat bahwa perusahaan akan mempengaruhi struktur pendanaan perusahaan yang terlihat dari kecenderungan perusahaan besar
memerlukan dana yang lebih besar daripada perusahaan kecil. Kebutuhan terhadap dana yang besar menunjukkan perusahaan menginginkan pertumbuhan
laba. Hal ini menunjukkan bahwa ukuran perusahaan merupakan salah satu faktor penting dalam pembentukan manajemen laba.
2.1.6 Manajemen Laba 2.1.6.1 Definisi Manajemen Laba
Schipper 1989 menyatakan manajemen laba sebagai suatu intervensi yang disengaja oleh manajemen dalam proses pelaporan eksternal dengan maksud
untuk mendapatkan beberapa keuntungan pribadi, yang dapat dilakukan melalui pemilihan metode-metode akuntansi dalam GAAP General Accepted Accounting
Principles. Dari definisi tersebut dapat kita artikan bahwa manajeman laba merupakan perilaku oportunistis manajer dalam memaksimalkan utilitas mereka
Universitas Sumatera Utara
17
dengan cara memilih metode atau kebijakan akuntansi terlebih dahulu untuk menaikkan dan menurunkan laba.
Sementara, Scott 2000 membagi cara memahami manajemen laba menjadi dua, yaitu :
1 Melihatnya sebagai perilaku oportunistik manajer untuk memaksimumkan
utilitasnya dalam kontrak kompensasi, kontrak utang, dan biaya politik 2
Memandang manajemen laba dari perspektif efficient contracting, dimana manajemen laba memberi manajer suatu fleksibilitas untuk melindungi diri
mereka dan perusahaan dalam mengantisipasi kejadian-kejadian yang tak terduga untuk keuntungan pihak-pihak yang terlibat dalam kontrak
2.1.6.2 Pola Manajemen Laba
Ada empat pola yang dilakukan manajemen untuk melakukan pengelolaan atas laba, Scott 2009 mengidentifikasikan pola-pola tersebut sebagai berikut
: 1.
Taking a Bath Pola ini terjadi pada saat reorganisasi termasuk pengangkutan CEO
baru dengan melaporkan kerugian dalam jumlah besar. Tindakan ini ditujukan untuk menaikkan laba di masa datang. Manajemen mencoba
mengalihkan biaya yang diperkirakan akan terjadi di masa depan expected future cost ke masa kini, agar memiliki peluang yang lebih
besar mendapatkan laba di masa yang akan datang. 2.
Income Minimization
Universitas Sumatera Utara
18
Hal ini biasanya dilakukan pada saat tingkat laba perusahaan sedang tinggi, sehingga jika laba pada periode mendatang turun drastis dapat
diatasi dengan mengambil laba periode sebelumnya. Manajemen dengan cara ini berusaha melakukan pemindahan beban ke masa kini
supaya di masa mendatang memiliki peluang besar mendapatkan laba. 3.
Income Maximization Berbeda dengan income minimization, hal ini dilakukan manajemen
pada saat laba menurun dengan cara memindahkan beban ke masa mendatang. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk melaporkan net
income yang tinggi untuk mendapatkan bonus yang lebih besar. Pola ini dilakukan oleh perusahaan yang melakukan pelanggaran perjanjian
hutang. 4.
Income Smoothing Hal ini dilakukan perusahaan dengan cara melakukan perataan laba
yang dilaporkan supaya fluktuasi laba tidak kelihatan terlalu besar. Karena perusahaan yang memiliki fluktuasi laba terlalu besar kurang
diminati investor yang cenderung menyukai perusahaan yang memiliki fluktuasi laba tidak terlalu besar.
2.1.6.3 Motivasi Manajemen Laba
Scott 2009 menjelaskan ada beberapa motivasi yang melatarbelakangi manajemen melakukan manajemen laba, yaitu :
1. Bonus Purpose
Universitas Sumatera Utara
19
Manajer yang mempunyai informasi atas laba bersih perusahaan akan bertindak secara opurtunistis untuk mengatur laba bersih tersebut dengan
tujuan untuk memaksimalkan bonus yang akan mereka dapatkan sesuai compensation plan perusahaan.
2. Political Motivations
Motif ini biasanya dilakukan oleh perusahaan publik yaitu melakukan manajemen laba untuk mengurangi laba yang dilaporkan ke publik.
Perusahaan melakukan ini karena adanya tekanan publik yang mengakibatkan pemerintah menetapkan aturan yang lebih ketat.
3. Taxation Motivation
Usaha untuk melakukan penghematan pajak menjadi motivasi manajemen laba yang paling nyata dilakukan perusahaan. Berbagai metode akuntansi
digunakan dengan tujuan penghematan pajak pendapatan. 4.
