124
tersebut tidak membayar lunas sedikitnya satu utang, dan utang tersebut telah jatuh waktu dan dapat ditagih. Serta persyaratan tersebut telah terbukti secara
sederhana. Secara materil, PT. AAA Sekuritas telah memenuhi persyaratan untuk dapat dinyatakan pailit. Akan tetapi, secara formil putusan pernyataan
pailit terhadap PT. AAA Sekuritas tersebut telah bertentangan dengan UUK dan PKPU. Berdasarkan ketentuan Pasal 2 ayat 4 UUK dan PKPU, maka
permohonan pernyataan pailit terhadap PT. AAA Sekuritas hanya dapat diajukan oleh OJK selaku otoritas yang berwenang, karena PT. AAA
Sekuritas merupakan perusahaan yang bergerak di sektor pasar modal. Dengan kata lain, bahwa kreditornasabah tidak berwenang dalam
mengajukan permohonan pernyataan pailit terhadap PT. AAA Sekuritas. Dengan demikian, bahwa dalam putusan pernyataan pailit terhadap PT. AAA
Sekuritas tersebut, hakim dalam pertimbangannya telah melakukan kesalahankekeliruan dengan tidak mempertimbangkan ketentuan Pasal 2 ayat
4 UUK dan PKPU, sehingga perusahaan tersebut dinyatakan pailit.
B. Saran
Adapun saran-saran yang dapat penulis kemukakan dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:
1. UUK dan PKPU telah mengatur secara tegas terkait dengan kepailitan, baik
pengaturan mengenai persyaratan dalam kepailitan, pihak-pihak yang dapat mengajukan permohonan pernyataan pailit maupun pihak-pihak yang dapat
dinyatakan pailit oleh pengadilan niaga. Oleh karena itu, setiap pihak khususnya kreditor harus mematuhi ketentuan dalam UUK dan PKPU
Universitas Sumatera Utara
125
tersebut. Apabila UUK dan PKPU telah mengatur secara tegas terkait pihak yang berwenang dalam mengajukan permohonan pernyataan pailit terhadap
debitor tertentu, maka kreditor harus mengikuti ketentuan yang ada. Dengan kata lain, bahwa kreditor harus melalui otoritas yang berwenang dalam
mengajukan permohonan pernyataan pailit tersebut, sehingga perkara kepailitan sebagaimana yang dialami oleh PT. AAA Sekuritas yang
dipailitkan oleh kreditornya sendiri secara langsung tanpa melalui OJK tidak terjadi kembali di kemudian hari.
2. Khusus dalam hal debitor adalah perusahaan efek, baik sebagai penjamin
emisi efek, perantara pedagang efekpialang maupun manajer investasi, permohonan pernyataan pailit hanya dapat diajukan oleh OJK. Akan tetapi,
sampai saat ini OJK belum mengeluarkan peraturan terkait dengan prosedur kepailitan perusahaan efek. Oleh karena itu, mengingat OJK merupakan
lembaga yang memiliki kewenangan dalam pengaturan dan pengawasan kegiatan usaha di sektor pasar modal, maka OJK perlu membuat suatu
peraturan yang secara khusus mengatur tata caraprosedur dalam mengajukan permohonan pernyataan pailit terhadap perusahaan yang bergerak di sektor
pasar modal sebagaiman OJK telah membuat peraturan mengenai prosedur kepailitan perusahaan perasuransian, sehingga dengan adanya aturan tersebut,
kepastian hukum terkait pihak yang berwenang dalam mengajukan permohonan pernyataan pailit terhadap perusahaan yang bergerak di sektor
pasar modal semakin jelaspasti.
Universitas Sumatera Utara
126
3. Pengadilan niaga sebagai lembaga peradilan yang berwenang mengadili dan
memutus permohonan pernyataan pailit, baik yang diajukan oleh debitor sendiri, kreditor, maupun otoritas yang berwenang, seperti Kejaksaan, Bank
Indonesia, OJK, dan Menteri Keuangan, harus menggunakan ketentuan sebagaimana yang telah diatur secara tegas dalam UUK dan PKPPU,
sehingga putusan yang dihasilkan dalam suatu perkara kepailitan sesuaiberdasarkan dengan UUK dan PKPU. Karena apabila putusan yang
dihasilkan tidak sesuai dengan ketentuan kepailitan yang berlaku, maka hal tersebut akan menimbulkan ketidakpastian hukum serta menimbulkan
polemik di masyarakat sebagaiman putusan pailit terhadap PT. AAA Sekuritas. Selain itu, hal tersebut tentu akan merugikan pihak-pihak terkait,
tidak hanya pihak debitor yang dinyatakan pailit, tetapi juga pihak lain yang dirugikan akibat adanya putusan pernyataan pailit tersebut, seperti para
nasabah lain dari PT. AAA Sekuritas. Hal tersebut juga akan merugikan lembaga peradilan karena telah menggunakanmenerapkan ketentuan hukum
yang salah dalam membuat suatu keputusan.
Universitas Sumatera Utara
27
BAB II PENGATURAN HUKUM TENTANG PIHAK-PIHAK YANG DAPAT
MENGAJUKAN PERMOHONAN PERNYATAAN PAILIT DALAM UNDANG-UNDANG KEPAILITAN
A. Persyaratan Permohonan Pernyataan Pailit