Latar Belakang Perlindungan Hukum terhadap Perusahaan Pialang dalam Kepailitan (Studi Putusan Pengadilan Niaga Jakarta Pusat Nomor 08/Pdt.Sus.Pailit/2015/PN.Niaga.Jkt.Pst.)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan ekonomi di suatu negara, baik negara maju maupun negara berkembang membutuhkan modal yang tidak sedikit. Modal telah menjadi elemen penting yang tidak dapat dipisahkan dari aktivitas pembangunan ekonomi di suatu negara. Modal berperan penting dalam menggerakkan kegiatan ekonomi di berbagai sektor. Setiap pelaku usaha baik perorangan maupun badan usaha, membutuhkan modal dalam menjalankan kegiatan usahanya. Dengan modal yang cukup, pelaku usaha akan lebih mudah dalam menjalankan kegiatan usahanya. Dengan kata lain, tanpa modalyang cukup setiap aktivitas pembangunan ekonomi di suatu negara tidak dapat terlaksana dengan baik. Kecukupan modal atau dana di negara berkembang cenderung menjadi masalah. Setiap pelaku usaha khususnya perusahaan-perusahaan dalam melakukan pengembangan bisnisnya memerlukan tambahan danayang tidak sedikit. Umumnya tambahan dana tersebut diperoleh melalui pinjaman kredit pada sektor perbankan. Akan tetapi pinjaman kredit tersebut tidak dapat diandalkan secara terus menerus, hal ini dikarenakan adanya batasan dan bunga kredit yang tinggi dalam pinjaman tersebut. Oleh karena itu, terdapat alternatif lain yang dapat digunakan oleh pelaku usaha khususnya perusahaan-perusahaan untuk mendapatkan dana, yaitu melalui pasar modal 2 2 Pasal 1 angka 13 UU No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, Pasar Modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik capital market. Universitas Sumatera Utara 2 Pasar modal mempunyai peranan yang strategis dalam pembagunan perekonomian Indonesia, yaitu sebagai salah satu sumber pembiayaan bagi dunia usaha dan wahana investasi bagi masyarakat. 3 Melalui pasar modal, perusahaan- perusahaan dapat menerbitkan dan menjual efek 4 di bursa efek 5 Setiap pelaku usaha khususnya perusahaan-perusahaan yang melakukan pengembangan bisnisnya, mencari peluang dan kesempatan dengan berbagai cara, diantaranya ada yang berhasil melakukan pengembangan bisnis di dalam negerinya sendiri dan banyak pula yang mencari peluang dan kesempatan dengan melakukan investasi di luar negeri. Apapun jenis upaya pengembangan yang dilakukan tentunya membutuhkan dana yang besar, dan perusahaan dengan sendirinya harus mencari dan menemukan sumber dana yang dapat menyediakan modal yang dibutuhkan untuk ekspansi usahanya itu. Dalam rangka pengembangan usaha itu pula manajemen dan pemilik perusahaan berupaya untuk memasuki pasar modal di dalam negerinya dan bila mungkin juga pasar modal di untuk mendapatkan dana yang berada di masyarakat. Selain itu, masyarakat yang memilikidana lebih dapat menginvestasikan dananya tersebut pada instrument pasar modal dengan cara membeli efek yang diinginkan di bursa efek. yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. 3 C.S.T. Kansil, Pokok-Pokok Hukum Pasar Modal, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2004, hal. 1. 4 Pasal 1 angka 5 UU No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, Efek adalah surat berharga, yaitu surat pengakuan utang, surat berharga komersial, saham, obligasi, tanda bukti utang, unit penyertaan kontrak investasi kolektif, kontrak berjangka atas efek, dan setiap derivative dari efek. 5 Pasal 1 angka 4 UU No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, Bursa Efek adalah pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan atau sarana untuk mempertemukan penawaran jual dan beli efek pihak-pihak lain dengan tujuan memperdagangkan efek diantara mereka. Universitas Sumatera Utara 3 luar negeri. Di pasar modal ini perusahaan akan menjual berbagai jenis sekuritas dan memperoleh dana yang dibutuhkan untuk mencapai tujuannya. 