25
Brazil manajemen laba.
7 Sabien
2009 The Impact of Institusional
Ownership on Earnings Mangement In India
Institusional ownership tidak memiliki pengaruh
terhadap manajemen laba.
8 Xie et al
2001 Earnings The Management
and Corporate Governance : The Roles of The Board
and Audit Commitee Roles of the Board dan
Audit Comitee memiliki pengaruh terhadap
manajemen laba.
2.2 Kerangka Konseptual
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis ada tidaknya hubungan antara variabel independen berupa kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial,
jumlah komite audit, frekuensi pertemuan komite audit, komposisi dewan komisaris, leverage, profitabilitas, dan ukuran perusahaan dengan variabel
dependen berupa manajemen laba. Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah, dan tujuan penelitian, serta
penelitian terdahulu yang sudah diuraikan, maka kerangka konseptual ini dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
Mekanisme GCG
Kepemilikan Institusional Kepemilikan Manajerial
Jumlah Komite Audit
Manajemen Laba
Universitas Sumatera Utara
26
Gambaran di atas menjelaskan bahwa perilaku manipulatif manajer yang melakukan manajemen laba dapat diminimalkan melalui mekanisme corporate
governance. Variabel mekanisme corporate governance yang digunakan dalam penelitian ini adalah kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, jumlah
komite audit, frekuensi pertemuan komite audit, dan komposisi dewan komisaris. Adanya investor institusional di perusahaan diharapkan mampu menekan
perilaku manajemen dalam memanipulasi laba. Investor institusional yang memiliki kepemilikan saham yang besar dianggap mampu melakukan monitoring
terhadap manajemen karena investor institusional selalu terlibat dalam pengambilan keputusan strategis perusahaan.
Kepemilikan manajerial juga dapat dianggap meminimalkan tindakan manajemen laba yang dilakukan pihak manajemen. Jensen dan Meckling 1976
menjelaskan, proporsi kepemilikan saham yang dimiliki manajerial di perusahaan membuat kepentingan pemegang saham dan manajemen akan sejajar. Manajemen
Frekuensi Pertemuasn Komite Audit Komposisi Dewan Komisaris
Leverage Profitabilitas
Ukuran Perusahaan
Universitas Sumatera Utara
27
yang memiliki saham di perusahaan tidak akan mau memanipulasi laba karena dia juga memiliki kepentingan yang sama dengan investor.
Jumlah komite audit dan frekuensi pertemuan komite audit juga diharapkan dapat mengurangi tindakan manajemen laba. Semakin banyaknya
jumlah anggota dari komite audit diharapkan makin menyulitkan manajemen melakukan tindakan manajemen laba karena banyaknya anggota membuat
monitoring yang dilakukan komite audit semakin baik. Banyaknya frekuensi pertemuan yang dilakukan komite audit diharapkan dapat menambah ide-ide atau
masukan untuk membuat monitoring terhadap tindakan manajemen laba semakin baik.
Variabel mekanisme corporate governance kelima dalam penelitian ini, komposisi dewan komisaris juga dapat menekan tindakan manajemen laba.
Dengan jumlah komisaris independen yang semakin banyak di dewan komisaris mampu membuat proses pelaporan keuangan lebih reliable. Karena
independensinya, komisaris independen mampu mengawasi proses pelaporan keuangan dari tindakan manipulasi laba di dalamnya.
Tiga variabel independen lainnya adalah leverage, profitabilitas, dan ukuran perusahaan. Semakin tinggi leverage yang dimiliki perusahaan akan
membuat sulit perusahaan membayar kewajibannya sehingga membuat manajemen melakukan manipulasi laba untuk menghindari pelanggaran perjanjian
hutang. Sementara itu, profitabilitas merefleksikan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Manajemen cenderung berusaha menjaga profitabilitas
perusahaannya untuk tidak terlalu fluktuatif dan demi hal itu tidak segan-segan
Universitas Sumatera Utara
28
melakukan manajemen laba. Perusahaan dengan laba yang stabil bagi investor dianggap sebagai tempat potensial dalam berinvestasi. Variabel terakhir, ukuran
perusahaan menunjukkan besar kecilnya suatu perusahaan. Perusahaan dengan ukuran besar lebih memberi dampak yang besar terhadap kepentingan publik
daripada perusahaan kecil. Sehingga, mereka lebih berhati-hati dalam proses pelaporan keuangan dan membuat manjemen cenderung lebih berhati-hati untuk
melakukan manajemen laba.
2.3 Kerangka Pemikiran 2.3.1 Hubungan Kepemilikan Institusional Terhadap Manajemen Laba