Pergantian CEO CEO yang masa jabatannya telah mendekati akhir cenderung berusaha
melakukan upaya menaikkan laba untuk meningkatkan bonus yang akan mereka dapatkan. Demikian juga dengan CEO yang kurang berhasil
memperbaiki performa perusahaan dan berusaha meningkatkan laba agar tidak diberhentikan.
5. Initial Public Offering IPO
Perusahaan yang akan go public belum memiliki harga pasar sehingga diperlukan penetapan nilai pada saham yang akan ditawarkan. Hal ini
Universitas Sumatera Utara
20
mendorong manajer perusahaan tersebut untuk menaikkan laba supaya dapat memperoleh harga tinggi atas sahamnya.
6. Pentingnya Memberi Informasi Kepada Investor
Manajemen harus memberikan informasi kepada investor mengenai kinerja perusahaan. Oleh karena itu, manajemen berusaha melakukan
manajemen laba supaya laba yang disajikan terlihat baik bagi investor.
2.1.6.4 Teknik Manajemen Laba
Menurut Scott 2009 ada tiga cara yang dapat digunakan untuk melakukan manajemen laba pada laporan keuangan, yaitu :
1. Memanfaatkan Peluang untuk Membuat Estimasi Akuntansi
Cara ini dilakukan manajemen dengan mempengaruhi laba melalui perkiraan terhadap estimasi akuntansi seperti, estimasi tingkat piutang tak
tertagih, estimasi kurun waktu depresiasi aktiva tetap atau amortisasi aktiva tak berwujud, estimasi biaya garansi, dan lain lain.
2. Mengubah Metode Akuntansi
Perubahan metode akuntansi sering digunakan perusahaan untuk mencatatat suatu transaksi seperti perubahan metode depresiasi aktiva
tetap dari metode straight line ke metode sum of number years digit. 3.
Menggeser Periode Biaya atau Pendapatan Rekayasa periode biaya atau pendapatan dilakukan pada hal-hal seperti
mempercepat atau menunda pengeluaran untuk penelitian dan pengembangan sampai pada periode akuntansi berikutnya, mempercepat
atau menunda pengiriman produk ke pelanggan, mempercepat atau
Universitas Sumatera Utara
21
menunda pengeluaran promosi sampai periode berikutnya, dan mengatur saat penjualan aktiva tetap yang sudah dipakai.
2.1.7 Penelitian Terdahulu
1. Restie Ningsaptiti 2010 Ningsaptiti 2010 melakukan penelitian yang berjudul “Analisis Pengaruh
Ukuran Perusahaan dan Mekanisme Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba : Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia 2006- 2008”. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa ukuran
perusahaan, konsentrasi kepimilikan, dan kualitas audit memiliki pengaruh signifikan terhadap manajemen laba, sedangkan komposisi dewan komisaris dan
komite audit tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap manajemen laba. 2. Vince Starga Lamora P dan Kamallah 2012
Lamora P dan Kamallah 2012 melakukan penelitian yang berjudul ”Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, dan Kepemilikan
Keluarga Terhadap Manajemen Laba Earning Management pada Perusahaan Berkepemilikan Ultimat yang Terdaftar di BEI”. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional tidak memiliki pengaruh terhadap manajemen laba, sedangkan kepemilikan keluarga memiliki
pengaruh terhadap manajemen laba. 3. Dani Rahman Raja, Rita Anugerah, Desmiyawati, Kamaliah 2013
Raja et al 2013 melakukan penelitian yang berjudul “Aktivitas
Manajemen Laba : Analisis Peran Komite Audit, Kepemilikan Institusional,
Universitas Sumatera Utara
22
Persentasi Saham Publik dan Leverage ”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
komite audit, kepemilikan institusional, persentasi saham publik, dan leverage memiliki pengaruh terhadap aktivitas manajemen laba.
4. Muhammad Ardiyansyah 2014 Ardiyansyah 2014 melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh
Corporate Governance, leverage, dan profitabilitas terhadap manajemen laba pada perusahaan manufaktur sektor barang konsumsi yang terdaftar di BEI
periode 2009- 2013”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komisaris independen,
dewan direksi, dan profitabilitas memiliki pengaruh terhadap manajemen laba sedangkan kepimilikan institusional, kepemilikan manajerial, komite audit, dan
leverage tidak memiliki pengaruh terhadap manajemen laba. 5. Danny Limanto dan Zaenal Fanani 2011
Limanto dan Fanani 2011 melakukan penelitian yang berjudul “Do IFRS Adoption, Firm Size, and Firm Leverage Influence Earnings Management?