6 Secara formal, menurut Suad Hasnan, pasar modal dapat didefinisikan sebagai pasar untuk berbagai instrument keuangan atau sekuritas jangka panjang yang dapat diperjualbelikan, baik dalam bentuk utang ataupun modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun perusahaan swasta. Dengan demikian, pasar modal merupakan satu bentuk kegiatan dari lembaga keuangan nonbank sebagai sarana untuk memperluas sumber-sumber pembiayaan perusahaan. Aktivitas ini terutama ditujukan bagi perusahaan yang membutuhkan dana dalam jumlah besar dan penggunaannya diperlukan untuk jangka panjang. Dana dalam jumlah besar dan penggunaan dalam jangka panjang sering kali tidak dapat dipenuhi oleh lembaga perbankan sehingga sumber dana alternatif dapat dicari melalui pasar modal. 7 Dengan adanya pasar modal, perusahaan-perusahaan akan lebih mudah memperoleh dana, sehingga kegiatan ekonomi di berbagai sektor perekonomian dapat ditingkatkan. Dengan dijualnya saham di pasar modal, berarti masyarakat diberikan kesempatan untuk memiliki dan menikmati keuntungan yang diperoleh perusahaan. Dengan kata lain, pasar modal dapat membantu pemerintah meningkatkan pendapatan dalam masyarakat. 8 6 Asril Sitompul, Due Diligence dan Tanggung Jawab Lembaga-Lembaga Penunjang pada Proses Penawaran Umum, Cetakan Kesatu, Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 1999, hal.xiii. 7 Adrian Sutedi, Segi-Segi Hukum Pasar Modal, Cetakan Kesatu, Jakarta: Ghalia Indonesia, 2009, hal.2. 8 Ana Rokhmatussa’dyah dan Suratman, Hukum Investasi dan Pasar Modal, Malang: Sinar Grafika, 2009, hal. 166. Universitas Sumatera Utara 4 Dalam melakukan transaksi perdagangan efek di pasar modal, masyarakat atau investor dapat melakukannya sendiri secara langsung ke bursa atau dengan bantuan perusahaan efek 9 , dalam hal ini perusahaan efek sebagai perantara pedagang efek 10 Perusahaan pialang atau juga disebut broker anggota bursa AB adalah pihak yang membantu nasabah untuk melakukan pembelian atau penjualan efek di bursa. atau disebut juga sebagai perusahaan pialang. Dalam melakukan transaksi saham di pasar modal, dibutuhkan pengetahuan dan keahlian khusus di bidang pasar modal. Investor pada umumnya tidak memiliki pengetahuan dan keahlian tersebut, sehingga para investor dalam melakukan transaksi saham di pasar modal melalui perantara perusahaan pialang.Perusahaan pialang tersebut yang akan membantu investor dalam melakukan transaksi di bursa, baik pembelian maupun penjualan saham. 11 Artinya, investor yang berminat membeli efek dapat mengamanatkan kepada perusahaan pialang atau broker yang dipercaya. Demikian juga halnya dengan investor yang ingin menjual efek, maka investor cukup memberi amanat kepada perusahaan pialang atau broker yang dipercaya. Dengan demikian, pihak yang boleh melakukan transaksi di pasar modal adalah perantara pedagang efek atau yang dikenal dengan perusahaan pialang atau broker. 12 9 Pasal 1 angka 21 UU No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, Perusahaan Efek adalah pihak yang melakukan kegiatan usaha sebagai penjamin emisi efek, perantara pedagang efek, dan atau manajer investasi. 