Siklus PLTG Operasi PLTG

8 a. Pemanpatan compression udara dihisap dan dimanpatkan. b. Pembakaran conbustion bahan bakar dicampurkan kedalam ruang bakar dengan udara kemudian dibakar. c. Pamuaian expansion gas hasil pembakaran memuai dan mengalir keluar melalui nozel. d. Pembuangan gas exhaust gas dari hasil pembaharan dikeluarka lewat saluran pembuangan. Dikenyataannya, tidak ada proses yang selalu ideal tetapi akan terjadi kerugian – kerugian dimana akan menyebabkan turunnya daya yang dihasilkan. Sebab – sebab terjadinya kerugian tersebut : a. Adanya gesekan fluida yang menyebabkan terjadinya kerugian tekanan pressure Losses diruang bakar. b. Adanya kerja yang berlebih waktu proses kompresi yang menyebabkan terjadinya gesekan antara bantalan turbin dan angin. c. Berubahnya nilai cp dari fluida kerja akibat terjadinya perubahan temperatur dan perubahan komposisi kimia dari fluida kerja. d. Adanya mechanical loss, dll. Dalam hal guna memperkecil kerugian yang akan terjadi dapat dilakukan perawatan dengan teratur.

2.1.2. Siklus PLTG

PLTG ini sendiri menggunakan siklus Brayton. Siklus ini merupakan siklus daya termodinamika ideal untuk turbin gas, sehingga saat ini siklus ini yang sangat pouler digunakan oleh para pembuat mesin urbin atau manufaktur dalam analisa untuk up-grading performance. Siklus brayton ini terdiri dari proses kompresi isentropik yang diakhri dari proses pelepasan panas pada tekanan konstan [Maherwan P. Boyce. 2002]. Pada siklus brayton tiap-tiap keadaan proses dapat dianalisa dengan cara : Universitas Sumatera Utara 9 Gambar 2.2. Siklus Brayton • Proses 1 2 kompresi isentropik Kerja yang dibutuhkan oleh kompresor : Wc = ma h2 – h1 • Proses 2 3 pemasukan tekanan konstan pada tekanan konstan. Jumlah kalor yang dihasilkan : Qa = ma + mf h3 – h2 • Proses 3 4, ekspansi isentropik didalam turbin Daya yang dibutuhkan turbin : WT = ma + mf h3 – h4 • Proses 4 4, pembuangan panas pada tekanan konstan keudara. Jumlah kalor yang dilepas : QR = ma + mf h4 – h1 Universitas Sumatera Utara 10

2.1.3. Operasi PLTG

Dari segi operasi mesin turbin gas tergolong unit yang masa start nya pendek, yaitu antara 15 – 30 menit, dan kebanyakan dapat di Start tanpa pasokan daya dari luar, yaitu menggunakan mesin diesel sebagai motor Start. Dari segi pemeliharaan, unit PLTG mempunyai selang waktu pemeliharaan yang pendek yaitu 4000 – 5000 jam operasi. Semakin sering mesin melakukan Start – Stop, makin pendek selang waktu pemeliharaannya. Walaupun jam operasi belum mencapai 4000 jam, tetapi jika jumlah startnya telah mencapai 300 kali, maka sistem turbin gas tersebut harus mengalami pemeriksaan dan pemeliharaan. Saat dilakukan pemeriksaan, hal – hal yang perlu mendapat perhatian khusus adalah bagian yang terkena aliran gas hasil pembakaran yang suhunya mencapai 1300 C, seperti ruang bakar,saluran gas panas dan sudu – sudu turbin. Bagian ini umumnya mengalami merusakan sehingga perlu diperbaiki atau diganti. Proses Start – Stop akan mempercepat proses kerusakan, karena proses ini merupakan proses pemuaian dan pengerutan yang tidak kecil. Hal ini disebabkan sewaktu unit dingin suhunya sama dengan suhu ruangan. Dari segi efisiensi pemakaian bahan bakar unit sistem turbin gas tergolong unit termal yang efisiensinya paling rendah yaitu sekitar antara 15 – 25. Dalam perkembang penggunaan PLTG di PLN akhir ini digunakan unit turbin gas Aero Derivative, yaitu turbin gas pesawat terbang yang dimodifikasi menjadi turbin gas penggerak generator.

2.1.4. Bagian Utama PLTG

Dokumen yang terkait

Peningkatan Efektifitas Mesin Blowing Berdasarkan Evaluasi Overall Equipment Effectiveness dan FMEA pada Industri Manufaktur Plastik

13 124 92

Integrasi Overall Equipment Effectiveness dan Failure Mode and Effect Analysis untuk Meningkatkan Efektivitas Mesin Hammer Mill di PT. Salix Bintama Prima

12 167 136

Penerapan Total Productive Maintenance Pada Pembangkit Listriktenaga Gas Gt 2.1 Dengan Metode Overall Equipment Effectiveness

29 159 132

Pengukuran Nilai Overall Equipment Effectiviness (OEE) Sebagai Dasar Implementasi Total Productive Maintenance (TPM) (Studi Kasus di PT INALUM Batu Bara Sumatera Utara)

11 110 156

Study Peningkatan Overall Equipment Effectiveness Melalui Penerapan Total Productive Maintenance Di PTPN IV PKS Pasir Mandoge

19 90 160

Analisa pada Pembangkit Listrik Tenaga Gas GT 2.1 dengan Metode Overall Equipment Effectiveness (OEE) untuk Memetakan Efisiensi Produksi di PT. PLN SECANANG – BELAWAN

3 4 13

Analisa pada Pembangkit Listrik Tenaga Gas GT 2.1 dengan Metode Overall Equipment Effectiveness (OEE) untuk Memetakan Efisiensi Produksi di PT. PLN SECANANG – BELAWAN

0 0 2

Analisa pada Pembangkit Listrik Tenaga Gas GT 2.1 dengan Metode Overall Equipment Effectiveness (OEE) untuk Memetakan Efisiensi Produksi di PT. PLN SECANANG – BELAWAN

0 1 5

Analisa pada Pembangkit Listrik Tenaga Gas GT 2.1 dengan Metode Overall Equipment Effectiveness (OEE) untuk Memetakan Efisiensi Produksi di PT. PLN SECANANG – BELAWAN

0 3 39

Analisa pada Pembangkit Listrik Tenaga Gas GT 2.1 dengan Metode Overall Equipment Effectiveness (OEE) untuk Memetakan Efisiensi Produksi di PT. PLN SECANANG – BELAWAN

0 1 2