Evidence From Manufacturing Firm Listed in Indonesia Stock Exchange. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa IFRS Adoption tidak memiliki pengaruh
terhadap manajemen laba sedangkan firm size dan leverage memiliki pengaruh terhadap manajemen laba.
6. Ardison et al 2012 Ardison et al
2012 melakukan penelitian yang berjudul “The Effect of Leverage on Earnings Management in Brazil”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
leverge memiliki pengaruh terhadap manajemen laba.
Universitas Sumatera Utara
23
7. Miriam Sabien 2009 Sabien 2009 melakukan penelitian yang berjudul “The Impact of
Institusional Ownership on Earnings Mangement In India ”. Hasil penelitiannya
menunjukkan bahwa institusional ownership tidak memiliki pengaruh terhadap manajemen laba.
8. Xie et al 2001 Xie et al
2001 melakukan penelitian yang berjudul “Earnings The Management and Corporate Governance : The Roles of The Board and Audit
Commitee ”. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa Roles of the Board dan
Audit Comitee memiliki pengaruh terhadap manajemen laba.
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
No Nama dan
Tahun Penelitian
Judul Penelitian Hasil Penelitian
1 Ningsaptiti
2010 Analisis Pengaruh Ukuran
Perusahaan dan Mekanisme Corporate Governance
Terhadap Manajemen Laba : Studi Empiris pada
Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia 2006-2008 Ukuran perusahaan,
konsentrasi kepemilikan, dan kualitas audit
memiliki pengaruh signifikan terhadap
manajemen laba, sedangkan komposisi
dewan komisaris dan komite audit tidak
memiliki pengaruh signifikan terhadap
manajemen laba.
Universitas Sumatera Utara
24
2 Lamora P
dan Kamallah 2012
Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan
Institusional, dan Kepemilikan Keluarga
Terhadap Manajemen Laba Earning Management
pada Perusahaan Berkepemilikan Ultimat
yang Terdaftar di BEI Kepemilikan manajerial
dan kepemilikan institusional tidak
memiliki pengaruh terhadap manajemen laba,
sedangkan kepemilikan keluarga memiliki
pengaruh terhadap manajemen laba.
3 Raja et al
2013 Aktivitas Manajemen Laba :
Analisis Peran Komite Audit, Kepemilikan
Institusional, Persentasi Saham Publik dan Leverage
Komite audit, kepemilikan institusional, persentasi
saham publik, dan leverage memiliki
pengaruh terhadap aktivitas manajemen laba.
Tabel 2.1 Lanjutan
4 Ardiyansyah
2014 Pengaruh Corporate
Governance, leverage, dan profitabilitas terhadap
manajemen laba pada perusahaan manufaktur
sektor barang konsumsi yang terdaftar di BEI
periode 2009-2013 dewan direksi, dan
profitabilitas memiliki pengaruh terhadap
manajemen laba sedangkan kepimilikan
institusional, kepemilikan manajerial, komite audit,
komposisi dewan komisaris,dan leverage
tidak memiliki pengaruh terhadap manajemen laba.
5 Limanto dan
Fanani 2011
Do IFRS Adoption, Firm Size, and Firm Leverage
Influence Earnings Management? Evidence
From Manufacturing Firm Listed in Indonesia Stock
Exchange IFRS Adoption tidak
memiliki pengaruh terhadap manajemen laba
sedangkan firm size dan leverage memiliki
pengaruh terhadap manajemen laba.
6 Ardison et al
2012 The Effect of Leverage on
Earnings Management in Leverage memiliki
pengaruh terhadap
Universitas Sumatera Utara
25
Brazil manajemen laba.
7 Sabien
2009 The Impact of Institusional
Ownership on Earnings Mangement In India
Institusional ownership tidak memiliki pengaruh
terhadap manajemen laba.
8 Xie et al
2001 Earnings The Management
and Corporate Governance : The Roles of The Board
and Audit Commitee Roles of the Board dan
Audit Comitee memiliki pengaruh terhadap
manajemen laba.
2.2 Kerangka Konseptual
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis ada tidaknya hubungan antara variabel independen berupa kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial,
jumlah komite audit, frekuensi pertemuan komite audit, komposisi dewan komisaris, leverage, profitabilitas, dan ukuran perusahaan dengan variabel
dependen berupa manajemen laba. Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah, dan tujuan penelitian, serta
penelitian terdahulu yang sudah diuraikan, maka kerangka konseptual ini dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
Mekanisme GCG
Kepemilikan Institusional Kepemilikan Manajerial
Jumlah Komite Audit
Manajemen Laba
Universitas Sumatera Utara