10 Pasal 1 angka 18 UU No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, Perantara Pedagang Efek adalah pihak yang melakukan kegiatan usaha jual beli efek untuk kepentingan sendiri atau pihak lain. 11 Sawidji Widoatmodjo, Cara Cepat Memulai Investasi Saham, Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 2004, hal. 6. 12 Abdul R. Saliman, dkk.,Hukum Bisnis untuk Perusahaan: Teori dan Contoh Kasus, Jakarta: Prenada Media, 2005, hal. 229. Universitas Sumatera Utara 5 Selain menerima pesanan dari investor, perusahaan pialang dapat pula memberi pelayanan lain kepada investor. Pelayanan ini berupa pemberian informasi yang dibutuhkan investor untuk mengambil keputusan dalam pengelolaan keuangan. 13 Akan tetapi, pelayanan yang diberikan masing-masing perusahaan pialang tidak sama, artinya ada perusahaan pialang yang memberikan pelayanan lengkap da nada yang tidak lengkap. Perusahaan pialang yang memiliki pelayanan yang lengkap, selain menjalankan fungsi utamanya sebagai penghubung investor dengan bursa efek, juga memiliki sejumlah fasilitas terkait perdagangan saham, misalnya memiliki bagian riset yang memantau dan menganalisis pergerakan harga saham di bursa efek, kinerja emiten hingga aktivitas pasar pada umumnya bahkan ada perusahaan pialang yang memberikan fasilitas online trading melalui internet. 14 Sama halnya dengan perusahaan-perusahaan lain, perusahaan efek, dalam hal ini sebagai perantara pedagang efek atau disebut juga perusahaan pialang atau broker dalam menjalankan fungsinya dimungkinkan perusahaan pialang tidak memenuhi kewajibannya kepada investor, sehingga perusahaan pialang dimungkinkan pula untuk digugat secara perdata di pengadilan negeri bahkan perusahaan pialang dapat dimohonkan pailit kepada pengadilan niaga yang berwenang.Seperti halnya dengan perusahaan-perusahaan lain, perusahaan pialang juga dapat dipailitkan berdasarkan Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang, selanjutnya disebut UUK dan PKPU. 13 Ibid., hal. 229. 14 Billy Budiman, Ijin-Ijin Berinvestasi Saham untuk Pemula, Jakarta: Trans Media, 2010, hal. 8. Universitas Sumatera Utara 6 Kepailitan bukan hal yang baru dalam suatu kegiatan ekonomi khususnya dalam bidang usaha. Dalam mengadakan suatu transaksi bisnis antara kreditor dan debitor, kedua belah pihak diikat oleh suatu perjanjian yang telah disepakati, baik perjanjian pinjam meminjam maupun utang piutang. Salah satu kewajiban dari debitor adalah mengembalikan atau melunasi utangnya sebagai suatu prestasi yang harus dilakukan. Permasalahan akan timbul apabila debitor mengalami kesulitan untuk mengembalikan utangnya tersebut. Dengan kata lain, debitor berhenti membayar utangnya. 15 Dari sudut pandang bisnis, kepailitan atau kebangkrutan adalah suatu keadaan keuangan yang memburuk untuk suatu perusahaan yang dapat membawa akibat pada rendahnya kinerja untuk jangka waktu tertentu yang berkelanjutan, yang pada akhirnya menjadikan perusahaan tersebut kehilangan sumber daya dan dana yang dimiliki. Pasal 1 angka 1 UUK dan PKPU menyatakan bahwa: “Kepailitan adalahsita umum atas semua kekayaan debitor pailit yang pengurusan dan pemberesannya dilakukan oleh kurator di bawah pengawasan hakim pengawas sebagaimana diatur dalam undang-undang ini”. 16 Dalam teori keuangan, kesulitan keuangan financial distress ini dibedakan dalam beberapa kategori: 17 15 Abdul Reza Prima Tarihoran, Perlindungan Hukum bagi Kurator terhadap Tuntutan Hukum Kreditor dalam Pengurusan dan Pemberesan Harta Pailit, Medan: Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, 2015, hal. 1. 16 Andriani Nurdin, Kepailitan BUMN Persero Berdasarkan Asas Kepastian Hukum, Cetakan Kesatu, Bandung: PT. Alumni, 2012, hal. 127. 17 Ibid., hal. 127-128. Universitas Sumatera Utara 7 a. Kegagalan ekonomi atau economic failure, pendanaan perusahaan tidak dapat menutupi biaya, termasuk biaya modal. Badan usaha yang mengalami kegagalan ekonomi hanya dapat meneruskan kegiatannya sepanjang kreditor berkeinginan untuk menyediakan tambahan modal dan pemilik dapat menerima tingkat pengembalian di bawah tingkat bunga pasar. b. Kegagalan bisnis atau business failure, perusahaan menghentikan kegiatannya dengan akibat kerugian bagi kreditor. Suatu usaha dapat diklasifikasikan gagal, meskipun tidak melalui kepailitan secara normal dan formal, juga suatu usaha dapat dihentikan atau ditutup tetapi tidak dianggap gagal. c. Technical Insolvency atau secara teknis sudah tidak solven, perusahaan dinyatakan pailit apabila tidak dapat memenuhi kewajibannya membayar utang yang jatuh waktu. Technical Insolvency dapat merupakan kekurangan likuiditas yang sifatnya sementara, yang pada suatu waktu perusahaan dapat mengumpulkan uang untuk memenuhi kewajibannya dan tetap hidup. Dilain pihak, apabila technical insolvency ini merupakan gejala awal dari kegagalan ekonomi, bararti hal ini merupakan tanda kearah bencana keuangan. d. Insolvency in Bankruptcy, nilai buku dari total kewajiban melebihi nilai aset perusahaan dan keadaan ini lebih parah dibandingkan dengan technical insolvency, yang dapat mengarah ke likuidasi. e. Kepailitan menurut hukum atau legal bankruptcy, yakni kepailitan yang dijatuhkan oleh pengadilan sesuai dengan undang-undang. Universitas Sumatera Utara 8 Menurut Mark Ingebretsen, terdapat sepuluh alasan besar yang mendorong bangkrutnya suatu perusahaan. Alasan-alasan ini adalah membiarkan harga saham menentukan strategi, pertumbuhan yang terlalu cepat, mengabaikan konsumen, mengabaikan pergeseran paradigm, melibatkan diri dalam perang harga yang berkepanjangan, mengabaikan kewajiban-ancaman-krisis, terlalu sering berinovasi, buruknya perencanaan, sinergi yang gagal, dan sikap arogan. Sebab- sebab kebangkrutan dapat berasal dari internal perusahaan, antara lain salah urus, dan sebab eksternal berkaitan dengan berubahnya lingkungan bisnis. Perusahaan yang mengalami kebangkrutan ini hanya punya dua opsi, yakni menyatakan pailit menurut hukum atau melakukan upaya-upaya pemulihan dengan berupaya meningkatkan efisiensi dan produktivitas. 18 “Permohonan pailit sebagaimana dimaksud dalam ayat ini hanya dapat diajukan oleh Badan Pengawas Pasar Modal, karena lembaga tersebut Dalam hal kepailitan, perusahaan pialang berbeda dengan perusahaan- perusahaan lain. Kepailitan terhadap perusahaan pialang hanya dapat dimohonkan oleh lembaga yang mengawasi perusahaan pialang yakni Badan Pengawas Pasar Modal Bapepam. Hal ini sebagaimana yang telah diatur dalam Pasal 2 ayat 4 UUK dan PKPU yang menyatakan bahwa: “Dalam hal debitor adalah perusahaan efek, bursa efek, lembaga kliring dan penjaminan, lembaga penyimpanan dan penyelesaian, permohonan pernyataan pailit hanya dapat diajukan oleh Badan Pengawas Pasar Modal”. Penjelasan ketentuan Pasal 2 ayat 4 UUK dan PKPU menyatakan bahwa: 18 Ibid., hal. 128-129. Universitas Sumatera Utara 9 melakukan kegiatan yang berhubungan dengan dana masyarakat yang diinvestasikan dalam efek di bawah pengawasan Badan Pengawas Pasar Modal. Badan Pengawas Pasar Modal juga mempunyai kewenangan penuh dalam hal pengajuan permohonan pernyataan pailit untuk instansi-instansi yang berada di bawah pengawasannya, seperti halnya kewenangan BI terhadap bank”. Berdasarkan ketentuan tersebut, maka UUK dan PKPU telah membatasi bahwa dalam hal debitor yang memiliki kegiatan usaha di bidang pasar modal, permohonan pernyataan pailit terhadapnya semata-mata hanya dapat dilakukan oleh BAPEPAM. Hal tersebut dikarenakan hanya BAPEPAM yang memiliki kewenangan untuk mengawasi seluruh kegiatan yang bergerak dalam kegiatan pengumpulan dana masyarakat yang diinvestasikan dalam efek. Berdasarkan ketentuan Pasal 3 ayat 1 dan 2 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, BAPEPAM merupakan lembaga yang berwenang melakukan pembinaan, pengaturan, dan pengawasan sehari-hari kegiatan pasar modal serta berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Keuangan. Setelah dibentuknya Otoritas Jasa Keuangan OJK berdasarkan Undang- Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan, selanjutnya disebut UUOJK, maka sejak tanggal 31 Desember 2012, fungsi, tugas, dan wewenang pengaturan dan pengawasan kegiatan jasa keuangan di sektor pasar modal, perasuransian, dana pensiun, lembaga pembiayaan, dan lembaga jasa keuangan lainnya beralih dari Menteri Keuangan dan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan BAPEPAM-LK ke OJK sebagaimana yang telah diatur dalam Pasal 55 ayat 1 UUOJK. Dengan adanya ketentuan tersebut, maka secara otomatis BAPEPAM dihapus secara kelembagaan dan digantikan oleh Universitas Sumatera Utara 10 OJK. Dengan demikian, beralih pula kewenangan yang dimiliki BAPEPAMke OJKdalam mengajukan permohonan pernyataan pailit sebagaimana yang telah diatur dalam Pasal 2 ayat 4 UUK dan PKPU. Berdasarkan pada ketentuan Pasal 2 ayat 4 UUK dan PKPU, maka satu- satunya pihak yang berwenang mengajukan permohonan pailit terhadap perusahaan pialang adalah OJK. Akan tetapi, dalam kasus kepailitan PT. Andalan Artha Advisindo PT. AAA Sekuritas, ketentuan Pasal 2 ayat 4 UUK dan PKPU tersebut tidak diterapkan.Permohonan pernyataan pailit tersebut tidak dimohonkan oleh pihak yang berwenang yakni OJK, melainkan dimohonkan oleh dua nasabah PT. AAA Sekuritas yakni Ghozi Muhammad dan Azmi Ghozi Harharah kepada Pengadilan Niaga Jakarta Pusat. Kasus kepailitan PT. AAA Sekuritas tersebut berawal ketika PT. AAA Sekuritas yang merupakan perusahaan sekuritas nasional yang bergerak di bidang perantara pedagang efek pialang atau broker dan penjamin emisi efek underwriter selaku debitor atau termohon pailit tidak memenuhi kewajibannya membayar tagihan kepada dua nasabahnya selaku kreditor atau pemohon pailit. Tagihan tersebut berdasarkan perjanjian yang telah disepakati oleh PT. AAA Sekuritas dan dua nasabahnya untuk melakukan transaksi repo 19 19 Transaksi RepoRepurchasement Agreement adalah transaksi jual surat berharga efek dengan janji dibeli kembali pada waktu dan harga yang telah ditetapkan atau disepakati para pihak., dalam Repurchasment Agreemen. Dalam transaksi tersebut pemohon pailit berkewajiban memberi dan atau menyetorkan kepada termohon dana sebesar Rp. 24.000.000.000,00 dua http:www.hukumonline.comberitabacalt55cfe5e1b1d0eada-yang-janggal-dalam- kasus-pailit-aaa-sekuritas, diakses pada tanggal 09 Oktober 2016. Universitas Sumatera Utara 11 puluh empat miliar rupiah untu membeli saham-saham pada BRI INDO dan FRN Garuda. Kewajiban tersebut telah dipenuhi oleh pemohon. Kemudian, hingga tanggal jatuh tempo pengembalian atau pembelian kembali, termohon tidak melaksanakan kewajibannya untuk menyelesaikan dan atau mengembalikan dana pemohon untuk membeli kembali saham-saham tersebut. Atas dasar hal tersebut, pemohon mengajukan permohonan pernyataan pailit terhadap PT. AAA Sekuritas kepada Pengadilan Niaga Jakarta Pusat. Sebelum mengajukan permohonan pailit tersebut, pemohon telah menyampaikan teguran atau peringatan serta memberitahukan baik melalui pesan media elektronik email maupun surat somasi kepada termohon. Akan tetapi, termohon tidak mempunyai itikad baik untuk mengembalikan dana tersebut kepada pemohon. 20 Majelis Hakim dalam putusan pailit tersebut memutuskan menerima permohonan pernyataan pailit pemohon dua nasabah terhadap termohon PT. AAA Sekuritas karena dalam pertimbangannya menilai permohonan pernyataan pailit tersebut telah memenuhi syarat permohonan pailit sebagaimana yang diatur dalam Pasal 2 ayat 1 dan Pasal 8 ayat 4 UUK dan PKPU. 21 Dalam kasus kepailitan tersebut terlihat suatu kesalahan, baik yang dilakukan oleh pemohon pailit maupun Majelis Hakim. Pemohon pailit mengajukan permohonan pernyataan pailit terhadap PT. AAA Sekuritas kepada Pengadilan Niaga Jakarta Pusat tanpa melalui Otoritas Jasa Keuangan sebagai pihak yang berwenang. Dan Majelis Hakim tidak mempertimbangkan ketentuan Pasal 2 ayat 4 UUK dan PKPU. Berdasarkan ketentuan tersebut, seharusnya 20 Putusan Pailit Tanggal 29 Juni 2015 No. 08Pdt.Sus.PAILIT2015PN.Niaga.Jkt.Pst. 21 Ibid. Universitas Sumatera Utara 12 pemohon pailit tidak berwenang mengajukan permohonan pernyataan pailit terhadap termohon pailit, melainkan pihak yang berwenang untuk mengajukan permohonan pernyataan pailit terhadap termohon pailit hanya Otoritas Jasa Keuangan. Menurut Nurahman, selaku Deputi Eksekutif Pasar Modal II OJK, bahwa gugatan pailit yang diajukan dua nasabah PT. AAA Sekuritas tidak sesuai peraturan perundang-undangan yakni ketentuan Pasal 2 ayat 4 UUK dan PKPU. Atas dasar ketentuan tersebut, OJK telah mengirimkan surat yang ditujukan kepada Ketua Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat terkait dengan permohonan gugatan pailit tersebut. Dalam suratnya, OJK menjelaskan mengenai siapa yang berhak mengajukan permohonan pernyataan pailit terhadap perusahaan di sektor pasar modal. Akan tetapi surattersebut tidak direspon. 22 Menurut Ketua Asosiasi Kurator dan Pengurus Indonesia AKPI James Purba, putusan Majelis Hakim Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat yang mengabulkan permohonan pailit terhadap PT. AAA Sekuritas, selain dinilai melanggar ketentuan UUK dan PKPU, juga dari awal proses persidangan permohonan pailit tersebut sudah menjadi permasalahan. Hal itu terlihat dari tidak adanya jawaban yang diajukan oleh advokat debitor dalam persidangan. 23 Apabila ketentuan Pasal 2 ayat 4 UUK dan PKPU tidak diterapkan dan dipatuhi, dengan kata lain permohonan pernyataan pailit dilakukan secara langsung oleh nasabah tanpa melalui atau melibatkan Otoritas Jasa 22 http:www.hukumonline.comberitabacalt55fc0566266a1ojk--putusan-pailit-aaa- sekuritas-tak-sesuai-uu, diakses pada tanggal 09 Oktober 2016. 23 Ibid. Universitas Sumatera Utara 13 Keuangan,maka hal ini akan sangat merugikan tidak hanya perusahaan efek melainkan juga nasabah perusahaan efek lainnya. Berdasarkan permasalahan tersebut di atas, maka judul skripsi yang akan diteliti adalah “Perlindungan Hukum terhadap Perusahaan Pialang dalam Kepailitan Studi Putusan Pengadilan Niaga Jakarta Pusat Nomor 08Pdt.Sus.Pailit2015PN.Niaga.Jkt.Pst”

B. Perumusan Masalah